webnovel

Mencintaimu Dalam Diam

Ketika dirinya mulai memasuki bangku perkuliahan, disitulah jatuh cinta mulai terukir di hatinya. Aiza Shakila, seorang wanita berusia 18 tahun yang memiliki sifat pendiam dan suka menyendiri namun menyukai Arvino Azka, Seorang Dosen yang tampan, angkuh dan dikenal kejam oleh para mahasiswanya. Aiza menyimpan perasaan pada Arvino dan hanya melalui ucapan doa saja yang ia lakukan selama ini ketika mencintai Arvino karena Allah. Menyukai dalam diam bahkan mulai mencintai Arvino selama ini membuat Aiza harus menahan diri untuk tidak mengungkapkannya ketika dirinya mulai bersaing oleh banyak wanita yang mendekati Arvino dan menundukan pandangannya kepada yang bukan mahramnya. "Ya Allah. Maaf aku jatuh cinta."

Lia_Reza_Vahlefi · Urban
Not enough ratings
62 Chs

Chapter 42

Setelah tiba di rumah, Arvino memutuskan kali ini untuk tinggal sementara dirumah bunda Ayu. Sebenarnya Arvino sedikit keberatan karena ya... anggap saja ia memiliki keinginan berduaan dengan Aiza di rumahnya sendiri tanpa ada Ayah dan bundanya.

Namun seorang ibu tetaplah seorang ibu yang mengkhawatirkan kondisi anaknya. Ayu menyuruhnya untuk tinggal sementara dirumahnya selama Arvino belum mendapatkan donor mata hanya karena alasan supaya bisa bantu-bantu Aiza merawat dirinya.

"Masya Allah. Alhamdulillah Putra Putri ibu sudah tiba." sambut Ayu yang kini baru saja keluar dari rumahnya.

Aiza dan Arvino mengecup punggung tangan bundanya dan setelah itu Aiza berinisiatif mengambil beberapa kotak tahu Sumedang pesanan Ayu saat perjalanan pulang ke Samarinda.

"Ayo kita makan. Bunda sudah buat masakan kesukaan kamu." ucap Ayu dengan antusias sambil mengamit lengan putranya dan di belakang mereka ada Aiza yang sudah membawa beberapa kotak kemasan tahu Sumedang beserta Randi yang telah menarik dua koper milik Arvino.

"Sebenarnya bunda tidak perlu repot-repot. Aiza bisa memasak." ucap Arvino.

"Sudah tidak apa-apa. Ayo bunda antar kamu ke ruang makan."

Mereka pun akhirnya menuju ruang makan dan Aiza sendiri dengan sepenuh hati menyuapkan Arvino meskipun Arvino sempat menolaknya. Hanya untuk makan tentu saja Arvino bisa melakukannya kalau bukan ucapan Aiza yang membuatnya tidak bisa menolak sama sekali.

"Aku ingin suapin mas Vin."

Mungkin kata-kata itu adalah hal yang biasa saja bagi sebagian orang lain tapi tidak dengan Arvino yang mengetahui istrinya itu irit bicara lalu tiba-tiba berkata hal-hal yang membuatnya senang sekaligus bahagia. Jadi, kenapa tidak? Tentu saja Arvino tidak akan menolaknya.

"Mau tambah lagi mas?"

Arvino menggeleng. "Sudah cukup. Mas sudah kenyang."

Suara deringan ponsel milik Ayu berbunyi. Ayu pun segera menerima panggilan tersebut namun tanpa ia sadari Aiza memperhatikan raut wajah Ayu secara seksama seperti sedang syok terhadap sesuatu.

"Bunda pergi dulu sebentar. Kalian tunggu dirumah sini." Ayu beranjak dari duduknya setelah menghabiskan makanannya diikuti dengan Azka yang memasang raut wajah serius.

"Bunda mau kemana?" tanya Arvino lagi namun Ayu sudah melenggang pergi bersama Azka yang sedang terburu-buru.

"Bunda baik-baik saja kan Za?"

Aiza terlihat ragu. Tapi karena ia tidak ingin membuat suaminya khawatir, ia pun menggenggam punggung tangan Arvino. "Iya mas."

"Bunda sudah pergi?"

"Sudah."

"Sama Ayah juga?"

"Hm."

"Kamu yakin?"

"Iya mas."

"Beneran?"

"Iya."

Tiba-tiba Arvino berdiri dari duduknya dan membuat Aiza mendongakkan wajahnya menatap suaminya yang berdiri menjulang di depan matanya.

"Mas mau ngapa- aaaaaaaaaa."

Tanpa diduga Arvino menggendong tubuh Aiza dengan posisi bridestyle sehingga secara refleks Aiza mengalungkan kedua lengannya pada leher Arvino secara terkejut.

"Mas!-"

"Tugas kamu tinggal kasih tau arah-arahnya. Jangan sampai mas nabrak sesuatu. Kamar mas di lantai atas."

"Tapi-"

"Diam dan menurut." bisik Arvino.

Aiza menjadi gugup. Ini pertama kalinya Arvino menggendong tubuhnya seperti ini. Yang ia bisa lakukan saat ini adalah menyenderkan pipinya didada bidang suaminya. Wajahnya sudah bersemu merah bahkan ia bisa mendengar bagaimana detak jantung Arvino yang terpacu sangat cepat.

Sedangkan Arvino, pria itu hanya tersenyum-senyum sendiri karena untuk pertama kalinya ia melakukan hal ini ada Aiza. Ah jangan lupakan jika saat ini Aiza kembali melakukan kebiasaannya jika sedang malu dengan menenggelamkan wajahnya dilehernya. Arvino bisa merasakan bagaimana hembusan hangat nafas Aiza di lehernya.

"Mas. Turunkan aku." pinta Aiza.

"Mas gak mau."

"Tapi nanti kita jatuh."

"Meragukan mas yang kuat ini?" kekeh Arvino yang sudah menaiki anak tangga satu per satu dengan perlahan dan hati-hati.

"Mas-"

"Mumpung gak ada Ayah sama Bunda. Aku ingin berduaan denganmu tanpa terusik sedikitpun.." bisik Arvino dengan nada seriusnya.

🖤🖤🖤🖤

Nah, mereka mau ngapain sih?🙄 Penasaran ah sama si pengantin baru itu wkwkw 😄

Eitsss kalau kalian mau tau spoiler next chapter, kalian bs pantengin snapgram ig author ya : Ig, lia_rezaa_vahlefii.

Sehat selalu buat kalian💕

  With Love

LiaRezaVahlefi