220 MERASA HAMPA

Di kamar....

Sheisha duduk diam menahan rasa sesak di dadanya setelah Azam pergi. Air matanya mengalir begitu saja di pipinya walau hatinya sudah berusaha menahannya.

"Kenapa aku masih saja menangis? harusnya aku tidak boleh lagi menangis." ucap Sheisha sambil mengusap air matanya dengan nafas tertahan.

"Ya Tuhan, aku harus bagaimana menjalani hidup tanpa Azam?? terasa sangat berat." ucap Sheisha sambil bangun dari duduknya untuk bersiap-siap berangkat kerja.

"Tok...Tok...Tok"

"Non Sheisha."

Tiba-tiba pintu kamar Sheisha terketuk dan terdengar suara Bibi Atun memanggilnya namanya.

Masih dengan perasaan sedih Skripsi membuka pintu kamarnya.

"Ceklek"

"Ada apa Bibi Atun?" tanya Sheisha dengan wajah sedih.

"Ada Den Harry menunggu di teras depan. Mau menjemput Non Sheisha untuk kerja?" ucap Bibi Atun dengan tenang.

"Hah?? Harry ke sini?? apa sendirian Bi?" tanya Sheisha dengan wajah tampak terkejut.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter