1 Kedatangan Menantu Baru

Bu Minah adalah ibu mertua saya. Dia memiliki 3 orang anak dan semuanya laki-laki. Suami saya, mas Ferry adalah anak ke dua. Dia mempunyai kakak laki-laki yang bernama Adi dan adik laki-laki yang bernama Rangga.

Rangga telah menikah dan memiliki satu orang anak yang berusia 1,5 tahun. Arka nama anaknya dan Rika nama istrinya.

Sedangkan Mas Adi baru saja menikah. Padahal dia anak yang paling tua. Ya.... Bisa dibilang bujang tua.

Hari ini kami semua kedatangan anggota baru di rumah ini. Iya, menantu baru. Setalah seminggu yang lalu melangsungkan pesta pernikahan di kampung halaman istrinya. Hari ini mas Adi memboyong istrinya ke rumah ini.

"Rikaaaa...." Teriak ibu mertuaku dari ruang tamu.

"Iya buuuu...." Jawab Rika.

"Coba kemari dulu." Pinta ibu.

Rika yang tengah beristirahat dan menyusui anaknya. Terusik karena panggilan sang ibu mertua.

"Iya ada apa, bu?" Rika menghampiri ibu mertua

"Cepat kamu bersihkan kamar Adi sekarang."

"Iya bu. Tapi Rika menidurkan Arka dulu ya, bu."

"Nanti saja menidurkan Arka. Kamu bersihkan dulu kamarnya Adi."

"Tapi, bu."

"Cepat!!!! Bersihkan sekarang!!!!" Ibu sedikit membentak Rika.

Rika yang gelagapan dan takut pada ibu mertuanya. Ia pun segera membersihkan kamar Adi. Ia tidak peduli dengan Arka yang sedang cerewet dan menangis karena menahan kantuk.

Mendengar percakapan mereka, aku segera keluar dari kamar dan menghampiri ibu mertuaku.

"Kapan mas Adinya datang, bu?" Tanyaku

"Nanti malam katanya."

"Inikan masih tengah hari bu. Kasihan si Rika habis beberes rumah juga. Dia belum ada istirahat sama sekali. Lagi pula si Arka masih cerewet karena matanya sangat mengantuk, bu. Sebaiknya nanti sore saja membersihkan kamarnya mas Adi, bu."

Alih-alih menjawab usulanku. Ibu mertuaku malah tidak menghiraukan perkataanku dan beranjak dari tempat duduknya kemudian meninggalkanku.

Rika yang sedang membawa sapu dan sambil menggendong Arka yang tengah menangis cerewet. Ia menuju kamar mas Adi.

"Rika." Panggilku.

"Iya, kak." Jawabnya.

"Sini sapunya. Biar aku saja yang membersihkan kamar mas Adi."

"Tapi, kak."

"Sudah, nggak apa-apa. Biar aku yang membersihkan kamar mas Adi. Kamu ajak Arka ke kamar gih. Tidurkan Arka, kasihan Arka menangis terus dari tadi."

"Iya, kak. Makasih ya, kak."

"Iya."

Walaupun aku dan Rika sama-sama menantu di rumah ini. Tapi, aku dan Rika tidak pernah bersitegang. Kami selalu akur dan saling bantu membantu dalam urusan masak dan bersih-bersih rumah.

Rika sebenarnya orang yang baik, sopan, dan ramah tamah. Setiap disuruh ibu, dia selalu segera. Tapi, hanya saja ibu yang tidak pernah menyukai Rika. Apa yang dilakukan Rika selalu salah di mata ibu. Sedari awal hubungan Rangga dan Rika sudah tidak direstui ibu. Ibu juga berusaha menentang pernikahan Rika dan Rangga. Tapi, Rangga tetap bersikeras untuk tetap menikahi Rika.

"Astaga.... Kotor sekali kamar ini." Keluhku. Entah kapan terakhir kali kamar ini disapu? Sepertinya tidak pernah disapu sama sekali. Baju-baju kotor menumpuk di mana-mana. Penuh debu dan sampah-sampah bekas makanan.

"Ganteng sih. Tapi, jorok!!!!" Ucapku lagi.

Ku ambil semua baju-baju kotor mas Adi dan ku putar dalam mesin cuci. Ku lap semua lemari-lemari dan barang-barang dikamarnya. Setelah itu baru ku sapu dan ku pel.

Tiba-tiba ibu mertuaku datang ke kamar mas Adi.

"Hesty?"

"Iya, bu."

"Ngapain kamu di sini? Jangan-jangan kamu yang membersihkan kamar Adi?"

"Anu, bu."

"Mana Rika?"

"Di kamarnya, bu. Sedang menidurkan si Arka. Tadi Arka cerewet banget, bu."

Lagi-lagi ibu tidak mendengarkan perkataanku. Dia berlalu begitu saja menuju kamar Rika.

"Dordordor...." Ibu menggedor pintu kamar Rika.

"Rikaaaaaa....." Teriak ibu

"Rikaaaaa... Rikaaa..."

"Iya, bu." Rika keluar dari kamarnya dan segera menutup pintu kamarnya takut si Arka bangun.

"Tadikan ibu yang menyuruh kamu membersihkan kamar Adi. Lalu kenapa kamu menyuruh Hesty yang membesihkan kamar Adi?" Ibu memarahi Rika.

"Anu, bu. Tadi kak Hestynya sendiri yang ingin membersihkan kamar mas Adi."

"Alaaaah.... Hestynya sendiri atau kamu yang menyuruhnya?"

"Benar, bu. Kak Hestynya sendiri yang ingin membersihkan kamar mas Adi.

"Ibu tidak percaya!"

Mendengar keributan mereka berdua. Aku menghentikan kegiatan bersih-bersihku dan segera menghampiri mereka berdua.

"Benar kok, bu. Hesty sendiri yang ingin membersihkan kamar mas Adi."

Ibu sedikit menolehku sebentar.

"Kalau pun Hestynya sendiri yang menginginkan. Tapi, kamu nggak pantas membiarkan Hesty yang mengerjakannya. Ingat ya! Bila kamu yang ibu suruh tapi Hasty yang ternyata mengerjakannya. Awaassss kamu!" Ibu menunjuk-nunjuk ke arah muka Rika.

Kemudian ibu meninggalkan kami berdua. Ku dekati Rika.

"Kamu yang sabar ya, Rik."

"Iya, kak."

"Jangan menyerah. Harus tetap berbuat baik kepada ibu."

"Iya, kak. Insyaa Allah."

*******

"Assalamualaikum."

"Wa alaikumsalam." Ku buka pintu depan.

"Eh, mas Adi."

"Ibu mana?"

"Ada tuh di dalam."

Mas Adi langsung masuk ke dalam rumah. Sedangkan istrinya masih sibuk melepas sepatu hak tingginya.

"Ini istrinya mas Adi?"

"Iya, kenapa?!" Jawabnya sedikit sinis

"Nggak apa-apa, mbak."

"Sombong amat! Belum tahu dia siapa aku. Awas aja kalau bikin onar di daerah kekuasaanku." Gerutuku dalam hati.

Tanpa bertanya aku ini siapa. Dia langsung menyelonong masuk ke dalam rumah.

Dia memang tidak mengenal siapa aku. Dia tidak tahu bahwa aku adalah adik iparnya. Maklum, perkenalan singkat mas Adi dengan istrinya tidak begitu membuat keakraban diantara kami.

Mas Adi baru 2 bulan mengenal istrinya. Waktu mas Adi mengajak istrinya bersilaturahmi ke rumah kami, kebetulan waktu itu aku sedang tidak ada di rumah. Dan ketika acara pesta pernikahan mas Adi, hanya ibu dan mas Ferry saja yang menghadiri.

*****

"Ibuuuu...." Mas Adi langsung sungkem dan mencium punggung tangan ibu.

Kemudian disusul Istrinya mas Adi yang sungkem dan mencium punggung tangan ibu.

"Duuuuuhhhh, mantu kesayangan ibu akhirnya datang juga."

"Duh, busyyeeettt. Mantu kesayangan katanya." Ucapku pelan hampir tak terdengar.

Sebelum menikah, mas Adi selalu menceritakan kebaikan istrinya dan membangga-banggakan istrinya. Itulah yang membuat ibu menyukai dan menyayangi istri mas Adi.

*******

"Rikkkaaaa....." Teriak ibu.

"Iya, bu."

"Buatkan minuman untuk Adi dan Wulan (istri mas Adi)." Suruh ibu.

"Iya, bu."

Rika pun langsung menuju dapur dan segera membuatkan minum untuk mas Adi dan Wulan istrinya.

Tak selang beberapa lama, Rika membawakan secangkir kopi hitam dan segelas sirup.

"Diminum kak airnya." Tawar Rika.

"Cuma sirup?" Tanya mbak Wulan.

"Iya, kak." Jawab Rika.

"Nggak ada gitu jus buah?"

"Ada." Jawabku. "Mau jus apa? Jus buah beracun juga ada." Tambahku lagi.

avataravatar