webnovel

MEMORIES OF THE UNDERWORLD

Cerita tentang mereka yang dianggap egois,serakah,menjadi orang buangan,diasingkan dimata khayalak. Padahal tak tahu seluk berliku kehidupan mereka,musibah yang mereka alami,ketidak adilan yang mereka terima,keputusa asaan yang mereka sembunyikan. Berharap bisa mengubah pola pandang dan pola fikir yang lebih dulu menjatuhkan pandangan tanpa pikir panjang dengan mengetahui dari sudut pandang mereka

Asnow · Teen
Not enough ratings
41 Chs

Hoppy The Dandelion Flower

Siluet jingga membuat iris coklatku terlihat jelas. Aku suka,karena surya tak begitu berkira sehingga sang pelari sepertiku bisa memandang diam dibawah sini. Saat menyebutnya,memiliki kesan hangat layaknya namaku, Hop Hapiily. Hop dari kata hope,Hapi dari kata happy, Ily dari singkatan i love you,Hoppy! Yang artinya semoga bahagia aku mencintaimu. Namun tampaknya hanya sekedar nama,aku bahkan membuat orang-orang tidak nyaman dengan kehadiranku,contohnya ibu yang ku renggut bahagia dan harapan hidupnya,tetapi aku lahir dengan berkat cinta darinya melalui namaku. Dan ayah yang tidak ku ketahui keberadaannya,masih diatas atau mungkin sudah dibawah sana,ah sudahlah. Aku tidak berniat mencarinya,aku masih memiliki dua bocah yang harus ku rawat, Jiri dan Momo.

"Kak,sedang apa kau?"Jiri menaikkan sebelah alisnya

"Bernafas"kataku merasa terusik,sangat jarang aku bisa berleha-leha begini. Setiap hari hanya tahu bekerja dan bekerja sampai badanku terasa remuk semua. Beruntung hari ini nenek tua itu meliburkan jika tidak malam ini aku akan tidur dengan lebam yang baru,bagaimana tidak,selain menjadi kuli panggul dia masih menyuruhku menyusun beberapa alat bangunan,aku sering pulang malam. Di rumah selalu dicurigai bekerja yang tidak tidak. Semua ada awalnya,kini aku sudah terbiasa,tapi tetap saja tidur dengan badan lebam begitu tidak nyaman.

"Hah,kau akan mencemari udara,berhentilah selagi bisa"ledek Jiri. Bocah satu ini memang seperti namanya,liar. Berbicara selalu blak-blakan,berfikir pendek dan kekanak-kanakkan meskipun sekarang dia sudah SMA

"Bocah tengik. Menjauhlah dariku" ketusku merasa dia akan meminta sesuatu seperti biasanya

"Berikan aku uang dan aku akan menghilang dari hadapanmu sampai uang itu habis"katanya menggosok-gosok dagu, benarkan. Setelah beralasan uang sekolah dia akan memakainya untuk bersenang-senang. Meski berkali-kali ku beri pelajaran dia tidak jera sampai aku bosan mengurusinya

"Sudahlah Jiri,lebih baik kau menjauh darinya jika tidak ingin mencium bau busuk lelaki tua"Momo menyindir. Lebih tepatnya dia sedang mencaciku. Hah...mau bagaimana lagi,mereka berdua adalah adikku. Mau tidak mau aku harus berlapang dada. Jarak umurku dengan mereka 3 tahun sedangkan Momo hanya lebih tua setahun dari Jiri. Jika Jiri blak-blakan,Momo adalah gadis yang kasar dan impulsif,sangat susah berbicara dengannya dibandingkan Jiri

"Hey,dari lelaki tua itulah uang datang"tentu saja aku harus melawannya dengan tidak tahu malu,walaupun aku tidak seperti itu. Aku terbiasa memakai topeng didepan semua orang dan semuanya adalah tabiat yang buruk. Alih-alih menjadi gadis polos aku lebih suka menjadi gadis yang lurus tidak berkelit,walaupun bicaraku lantam itu lebih baik daripada mendendam. Ku lihat Momo mendecih jijik,begitulah raut wajahnya setiap melihatku. Kami sering bertengkar ,aku tidak tahu apa alasannya.

"Cih! Kau dengarkan, dia itu ayam kampus!"hardik Momo

Astaga anak ini benar-benar...! "Heh,aku sudah berhenti sekolah dari SMP"ketusku tersenyumm miring

"Aku rasa tidak masalah selama dia memberiku uang"Jiri menggaruk-garuk kepalanya. Ya Tuhan sebentar lagi aku akan berhenti bernafas karena terlalu sering menghelanya kasar, kedua bocah ini telah mengurasnya habis!

Momo mendelik sinis "Dasar mata duitan. Kalau dia bukan ayam kampus berarti dia jalang yang berkeliaran diluar sana!"dengan santainya menyeduh teh

Aku tersentak. Ku rasa sekarang aku tahu mengapa mereka begini,aku jarang berada dirumah dan tidak memberi tahu mereka tentang apapun yang ku kerjakan diluar. Tapi bukan berarti mereka bisa berkata kurang ajar begini,bagaimana jika orang mendengar,pasi akan berfikir adik-adikku adalah anak yatim yang tidak diajar

"Cukup Momo! Bicaramu sudah keterlaluan! Begini caramu bicara dengan kakakmu?!"bentakku tercekat. Dikatai begitu oleh adikku sendiri sungguh menyakitkan. Yang membuatku berkaca-kaca adalah ketika melihat dia tertawa mengejek

'"Jangan sebut namaku dan jangan akui dirimu sebagai kakakku,menjijikkan!"dia pergi begitu saja sambil membawa tehnya

"Hey,mau beri uang atau tidak? Kalau tidak katakan dari tadi! Kenapa membuang waktu ku"decih Jiri menyusul Momo

Meninggalkan ku yang terperangah. Aku terjatuh lemas,karena aku adalah tulang punggung sejak ayah meninggalkan kami diumurku yang ke-12 tahun, aku pergi bekerja dan meninggalkan mereka berdua dirumah,setiap hari pulang terlambat dengan tangan yang terkelupas karena mencuci piring dibeberapa restoran. Saat Momo akan masuk SMP biaya hidup kami bertambah,belum lagi uang les Jiri dan biaya lainnya, karena itu aku memutuskan berhenti sekolah dan menjadi kuli panggul hingga sekarang diumurku yang ke-17.

Aku berfikir tidak masalah mereka salah paham padaku,aku tidak ingin mereka terbebani setelah tahu pekerjaanku, maksudku seperti pekerja lain yang menatapku iba saat mengangkat barang, aku benci dikasihani! Mereka jadi berhati-hati karena aku seorang gadis,rasanya jadi semakin menyedihkan...aku adalah orang yang sangat mementingkan harga diri,jadi kalau adik-adikku juga bersikap sama seperti mereka,egoku akan terluka...tidak masalah menanggung kebencian mereka sampai mereka jadi orang yang berhasil.

Di toko

Pekerjaan hari ini sangat melelahkan,banyak yang harus diangkat bahkan aku tidak sempat terduduk,akhh tulang ku rasanya akan retak begitu duduk karena terlalu lama menahan penat. Aku bolak-balik mengangkat dan memindahkan barang,hingga tengah hari akhirnya selesai juga!

Maksudku jam istirahat. Aku duduk dengan penuh penghayatan,aaah! Akhirnya kakiku bisa istirahat juga. Orang bilang ketika lelah tutuplah matamu dan bayangkan wajah ibumu. Aku bahkan belum pernah melihat wajah ibu ku, jadi aku akan membayangkan wajah Jiri dan Momo. Ditengah kenyamananku itu, aku melihat nenek tua sedang mengeluh seraya bersandar dikursi santainya

"Ya Tuhan, mengapa toko ku sepi begini,aihh kasihanilah aku yang sudah tua ini"eluhnya mengiba dengan kipas ditangnnya dan jangan lupakan kulit yang mengeriput itu

"Nenek tua,mengapa kau begitu berisik,tenanglah sedikit. Toko mu adalah toko yang besar, paling tidak dua tiga pelanggan akan datang. Jangan menyulitkan tubuhmu dengan mengeluh begitu"

Nenek tua itu melemparkan kipas ditangannya padaku "Anak ini! Kau hanya bisa bermalasan saja bekerjalah,bekerja! Apa kau tahu, saat diusiamu aku adalah peringkat 1 di sekolah,semua orang berfikir aku akan menjadi orang kaya besar,tapi coba lihat sekarang aku mengeluh setiap hari diusia senjaku. Dan kau bilang aku berisik? Coba kau rasakan dulu baru bicara!"oceh nenek tua itu. Bertambah satu orang lagi yang membuatku sakit kepala,enteng sekali dia bicara begitu

"Nenek tua, kau bicara seperti sudah pernah merasakan semuanya"kataku menghela nafas, apa dia juga bernasib sepertiku? Tidakkan. Begini juga hidupku lebih keras darinya,setidaknya dia bersekolah hingga akhir,jadi mengapa dia berkeluh seakan orang paling susah didunia

Nenek tua itu tidak berkutik, dia memiringkan mulutnya kesamping seperti anak kecil yang mendongkol ketika diberitahu

``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Hari ini aku pulang jam 12 malam, tadinya ketika memikirkan pulang berjalan kaki sendirian dan jalan yang beraspal panjang membuatku menanti kapan ujungnya, tapi akhirnya aku sampai juga dirumah. Saat membuka pintu tak ada seorangpun yang menyambutku pulang, kapan aku akan merasakan kehangatan yang membuat kedinginan dari luar itu mencair. Dengan jalan terkulai-kulai penat aku menuju kamar segera merebahkan diriku diranjang, ah rasanya seperti berbaring ditengah bulu-bulu yang lembut, tidak perduli walaupun ranjangku adalah dipan. Banyak hal yang mengusikku terutama badanku yang lebam ini,saat malam hari begini aku seringkali tidak kuat lagi,rasanya mau menyerah saja, tapi ketika menutup mata aku melihat wajah adik-adik ku jadi bersemangat kembali. Terlalu naif jika ku bilang tidak pernah merasa marah pada mereka yang sekolah dengan tenang,pernah berfikir mengapa harus aku? Kenapa hanya aku yang memikirkan mereka? Ketika aku pulang mereka mencaciku,apa mereka tahu seberat apa aku bekerja diluar sana? Kapan sebenarnya kebahagiaan akan datang padaku, oh bukan, apakah aku bisa merasa bahagia kelak? Ketika fikiran negatif itu memenuhi segala rongga ditubuhku aku akan berkata "Tidak apa. Ketika mereka sedih, aku juga. Ketika mereka marah, aku juga,ketika mereka bahagia maka aku juga akan bahagia!" kataku berderai air mata,aku tidak ingin mengakuinya,sungguh trik untuk menipu diri sendiri. Tetapi trik kecil seperti ini bisa membuatku keluar dari badai yang datang disetiap gelapnya malam