webnovel

Bab 2

Lisa menarik tangan Rose menyusuri jalanan yang sudah sepi sambil berlari dari seseorang yang sedang mengikuti mereka. Saat akan sampai di depan rumah Rose, Lisa mencoba menolehkan kepala ke arah belakang dan dia mendapati sesosok bayangan gelap sedang mengejar mereka dengan langkah yang tak kalah cepat dari mereka.

"Lari lebih cepat Rose!" Seru Lisa kepada temannya.

Rose yang sudah ketakutan hanya berusaha berlari lebih kencang seperti yang disuruh oleh Lisa, setibanya di depan pintu pagar rumah Rose mereka langsung masuk dan menutup pagar besi setinggi 2 meter itu dengan bersama-sama.

"Apa kita akan baik-baik saja Lis? Aku takut sekali," Rose langsung berhamburan memeluk Lisa setelah mereka berhasil masuk ke dalam halaman rumah dan mengunci pintu pagar tadi.

"Tenang saja, kita akan baik-baik saja," ujar Lisa mencoba menenangkan Rose, padahal sebenarnya Lisa juga takut akan terjadi sesuatu pada mereka.

Mata Lisa lalu menyusuri ke arah perginya orang yang mengikuti mereka tadi, tapi tidak satupun hal yang mencurigakan dapat dilihatnya di tempat yang mereka lewati tadi ataupun di sekitar luar pagar. Lisa lalu memutuskan segera mengajak Rose untuk masuk kedalam rumah agar temannya itu merasa lebih aman.

***

Di sebuah ruangan bergema suara seorang pembaca berita pria yang sedang membacakan berita terkini malam itu.

Pembunuhan berantai di kalangan para remaja semakin membuat orang tua resah dan takut pelaku akan menyerang anak mereka juga. Karena sampai sekarang pelaku pembunuhan masih belum tertangkap dan tersangka masih dalam pengejaran polisi.

Korban pembunuhan berantai itu sudah mencapai 3 orang. Lalu terjadi lagi malam ini pembunuhan pada gadis remaja, korban ke 4 psikopat gila yang menargetkan para remaja wanita.

Pembunuhan korban ke 4 terjadi di jalan Airlangga di sebuah kamar hotel Van Helbort. Usia korban sekitar 16-19 tahun, korban ditemukan pada hari ini tanggal 24 Juni 2022 sekitar pukul 20.00 malam oleh petugas kamar hotel itu sendiri.

Korban ditemukan dengan bekas luka sayatan di lehernya. Posisi korban juga sangat mengerikan sama seperti korban sebelum nya, korban ditemukan duduk di kursi yang berada di dalam kamar tersebut dengan tangan terikat oleh sebuah kawat yang terlihat masih sangat baru.

Tapi pelaku sepertinya sengaja melakukan aksi brutalnya itu di tempat yang berbeda agar tidak mudah dilacak oleh pihak kepolisian.

Polisi langsung datang ke tempat kejadian pembunuhan tersebut setelah diberitahu oleh pihak hotel tempat pembunuhan itu terjadi. Hotel tersebut pun ditutup untuk sementara waktu, garis polisi dipasang untuk menandakan lokasi sedang dalam penyelidikan polisi.

KLIK!!

Lisa lalu mematikan berita televisi yang sedang ditonton oleh Rose di ruang santai milik temannya itu.

"Padahal katanya kamu takut, tapi kenapa kamu malah menonton berita itu terus sih?!" Lisa yang merasa khawatir pada Rose langsung menasehatinya saat itu juga.

"A-aku penasaran Lis, aku takut kalau pembunuh itu semakin dekat dengan kita," ucap wanita itu yang mendekat pada Lisa dan memegangi tangan temannya dengan gemetaran.

Lisa merasakan kalau tangan Rose bergetar karena begitu ketakutan, Lisa pun mencoba menggenggam tangan Rose dan berusaha untuk menenangkannya.

"Ya sudah sebaiknya kita masuk ke kamar kamu saja sekarang," ajak Lisa pada Rose dan wanita itu pun mengangguk mengiyakan ajakan temannya.

Sementara itu di lokasi hotel Van Helbort sekitar pukul 21.00 malam. Dua orang detective datang untuk menyelidiki kasus tersebut. Kedua detective itu datang untuk meminta keterangan lebih lanjut kepada saksi mata di tempat kejadian.

Seorang pria berbadan tinggi memakai seragam khusus polisi menanyakan keberadaan saksi mata saat itu, "Dimana saksi mata yang akan kita selidiki itu?"

Polisi itu bernama Dimas dia datang bersama rekan kerja nya bernama Beni, dia langsung memberikan beberapa pertanyaan pada resepsionis dan karyawan yang menemukan korban di hotel tempat kejadian pembunuhan itu terjadi.

"Ada di dalam pak, mereka terlihat sangat syok saat menemukan korban pembunuhan berantai di tempat ini," jawab polisi yang sudah tiba lebih dulu di sana.

"Bawakan saja mereka teh panas, agar mereka sedikit tenang."

"Siap pak, itu mereka di sebelah sana pak," mengarahkan detective tadi ke tempat saksi mata berada.

"Terima kasih."

Dimas dan Beni lalu pergi untuk menemui saksi mata yang sedang duduk di lobby hotel.

"Selamat malam, kami detective yang akan menangani kasus ini. Jadi mohon kerjasamanya," Dimas memperkenal diri sebelum menanyakan para saksi mata.

Kedua orang saksi mata mengangguk paham atas ucapan dari polisi itu.

Beni langsung saja bertanya kepada pria yang menemukan korban "Apakah benar anda yang menemukan korban saat pertama kali?" 

"Be-benar pak, saya hanya bertugas untuk membersihkan kamar itu malam ini," jawab petugas room boy itu dengan gugup.

"Saat pertama kali masuk ke kamar itu, apa kamu melihat orang lain di dalam kamar itu selain korban?" Lanjut Beni memberikan pertanyaannya lagi.

"Tidak pak, karena sangat terkejut saya langsung lari meminta bantuan setelah melihat gadis itu berlumuran darah."

"Tapi bagaimana bisa korban yang masih dibawah umur diperbolehkan masuk kedalam kamar hotel?" Tanya Danny kemudian kepada resepsionis yang berhadapan langsung dengan korban saat dia memesan kamar hotel.

"Sa-saya juga tidak tahu pak. Saat gadis muda itu masuk ke hotel ini kemarin malam petugas kami sudah mengusirnya keluar dari sini, tapi kami tidak tahu bagaimana cara nya dia bisa masuk kedalam setelah itu," jawab wanita resepsionis hotel tersebut dengan wajah gugup.

"Apa kamu tahu ciri-ciri orang yang memesan kamar itu?" Tanya Polisi yang bernama Beni.

"Saya tidak ingat pak, karena malam itu kami kedatangan banyak tamu wisatawan yang datang bersamaan untuk memesan kamar pada kami."

"Kenapa bisa kebetulan begitu? Apa hotel ini memiliki cctv yang aktif?" Tanya Dimas sambil melihat ke salah satu cctv di atas mereka.

"Kalau saya tidak salah, cctv di hotel ini sedang dalam perbaikan. Pak polisi bisa cek saja langsung," jawab wanita resepsionis hotel.

"Baiklah, apa kami boleh melihat cctv pada saat gadis itu datang atau saat orang itu memesan kamar."

"Boleh pak, silahkan kebagaian keamanan untuk mengecek langsung hasil cctvnya."

Kedua Polisi itu langsung menuju ruang keamanan untuk melihat rekaman cctv saat korban baru saja datang ke tempat kejadian.

Tapi sayang tidak ada bukti yang didapatkan, karena saat itu secara kebetulan cctv hotel sedang dalam perbaikan. Bahkan cctv yang mengarah ke resepsionis pun tidak bisa dilihat.

"Sejak kapan cctv di hotel ini rusak?"

"Sudah 2 hari pak."

"Haha bagaimana bisa bajingan itu tau kalau cctv di hotel ini sedang diperbaiki!" seru Beni kesal saat sedang menyaksikan kehebatan penjahat itu.

Polisi lagi-lagi kehilangan barang bukti yang menunjukkan langsung siapa pelaku yang memesan kamar hotel tersebut. Danny tampak menatap kesal ke arah layar komputer yang memperlihatkan kondisi rekaman cctv yang terlihat hitam karena tidak memuat rekaman apapun.