webnovel

chapter 4 kesadaran seorang dewi (21+)

Di demiplane dewa perlindungan Asmund, cahaya terang siang hari berganti menjadi malam yang dipenuhi bintang bintang. 

Frederick melihat pemandangan bintang berkilau di benaknya dan mengetahui masing masing bintang adalah alam para dewa, seperti demiplane yang dia tempati sekarang. 

"Siapa sangka aku berada di bintang bintang yang selalu aku tatap", Frederick tidur di rerumputan hijau dan melihat bintang di langit. 

Sesekali ada bintang jatuh, "setiap bintang jatuh adalah kematian seorang dewa" 

Mata Frederick penuh kontemplasi, "apakah suatu saat demiplane ini akan hancur? Tidak...selama ada botol ini aku rasa..." 

Frederick melihat botol di sampingnya, dia mau tidak mau mengaggumi botol misterius ini. 

Tidak hanya membuat dewa muda menjadi dewasa tapi juga dapat mempertahankan hidup seorang dewa dewasa tanpa perlu iman. 

Bagi seorang dewa, iman adalah suatu hal yang penting, kekuatan iman adalah umur, kekayaan, tahta, dan kekuatan para dewa itu sendiri. 

Frederick menghirup aroma rumput yang segar dan semilir angin yang sejuk, dia merasakan tempat ini sangat aman dan nyaman. 

Dia perlahan tertidur pulas. 

Begitu matahari akan menyingsing Frederick bangun dan melihat dewa Asmund yang sedang duduk di pagoda di belakangnya masih memiliki tatapan kosong dan bodoh. Seakan akan telah berubah menjadi seorang idiot yang hanya bisa diperintah. 

Frederick merasa situasi di luar sudah aman jadi dia kembali ke hutan. Tempat dia menghilang. 

Di tanah masih ada sisa darah dan rumput yang terbakar, menunjukkan adanya pertarungan yang sengit di tempat ini. 

Frederick tidak begitu peduli, dia hanya melihat lihat sebentar dan langsung pergi. 

Siangnya dia berhenti sejenak dan makan lalu memberikan dewa Asmund dan dewi penyembuhan Asathea setetes dari elixir di botol misterius tersebut. 

"Wah ternyata ruang dewa Asathea juga menjadi hijau secara tiba tiba" 

Frederick melihat begitu Asathea mengonsumsi elixir itu, ruang demiplanenya juga mulai menunjukkan tanda tanda pertumbuhan kehidupan. Sedangkan ruangan dewa Asmund mulai menumbuhkan bunga. 

Asathea adalah Dewi dewasa yang kemarin Frederick temukan, dia adalah dewi penyembuhan. 

Frederick yang telah selesai beristirahat mulai jalan lagi, sepanjang jalan dia tidak menemukan bahaya sama sekali. 

Sesekali dia mencari dewa muda di hutan yang dia lewati. Sayangnya dia tidak menemukannya. 

Saat malam tiba, Frederick untungnya menemukan sebuah permata misterius. 

"Ini adalah permata penakonta, tapi isinya kosong", permata oval berwarna hijau zamrud di tangannya tampak kusam dan tidak berkilau. Frederick langsung menaruhnya di demiplane milik Asathea. 

Permata penakonta sering sekali dijadikan tempat untuk menampung berkah dewa, Harga permata kosong seperti itu sangat murah semurah botol plastik di bumi, tapi jika permata itu telah diisi berkah dewa harganya dapat melambung tinggi yang bahkan butuh 5 bulan penghasilan Frederick sebagai ksatria untuk membelinya. 

Biasanya permata penakonta yang telah digunakan akan langsung dibuang, tak jarang di hutan dan beberapa tempat perburuan dapat ditemukan sampah berupa permata penakonta, karena permata kosong sama saja aksesoris yang tidak berguna. 

Permata ini ada dimana mana bahkan sering dijadikan bahan bangunan saking banyaknya jumlahnya, di suatu pantai tertentu di selatan benua tiap pasirnya telah ditutupi oleh permata penakonta dengan berbagai warna. 

Merasa tidak menemukan keberuntungan lain Frederick kembali ke demiplane Asmund dan tidur di sana. 

Begitu matahari akan muncul Frederick bangun dan kembali ke tempat dia menghilang tadi. Lalu dia melanjutkan perjalanan. 

Mungkin keberuntungan berpihak padanya dan dia menemukan dewa muda di bawah lubang akar pohon sedang bersembunyi dan menyerap esensi pohon. 

Frederick langsung menangkapnya dan memberikannya cairan elixir tersebut. 

Hal ini menjadikan dewa muda seukuran capung berubah menjadi dewa dewasa dalam sekejap. 

Frederick memilih dewa dewasa di depannya menjadi dewa keberuntungan, tak lama kemudian dewa dewasa di depannya berubah menjadi wanita cantik dengan rambut berwarna pirang dan memakai gaun berwarna biru, yang menampilkan lekuk tubuh dewi di depannya. 

Frederick takjub dan sedikit bergairah Melihat penampilan dewi dewasa di depannya tapi dia menahannya dan menyuruh dewi di depannya membuat demiplanenya sendiri. 

Demiplane dewi keberuntungan itu berupa atrium besar dengan langit sebagai pemandangannya dan bola dengan simbol semanggi berdaun empat, kuku kuda, dan simbol simbol keberuntungan lain bergerak dengan agak lambat. 

Dewi keberuntungan itu dia namakan Fayola.

Dia memobilisasi kekuatan Fayola untuk memberkahinya dengan keberuntungan. 

Setelah itu Frederick bertemu dengan beberapa dewa muda yang dia ubah menjadi dewi kekayaan Eadie, dewi kelimpahan Talula, dan dewi ksatria Edina. 

Frederick tidak begitu mengerti kenapa dewa dewasa yang dia buah menjadi dewi semua, kecuali Asmund yang laki laki. Tetapi penampilan cantik dan menggairahkan mereka membuat hasrat membara dalam dirinya menyala. 

Entah siapa yang merasukinya tetapi Frederick masuk ke demiplane Asathea dan mulai menyentuh dada besar Asathea. Melihat tidak ada gerakan membuat Frederick semakin berani. 

Tangannya mulai bermain dan menggerayangi seluruh lekuk tubuh Asathea yang langsing, dan meremas pantatnya yang besar, lembut, dan sekel. 

Dia mencium aroma dewi di depannya, penuh harum bunga segar yang membuatnya rilex, dengan mulutnya dia mengecup leher, dada, dan lekuk tubuh Asathea dan memasukkan tangannya ke dalam mulut dewi yang tampak kosong seperti boneka itu. 

Tangannya meraba area sensitif dewi itu dan perlahan masuk untuk merasakan kelembaban dan sempitnya area sensitifnya.

Dia mencium bibir Asathea yang manis dan lembut, lidahnya berputar di dalam mulut seorang dewi dan menukar ludahnya ke dalam mulut dewi itu. Begitu Frederick melepaskan ciumannya sebuah tali air liur yang menjembatani mulutnya dan mulyt dewi di depannya tercipta. 

Frederick merasakan area sensitif dewi itu mulai basah dan langsung mengeluarkan pedangnya yang jarang dia gunakan dan perlahan memasukkannya ke dalam area sensitif dewi.

"Arghhhhhhhhhh"

Hal ini membuatnya mengerang nikmat merasakan betapa sempit, menjepit, dan lembabnya lubang sensitif sang dewi. 

Dengan tak sabar Frederick memaju mundurkan pinggulnya, walau dia merasa dewi di depannya seperti boneka sex tetapi nafsu yang telah lama dia tidak keluarkan membuatnya tidak memedulikan apakah lubang yang dia masuki adalah makhluk hidup atau makhluk kosong tanpa jiwa. 

Rasa nikmat yang membara yng sudah lama tidak dia rasakan membuatnya mengerang nikmat, rasanya bahkan melebihi rasa yang pernah dia rasakan.. dia merasa ini adalah kenikmatan lubang seorang dewi yang memiliki kecantikan dan keindahan yang melebihi wanita mortal.

Frederick meremas dua buah balon milik sang dewi, balon yang sangat besar dan tampak menampung banyak susu membuatnya tak tahan untuk menyantapnya dengan mulutnya.

Dia menjilat tubuh sang dewi dari atas ke bawah, merasakan kulit yang penuh keindahan ilahi dan tersajikan di depannya. Dia bermain dan menghisap areola pink di dada sang dewi hingga puas. 

Pinggulnya yang maju mundur semakin cepat dan pegangannya pada pinggul sang dewi semakin erat. Dia terus menerus mengerang penuh kenikmatan. 

Frederick bermain dengan dewi itu hingga dia berkeringat dan memberikan benih miliknya ke dalam area sensitif yang sangat ketat dan basah. 

Tiba tiba Frederick merasakan sebuah aliran energi masuk ke dalam dirinya dan pandangan kosong dewi di depannya mulai bersinar. 

Di dalam kepalanya dia mengingat sebuah buku yang dia baca dan dianggap tabu oleh banyak negara dan kerajaan. 

[Ketika seorang fana berhubungan sex dengan kuasa ilahi mereka akan mendapatkan kekuatan yang tidak pernah dibayangkan bersamaan dengan memberikan bagian dari diri mereka berbentuk cairan yang dapat menciptakan kehidupan....]

"Ahhhh terimakasih tuan atas berkahnya♥️", sebuah suara wanita merdu mengaggetkan Frederick dari kondisi orgasmenya dan dia melihat dewi Asathea yang selama ini memiliki tampang kosong mulai tersenyum. Tangan lembut dewi itu menyentuh dada bidangnya dan mulutnya mendekat dengan mulut Frederick, dengan sigap sang dewi mencium mulut ksatria gagah di depannya. 

"Air liurmu sangat enak sekali tuan♥️", Frederick yang masih terpana melihat tatapan wanita di depannya penuh dengan obsesi yang memabukkan. 

Entah apa yang dia lakukan tetapi dewi bodoh di depannya mulai memiliki kesadaran.