webnovel

Berarti untuk Ratu

Kejadian kecil, tapi bisa menjadi berarti untuk beberapa orang.

***

Ratu terus mencari sampai beberapa barang yang ada di tasnya dia keluarkan. Setelah cukup lama mencari dan memastikan bahwa memang topi itu tidak ada di dalam tasnya dia pun menyerah. Ratu menatap Athalla lalu menggeleng.

"Saya enggak bawa Kak," jawab Ratu pada kakak tingkatnya.

"Kalo gitu, kamu baris di sana." Kakak tingkat itu menunjuk ke lapangan yang terkena panasnya matahari pagi.

"Oke Kak," jawab Ratu yang pasrah.

Athalla menahan tangan Ratu saat cewek itu hendak melangkah ke luar barisan. "Jangan, di situ panas."

"Itu hukuman buat yang atributnya nggak lengkap," sambung kakak tingkatnya sambil menatap tangan Athalla yang memegang tangan Ratu.

"Biar gue aja yang baris di sana."

Athalla melepaskan topi yang dia pakai dan memasangkannya ke kepala Ratu. Setelah itu dia pun berlari ke luar dari barisan dan berbaris di tempat yang ditunjuk oleh kakak tingkat itu.

"Ah, bucin," cibir kakak tingkat yang memeriksa perlengkapan sebelum dia memeriksa mahasiswa yang lain.

Ratu hanya memutarkan bola matanya. Orang itu tidak mengerti hubungannya dengan Athalla. Mereka hanya membenarkan asumsi sendiri.

Walau pun masa orientasi ini tidak membuat mahasiswa barunya berpakaian yang aneh-aneh, tetap saja mereka harus menuruti apa yang diinginkan kakak kelasnya. Pasal satu ayat satu 'senior selalu benar' dan pasal  dua ayat dua 'jika senior salah maka akan kembali pada pasal satu' memang sudah tidak ada lagi. Namun tetap saja, para pengurus kegiatan penyambutan mahasiswa baru itu punya cara lain untuk memerintah adik kelasnya.

"Perkenalkan, nama saya Yolla Jenita. Saya di sini sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, ingin mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru," kata seorang cewek berambut panjang dengan riasan yang tipis di wajahnya.

Kalimat setelahnya tidak terlalu di dengarkan oleh Ratu lagi. Dia meninggikan tubuhnya dengan berjinjit untuk melihat Athalla yang ada di barisan pinggir lapangan. Barisan itu makin terkena sinar matahari.

Ratu bisa melihat kalau Athalla menyeka keringatnya berkali-kali. Dia kemudian melihat topi yang dipakainya saat ini. Harusnya topi itu dipakai oleh Athalla dan Ratu lah yang ada di barisan itu.

"Perkenalkan, nama sama Kevin Naim. Saya wakil dari Badan Eksekutif Mahasiswa dan dalam kepanitian agenda penyambutan mahasiswa baru ini saya sebagai ketua panitia. Seluruh kegiatan ini menjadi tanggung jawab saya."

Ratu memperhatikan orang bernama Kevin ini, wajah cowok itu terlihat tidak asing baginya. Seperti Ratu pernah melihat cowok itu sebelum hari ini. Namun pertemuan itu tidak diingat oleh Ratu.

Setelah pengenalan dari Yolla dan Kevin, upacara penyambutan pun dilanjutkan dengan pidato dari ketua jurusan. Setelahnya para mahasiswa baru disuruh istirahat tapi itu hanya berlaku untuk mahasiswa yang memakai atribut lengkap. Mahasiswa yang tidak memakai atribut lengkap harus menjalankan hukuman terlebih dahulu.

Athalla menjadi salah satu mahasiswa yang harus menerima hukuman karena tidak memakai atribut lengkap. Dia dihukum berlari keliling lapangan sebanyak tiga kali.

Melihat Athalla mendapatkan hukuman karena dirinya, Ratu jadi tidak tega. Dia pergi ke kantin untuk membelikan satu botol minuman buat Athalla. Setelah itu dia menunggu Athalla selesai dengan hukumannya di pinggir lapangan.

"Thal," panggil Ratu saat melihat Athalla mengambil tas yang tadi dia taruh di tempat dia berbaris.

Athalla menoleh dan dia langsung melihat Ratu yang duduk di sisi lapangan yang lain. Cewek itu melambaikan tangannya. Dia pun menghampiri saudara kembarnya itu.

"Nih," kata Ratu sembari memberikan sebotol minuman pada Athalla.

Athalla pun mengambil botol minuman yang diberikan padanya. Kemudian dia mengambil tempat duduk di samping Ratu. Untuk sesaat dia menghela napas sambil memutar tutup botol minuman yang ada di tangannya.

Ratu juga melakukan hal yang sama, dia membuka tutup botol yang dia beli untuknya sendiri. Kemudian dia memasukkan selang di sana. Dia meneguk minuman bersoda kesukaannya.

Athalla yang melihat itu, jadi tertarik untuk mengerjai Ratu. Saat cewek itu berhenti meneguk minuman miliknya, Athalla merebut botol itu dan menyeruput isinya lewat sedotan yang sama.

"Thall," protes Ratu karena terkejut botolnya diambil Athalla.

"Gue minta," kata Athalla dengan santai dan menyeruput lagi minuman yang ada di botol Ratu.

"Gue kan udah beliin buat lo," ucap Ratu sambil mencebikan bibirnya.

"Nih." Athalla memberikan botol minuman miliknya. "Lo minum ini aja."

"Gue enggak mau, itu cuma air putih biasa," kata Ratu sambil menepis botol yang diberikan oleh Athalla.

"Siapa suruh lo beliin air putih biasa," protes Athalla sambil menjauhkan tangan Ratu agar tidak merebut botol minuman bersoda yang ada di pegangannya.

"Nggak bagus minum minuman yang dingin habis olahraga pagi," kilah Ratu yang tidak mau kalah dengan Athalla.

"Ya udah nih." Athalla akhirnya memberikan botol minuman bersoda milik Ratu.

Ratu melihat isi botolnya, hanya tersisa beberapa sentimeter saja. Padahal dia baru minum sedikit. Sedangkan Athalla sudah meminumnya lebih dari setengah botol. "Banyak banget lo minum."

"Ya udah lah. Kan, bisa beli lagi," jawab Athalla tanpa rasa bersalah. Dia lalu menggendong tasnya dan membawakan tas Ratu. "Yuk, masuk ke aula. Nanti telat, kena hukuman lagi."

Ratu ikut berdiri dan berjalan di belakang Athalla. Perhatiannya masih tertuju pada botol minuman yang ada di tangannya. Ratu bukan meratapi minumannya yang tersisa sedikit, namun dia melihat ke bagian yang lain.

Sedotan yang ada di botol itu. Sedotan yang tadi dia gunakan dan juga digunakan oleh Athalla. Jika sedotan itu kembali dipakai oleh Ratu, apakah itu artinya mereka sudah berciuman?

"Ratu," panggil Athalla.

Ratu pun mendongakkan kepalanya melihat Athalla yang ternyata sudah berjalan jauh di depannya. Dia pun berlari kecil menyusul kembarannya itu. Mereka berdua berjalan beriringan memasuk gedung aula kampus.

"Dilarang makan dan minum di dalam aula," kata salah satu panitia yang berjaga di depan pintu.

Ratu sempat tertahan di pintu masuk aula. Mau tidak mau dia harus menghabiskan sisa minumannya. Ratu menggunakan sedotan yang sama dengan yang digunakan oleh Athalla. Sambil menghabiskan minuman itu, timbul lagi sebuah pertanyaan di dalam diri Ratu. Apakah yang tadi dia lakukan, berarti dia dan Athalla telah berciuman?