webnovel

Jangan mendekat jika sesaat

"Ra, sehabis pulang sekolah anter ke toko buku yah?" pinta gue sama Tara yang saat ini duduk di depan gue.

"Oke," jawaban singkat yang diberikan Tara pada gue.

Bel sekolah udah bunyi dari tadi tapi Ibu Kartika yang mengajar Fisika belum juga datang, akhirnya kelas menjadi ribut begini. Teman" kelas gue banyak yang memilih ke Kantin dan ada juga yang tetep di kelas baca buku atau sekedar bergosip. Jujur aja, gue baru kali ini liat suasana kelas yang sprti ini. Tidak biasanya Bu Kartika terlambat atau bahkan tidak masuk hari ini utk mengajar. Gue selalu memperhatikan Bu Kartika, dia bukan guru yang absen hanya karena sakit atau izin.

Tak berselang begitu lama, seorang laki" tinggi dan terlihat tegas masuk ke dalam kelas. Gue kaget ketika mengetahui siapa laki" tersebut, Andra. Dia anak teman bokap gue, gue tahu itu karena pernah beberapa kali ketemu dia saat acara kantor bokap. Gila, ngapain dia kesini. Jangan sampai dia ngenalin gue, bisa panjang urusan nya.

"Selamat pagi, Saya Andra yang akan menggantikan Bu Kartika sementara dia cuti," ucap Andra tanpa basa basi.

Semua teman" gue yang ada di kelas menganga dam kaget melihat Andra, tentu karena Andra sosok laki" gagah, tinggi dan berbadan tegap yang pasti sangat di sukai oleh banyak cewek. terlihat seperti sekarang bahkan Tara pun masih terdiam menatap Andra.

"Gilaaa, itu guru keren banget masih muda juga kok udah jadi guru sih," bisik Tara ke telinga gue.

"Tampang kayak gitu lo bilang keren? periksa mata lo deh Ra," balas gue males

Andra mulai melirik kanan kiri seperti mencari seseorang, sesaat gue sadar siapa yang dia cari saat ini, gue. Kenapa dia ngeliat gue kayak gitu sih, dia pasti ngenalin gue. Aarrgghh males banget ladenin dia.

"Lintang, nanti kamu ke ruangan saya saat bel istirahat ya." Perkataan Andra membuat semua mata menatap gue seolah menyelidiki hubungan gue sama Andra.

Sialan, Andra awas aja lo. seharusnya lo berlagak gak kenal gue, batin Gue.

Kring kring kring

Bel istirahat sudah terdengar dan gue males banget ikutin perkataan Andra, tapi sekarang dia jadi guru masak gue mwmbantah sih. Mana teman" ngelirik gue terus lagi, ngeselin banget.

"Ra, gue ke ruang guru bentar ya. Tunggu di kantin, ok?" kata Gue yang berlalu meninggalkan Tara sebelum mendengar jawabannya.

Sesampainya di ruang guru, gue melihat kanan kiri tapi belum menemukan sosok Andra.

Brugh

Saat membalikkan badan ingin kekuar dari ruang guru, gue malah nabrak orang. Apes banget gue hari ini.

"Eeh..., sorry gue gak sengaja," ucap gue takut kalo yang gue tabrak malah guru

"Gak apa" santai aja. Kamu knpa balik, saya kan suruh kamu kesini," kata orang yg gue tabrak tadi, ternyata Andra.

Tanpa nunggu balesan gue, Andra melangkah menuju meja nya. Karena gue udah disini terpaksa gue harus ikuti dia. Sebenarnya gue males banget berurusan sama cowok ini, tapi karena gue menghargai dia sbgai guru jadi nya gue nurut, untuk kali ini saja.

"Lintang, saya minta kamu kesini karena mau menyampaikan pesan dari Om Adit," kata Andra yang buat gue melebarkan mata kaget.

"Bokap gue? kenapa dia gak kasih tau gue langsung dan kenapa lo yg di minta menyampaikan pesan itu?" Gue bingung, benar" bingung.

Bukan menjawab Andra malah menarik nafas nya, seperti ingin mengumpulkan semua kekuatan nya terlebih dulu sebelum mengatakan pesan dari bokap gue.

"Dengerin omongan saya sampai selesai Lintang, setelah selesai baru kamu bertanya. Ok?" jawab Andra

"Gak usah berbelit belit deh, cepetan ngomong keburu bel masuk," balas gue tidak sabar

Dengan penuh kesabaran, Andra mulai menceritakan apa yang bokap gue sampaikan. Gue masih gak percaya kalo Papa meminta hal itu sama Andra.

"Jadi, kamu akan tinggal di sebelah Apartemen saya Lintang. Kamu harus ikuti apa kata saya, karena itu yg Om Adit mau. Kamu paham?" ucap Andra sedikit menekan setiap kata itu.