webnovel

TEGAK

Saat jatuh cinta, kebanyakan manusia pasti akan berjuang untuk orang yang dikasihinya. Tanpa peduli apa yang akan terjadi setelahnya, tanpa ingin tahu resiko apa yang akan menghampiri kelak.

Bisa dibilang egois, tapi tidak sepenuhnya. Perasaan jadi haluan dasar untuk melakukan hal-hal yang berada di luar logika. Entah itu berkorban gila-gilaan, berusaha membabi-buta, ataupun berdarah-darah untuk seseorang yang belum pasti akan menjadi masa depan.

Maklum, kode etiknya ingin membahagiakan, tapi tujuan awalnya adalah kebahagiaan diri sendiri. bukan begitu?

Tidak, aneh memang. Karena memang hakikat hidupmu takkan lagi sama ketika kau merasakan bagaimana indahnya dicintai dan jatuh cinta. Ketika perasaan mu bercampuraduk-aduk menjadi satu, kau kebingungan harus mengartikan apa. Seperti halnya bahagia namun ketakutan, kau bahagia karena telah dibersamakan denagannya. tapi, di saat yang sama kau juga takut, takut kehilangannya, takut jika suatu saat dia pergi meninggalkanmu hingga harus membuatmu kembali pada duniamu yang awalnya seorang diri.

Terdengar menyeramkan ? Tentu saja iya jika kau membacanya setelah atau baru saja merasakan pahitnya perpisahan. Tapi, coba kita balik ke titik ke awal sejenak. Titik dimana kau belum mengenal nya, kau belum jatuh cinta pada nya, kau belum kehilangannya, apa kau benar-benar tidak pernah merasakan bahagia ?

"Jawabannya, tidak."

Kau punya bahagiamu sendiri saat itu.

Yang membuatnya menjadi berbeda adalah kau telah ceroboh menitipkan seluruh bahagiamu padanya, sehingga ia bergegas pergi, kau seolah-olah merasa hampir kehilangan segala yang kau miliki saat itu. Padahal, itu sama sekali tidak benar.

Percaya lah, kau tidak pernah kehilangan subjek untuk di bahagiakan. Dirimu, keluargamu, orang tuamu, teman-teman sekitar, bahkan kucing peliharaan yang sebegitu lucunya. Jika memang tidak bisa membahagiakannya, tidak perlu dipaksa. Kau bisa memulai membahagiakan dirimu sendiri terlebih dahulu. Tanpa harus menggantungkannya pada siapapun.

Karena sejatinya bahagia itu diciptakan, bukan sesuatu yang hanya hidup sebagai ekspetasi di kepalamu. Terlebih lagi, pada sesuatu yang kini telah menjadi masa lalu.

Maka tegaklah, yakinkan hatimu bahwa semua akan baik-baik saja.

Kuatkan hatimu bahwa semua akan kembali seperti sedia kala.

Tanpanya, kau akan ditemukan oleh seseorang yang lebih baik. Pun jika ternyata bukan orang yang lebih baik, kau akan dipertemukan dengan seseorang yang bersamamu :

"Ia mau belajar memperbaiki. Sama-sama"

Syahrul hamzah.