1 Prolog

Di sebuah gang kecil di perbatasan kota. Terlihat seorang gadis yang cantik sedang di kerumuni oleh tiga orang pria yang berpenampilan seperti preman.

"Ahhh tolong aku ....."

"Sial diam kau, apa mau aku bunuh?"

"Oi, bungkam aja mulutnya"

"He he. Tenang aja cantik. Sakitnya cuma sebentar kok, lama-lama nanti bikin ketagihan"

Melihat ketiga pria yang kekar telah mengelilingi dirinya, sang gadis pun merasa tak berdaya. Dia hanya ingin mengambil jalan pintas seusai pulang sekolah, tak di sangka dia malah bertemu sekumpulan preman di gang sempit ini.

"Hehe, hari ini kita dapet mangsa yang mulus"

Di saat sang gadis sudah mulai menyerah.

"Bener bener sialan. Baru aja kena tabrak lari, sekarang malah ketemu preman. Apa hari ini gak bisa lebih buruk lagi?"

Terlihat seorang pemuda yang memakai seragam sma sedang berdiri di belakang para preman dengan membawa kantung belanjaan. Dia terlihat kesal akan sesuatu. Setelah mendengar kata kata tersebut para preman pun mulai menoleh kebelakang.

"Woi, siapa disana?"

"Sial, ada orang."

"..."

Sekilas terlihat dia seperti seorang murid sma normal namun jika di cermati lagi ada sesuatu yang aneh dengan pemuda tersebut. Jika orang normal mengalami situasi seperti ini pasti mereka akan takut dan cemas, namun berkebalikan dari itu terlihat ekspresi pemuda itu sangat tenang, seolah-olah dia telah mengalami banyak kejadian yang sama.

"Hei paman, bisakah kalian lepaskan nona itu? kalau kalian lepaskan sekarang, nanti akan kubuat tidak terasa sakit."

Setelah mendengar ucapan pemuda itu, para preman menunjukan ekspresi bengis dan terlihat mulai marah.

"Bicara apa kau?"

"Cepat tangkap dia!"

Salah satu dari preman pun mulai berdiri dan mulai lari untuk menyerang si pemuda. Melihat hal tersebut ekspresi si pemuda pun masih tetap sama, dengan pandangan yang datar ia tetap berdiri dengan tenang melihat preman berlari kearahnya. Preman dengan marah mulai melayangkan pukulan ke arah wajah si pemuda. Si pemuda melihat pukulan dari si preman namun ia masih belum bergerak. Melihat hal tersebut si preman pun berpikir bahwa si pemuda telah ketakutan dan mulai menambah lebih banyak kekuatan pada lengannya. Namun kejadian dimana si preman mendaratkan pukulan ke pemuda itu tidak terjadi. Sesaat sebelum pukulan preman tersebut mendarat tiba tiba si pemuda itu mulai bergerak. Ia menggerakan kepalanya ke kiri untuk menghindari pukulan sementara itu ia mulai memutar tubuhnya dan mencengkram tangan si preman, dengan momentum dari pukulan si preman dia mulai mengangkat dan membanting tubuh si preman ke tanah dengan secepat kilat. Sebelum merasakan ada hal yang salah tiba tiba si preman sudah tergeletak di lantai dan tidak sadarkan diri.

Melihat temannya tergeletak di tanah, para preman itu hanya terdiam. Kejadian itu terjadi begitu cepat, sehingga otak kecil mereka masih belum bisa memproses apa yang telah terjadi.

"Paman, kalian sudah aku peringatkan. Jangan salahkan aku kalau kalian harus tidur di rumah sakit untuk beberapa hari."

Setelah itu dia mulai berjalan perlahan ke arah preman sambil meremas remas jarinya. *kreg *kreg (*Sfx)

...

Setelah selesai menghajar para preman.

"Sialan. Udah kedua kalinya hari ini. Aku udah mulai lelah akan semua ini."

Melihat tiga preman yang sedang tergeletak di tanah, dia terlihat kesal. Walau semuanya terlihat begitu mudah, namun hal itu sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan olehnya. Dia menghajar tiga orang pria dewasa dengan struktur tubuh yang lebih besar darinya. Salah satu langkah saja maka semua akan usai. Jika saja mereka bertiga langsung mengeroyok secara bersamaan, jika saja kedua preman itu tidak tercengang dan langsung menyerang dia saat usai membanting preman pertama. Maka, mungkin bukan mereka yang sedang berada di tanah melainkan dirinya. Semua hal ini harus dilakukan dengan perhitungan yang matang. Sebelum ini, saat dia tengah melihat seorang gadis masuk ke gang dan di kepung oleh tiga preman, dia tidak langsung datang dan menolongnya. Dia memikirkan rencana satu dan lainnya untuk dapat menambah kesempatan dia untuk menang. Dia memikirkan secara detail cara bagaimana untuk membuat semua kondisi bisa berpihak kepadanya.

Saat dia sedang memikirkan hal yang tidak tidak. Gadis yang dia selamatkan mulai menghampiri dirinya.

"Anu kak. T-terima kasih udah selametin aku."

"Sama sama. Lain kali lebih hati hati, jangan lewat gang sepi kaya gini sendirian."

Melihat si gadis yang telah berterimakasih kepadanya, dia pun merasakan rasa lelah dan kesal di dalam dirinya mulai sedikit berkurang.

"K-kak, boleh minta nomor teleponnya? anu, aku ingin membayar hutang budiku ke kaka"

"Gak usah di pikirkan. Lebih baik kamu telepon polisi dulu sebelum mereka bangun."

Meskipun dia ingin memberikan nomor teleponnya ke gadis cantik itu, namun dia tetap harus menolaknya.

Sejak kecil dia selalu di kelilingi oleh kesialan.

Mulai dari hal kecil seperti bertemu preman hingga sesuatu seperti kecelakaan dijalan, dia bertemu hal hal semacam itu hampir setiap hari. Hingga kini dia selalu menjaga jarak dengan orang lain. Dia takut orang lain akan terluka karena kesialan yang dimilikinya.

Setelah mendengar jawaban darinya, si gadis tidak meminta lebih jauh dan mulai menelepon kantor polisi.

'Inilah jalan yang terbaik. meski aku belum bisa mengatasi semua ketidakberuntungan yang ada di sekelilingku, setidaknya aku tetap akan berusaha menghadapinya.'

avataravatar
Next chapter