webnovel

Seorang Ibu yang Tegar

"Seorang Ibu akan melakukan segalanya demi anaknya. Meski nyawanya yang menjadi taruhan."

FLASHBACK LAURA-IBUNYA MEGAN

Laura dijauhi oleh keluarganya karena mempertahankan janin dalam kandungannya. Berawal dari pertemuan Laura dengan seorang lelaki tampan yang membuat hidupnya penuh perjuangan. Lelaki itu sering mencuri pandang ketika Laura bekerja di sebuah perkebunan teh desa seberang. Semua berjalan seperti air mengalir, dari perkenalan Laura dengan lelaki itu, keakraban mereka, hingga peristiwa yang tak bisa dilupakan.

Lelaki itu sering mengamati Laura dari kejauhan. Gadis lugu itu sama sekali tak mengerti apa yang ada di pikiran atau yang direncanakan lelaki itu. Dia hanya senang merasa diperhatikan lelaki dari kota yang tampan dan gagah.

Suatu ketika, saat siang terik berganti hujan lebat secara tiba-tiba, Laura berlari mencari tempat untuk berteduh. Lelaki itu berada di rumahnya, rumah yang di kontrak selama dia tinggal di sini untuk mengawasi beberapa proyek pekerjaannya.

Laura meninta ijin berteduh di sana. Lelaki itu dengan senang hati mengizinkan Laura masuk. Dalam keadaan basah kuyup, dia menawari Laura ganti pakaian miliknya serta membuatkan segelas minuman hangat untuk Laura. Gadis desa itu pun mengiyakan tawaran baiknya. Tak pernah Laura kira, hal itu membuat Laura terjerumus dalam dosa.

Entah apa yang lelaki itu campurkan dalam secangkir teh hangat. Setelah berganti pakaian dan meminum teh itu, badan Laura terasa hangat dan berdebar kencang jantungnya. Panas menjalar ke seluruh tubuh Laura. Hingga tak bisa dia menguasai diri sendiri.

Laura terlalu polos dan lugu untuk mengerti hal itu. Lelaki dari kota itu mengajak Laura masuk ke kamarnya, ada kipas angin di sana. Dengan dalih agar Laura tidak panas dan leluasa beristirahat, lelaki itu berhasil menggiring Laura ke dalam kamar yang kemudian dikunci dari dalam.

Lelaki itu pun mulai menggerayangi tubuh Laura. Hanya kalimat janji akan membuat Laura tak merasakan panas itu lagi. Laura, gadis desa yang lugu tak menyangka, lelaki yang beberapa waktu ini akrab dengannya mencampur teh dengan obat perangsang. Saat itu, Laura sama sekali tidak tahu apa-apa.

Lelaki dari kota itu memang mengincar keperawanan Laura. Hari itu, dia berhasil meniduri Laura dengan buas dan penuh kecupan. Sedangkan Laura merasa hina melakukan dosa yang membuat mahkotanya jatuh.

Setelah itu, hubungan mereka tetap berjalan, karena Laura gadis desa yang takut ditinggalkan oleh orang yang merenggut keperawanannya. Lelaki itu justru menjadikannya budak memuaskan nafsu birahi saja. Dia selalu mengajak Laura berhubungan badan berkali-kali dan mengucapkan janji-janji manis. Laura hanya berharap semua perkataannya akan menjadi nyata.

Janji tinggallah janji. Laura telat menstruasi sudah satu bulan. Gadis itu segera mengatakan kepada kekasihnya, "Aku hamil." Bukannya menepati janji, justru penolakan yang diterima Laura.

Lelaki itu meminta Laura menggugurkan kandungan, bahkan pernah memukuli Laura dengan kejam. Namun, Laura tak mau menambah dosa lagi. Dia memilih mempertahankan janin itu.

Hingga akhirnya, lelaki itu pergi dari desa tanpa pamit, tanpa memberi apa pun seperti yang dia janjikan kepada Laura yang kini tengah berbadan dua. Lelaki itu kembali ke kotanya yang entah ada di mana. Lalu tinggallah Laura menanggung semua itu sendirian. Dosa dari khilaf dan juga nasib janin yang bertumbuh dalam rahim Laura, kini semua menjadi tanggung jawab Laura sendiri.

Orang tua Laura marah besar ketika mendengar pengakuan Laura. Terlebih, saudara kandungnya yang langsung meminta orang tua mengusir Laura dari desa. Mereka semua mencaci Laura dan tidak mau menerimanya dan calon bayi dalam kandungan.

Laura terpaksa pergi dari desa dan menjauh dari keluarga. Dia .encari tempat tinggal yang murah dan bekerja serabutan untuk menyambung hidup hingga persalinannya lancar dibantu oleh bidan yang baik hati. Seorang bayi cantik lahir dari rahim Laura. Dia memberi nama bayi itu Megan Mahadewi. Meski berjuang sendiri, Laura tidak akan membuang anak ini.

Bagi Laura, hidup pas-pasan dan kadang kekurangan itu adalah bagian perjuangan. Dia akan selalu berjuang demi sang buah hati. Dia begitu menyayangi bayi itu, meski kadang sakit mengingat perlakuan buruk lelaki yang menodainya.

Nama lengkap Lara Usmiyati, tetapi semua orang memanggilnya Laura karena wajah yang cantik, hidung mancung, kulit putih mulus seperti orang berada. Laura pun merawat bayi mungil itu sambil bekerja menjadi buruh cuci.

Pekerjaan serabutannya berjalan sampai Megan mungil berusia lima tahun. Akhirnya dia bisa membeli mesin jahit dan membuka usaha di bidang menjahit. Hasil jerih payah Laura membuahkan hasil. Dia bisa membeli gubuk itu. Tanah luas dengan bangunan kayu yang cukup nyaman untuk Laura dan Megan tinggal.

Semua berjalan tanpa adanya seorang pria dihidup Laura. Bukan karena tak ada yang ingin meminangnya, tetapi justru karena sakit hati yang terlalu dalam. Laura tak pernah mau didekati siapa pun. Cukup membesarkan Megan menjadi orang sukses. Itu yang ada di benak Laura.

Perjuangan Laura, si Ibu berhati baja tidak sia-sia. Megan tumbuh menjadi anak yang pandai, baik, sopan dan cantik. Megan mendapatkan beasiswa hingga lulus kuliah dengan hasil kumlot. Anaknya menjadi seorang dokter di kota besar.

Baru bekerja setahun, Megan sudah membangun rumah yang lebih layak untuk Laura. Meski berkali-kali Megan memintanya berhenti menjahit, dia tetap melakukan pekerjaannya itu. Laura tidak ingin merepotkan anaknya kelak.

Megan, anak yang sangat berbakti. Meski tumbuh tanpa sanak saudara, tanpa sosok ayah, tetapi ketika keluarga Laura tahu Megan sukses menjadi dokter, mereka sering berkunjung ke rumah Laura. Entah siapa dan kapan mereka mencari tahu rumah Laura, yang pasti kakak dan adiknya sering berkunjung. Menyedihkan! Bahkan ketika orang tuanya meninggal, tak ada satupun yang mengabari Laura, tetapi kini? Mereka selalu bersikap baik dengan maksud terselubung.

Megan tak pernah dendam dengan siapapun. Bahkan kakak dan adik Laura saat berkunjung, selalu disambut ramah oleh Megan ketika dia libur bekerja.

Laura sangat bersyukur memiliki anak sebaik Megan. Kemudian hari ini, Megan menelpon akan mengenalkan calon suaminya kepada ibunya. Laura pun terharu sekaligus bingung. Apakah ada lelaki yang mencintai tulus seorang gadis tanpa ayah?

Laura hanya bisa berdoa. Semoga Tuhan menjaga anak ya dari lelaki-lelaki jahat. Semoga Tuhan memberi hidup yang lebih baik daripada Laura.

Laura memang pernah berbuat dosa, tetapi semua perjuangannya ini membuat dirinya semakin dekat dengan Sang Pencipta. Bersyukur bisa lepas dari jerat dosa dan orang tak bertanggung jawab yang mengatas namakan cinta demi kepuasan napsu semata.

"Megan, hidupmu akan jauh lebih baik dari hidup Ibu kan? Ibu selalu berdoa agar kamu diberi kemudahan dalam segala hal dan dipertemukan jodoh lelaki yang baik." Gumam Laura yang memandangi foto anak gadisnya saat wisuda. Laura sangat berharap anaknya mendapat hidup yang jauh lebih baik darinya.

Urusan jodoh, rezeki, dan maut memang misteri Sang Pencipta. Namun, apalah daya jika takdir membawa seseorang kembali pada tautan kehidupan yang sebenarnya sudah berbeda. Laura tak pernah menyangka, hal rumit akan terjadi esok. Entah kapan, tetapi hal itu pasti datang cepat atau lambat.