1 Ini aku

"Sayang bangunnnnn"

Terdengar dari balik pintu depan

Ya, itu salah satu pacar gue, namanya Renata, dia salah satu mahasiswi populer di universitasku, bagaimana tidak, dia punya postur tubuh ideal, otak yang pintar dan dari kalangan kelas atas, tapi biasa aku memanggilnya "baby". Dan aku adalah Rexa, atau biasa dipanggil playboy kacang sama teman-temanku aku juga salah satu mahasiswa perguruan tinggi di Jogja.

Breeaakkkkkk.....

"Sayang, kok pintunya ga dikunci ?"

Terdengar teriakannya pelan sambil melangkah masuk menuju kamarku

"Sayang sayang sayang sayang sayanggggg ?"

"Iya baby"

"Kamu lagi ngapain sayang ?"

"Kamu ga liat aku lagi main game online, jangan ganggu dulu ya."

"Ih ama pacarnya sendiri aja jutek banget"

Tuturnya sedikit sebal melihatku masih sibuk bermain game di laptop.

Entah mengapa tanpa aku sadari tangannya memeluk leherku dari belakang, dan menghembuskan nafas di belakang telingaku.

"Baby, geli tau, nanti kalo aku pengen gimana ? Kamu mau tanggung jawab" kataku sembari melepaskan tangannya dari leherku.

"Biarin, emang aku ke kontrakan kamu mau ngapain lagi wekkkkkkk" tuturnya manja, lalu dia melangkah menuju tempat tidurku

"Dih dibawa serius"

Akupun menutup laptop, dan langsung menuju kulkas.

"Baby, kamu mau cola atau orange juice ?"

"AKU MAUNYA KAMU SAYANG"

Mendengar suaranya yang sedikit serak saat sedang berteriak pelan memang mampu membangkitkan gairahku, tapi entah mengapa untuk saat ini aku belum bersemangat melakukannya.

"Yaudah cola aja ya" sahutku

Aku pun melangkah maju menuju kamarku sambil memegang dua botol cola.

"Sayang, kamu udah makan belum, kalau belum kita makan diluar yuk" ucapnya, harus kuakui walaupun dia terlihat manja tapi dia juga peduli terhadapku, hampir setiap kita makan diluar, dia selalu mentraktirku.

"Aku lagi males makan baby...." belum sempat aku melanjutkan perkataanku, dia langsung menarik pergelangan tanganku lalu memelukku.

"Sayang, aku kangen, aku pengen" desahnya disekitar telingaku, membuatku merinding dan berhalusinasi semakin tinggi, ingin sekali aku membalas perlakuannya padaku.

"Kriiinngggg Kriiinnngggg" dering ponselku diatas meja berbunyi. Membuatku malas, ingin sekali rasanya ku marahi seseorang yang menelepon di waktu sekarang ini.

"Sebentar baby, aku angkat telepon dulu"

"Jangan lama-lama ya sayang, aku sudah terlanjur basah" desahnya sebal seperti kecewa karena aku lebih mementingkan smartphoneku.

"Baby, aku keluar sebentar ya, tanteku menelpon" langsung saja aku bergegas keluar membuka pintu.

"Kak, hari ini sibuk ga ?" terdengar suara dari seberang sana. Dia adalah adik kandung Renata, sepertinya dia menyukaiku, tapi aku tidak terlalu menggubris perasaannya.

"Enggak dek, emang kenapa ?" sahutku

"Kalo kakak ga sibuk, temani aku beli buku sepulang sekolah di perpustakaan mau ga kak ?"

"Yaudah, tapi sorean aja gimana dek ?"

"Yeeeaayyyyy makasih kakak sayang" teriaknya seperti kegirangan karena nanti akan jalan denganku.

"Yaudah, kakak mau ngelanjutin tugas kuliah dulu ya dek"

"Iya kakak sayang, byeeee" tutupnya mematikan obrolan kami.

Aku pun langsung kembali menuju kamar, benar saja, Renata yang setengah tidur memakai bikini sedang menungguku.

"Sayang, sini dong, disamping aku, aku kangen" lirihnya terdengar lembut. Tentu saja aku lelaki normal, sangat munafik jika aju tidak ingin mencumbui seluruh tubuhnya, dia punya postur tubuh bak model, siapapun pasti ingin menjamah tubuhnya, tapi entah mengapa untuk saat ini aku tidak terlalu terobsesi untuk melakukan itu, entah karna bosan atau ada sesuatu yang mengganguku perihal beberapa hari kemarin.

"Iya baby, udah ga sabar banget ya" ucapku sembari melangkah menuju kasur. Aku memang suka berdekatan dengan Renata karena wangi parfumnya membuatku nyaman.

"Sayang, aku pengen" ucapnya sembari memeluk leherku dari samping.

Duh, aku sebenarnya juga pengen, tapi untuk saat ini entah kenapa aku benar-benar tidak mau melakukannya, apa yang harus kuperbuat.

"Baby..."

"Glek"

Sebelumku mengatakannya lebih lanjut, ia langsung menaiki badanku dan mencumbuku agar aku terangsang.

"Baby, aku....."

"Aku juga sayang kamu sayang, aku udah basah, aku ga kuat buat nahan lagi, aku udah basah banget sayang" tangannya langsung membuka celanaku dan memakaikan pelindung.

"Baby...."

Sebenarnya aku senang saat diposisi seperti ini, tapi sekali lagi kutegaskan pada diriku sendiri, aku benar-benar tidak ingin melakukannya. Entah apa yang merasuki pikiranku, seakan sifatku berbalik 180 derajat.

"Oh shit"

"Gimana sayang ? Enak ga ?" Sahutnya mendesah pelan

"Baby..... Aku ga mau kita kaya gini, aku lagi ga pengen" sembari ku melepaskannya dari tubuhku, mungkin sedikit kejam ketika ia sedang menuju tempat tertingginya tanpa ada alasan yang jelas aku turunkan dia.

"KAMU KENAPA SIH ? KAMU UDAH PUNYA CEWEK LAIN SAMPE KAMU GA MAU KAYA GINI SAMA AKU ?"

"YAUDAH TERSERAH KAMU, AKU MAU PULANG AJA, JANGAN HUBUNGI AKU LAGI, KITA PUTUS, JANGAN PANGGIL AKU BABY LAGI, SIALAN KAMU!" teriaknya lantang seakan sedang menabuh genderang perang, lalu ia memasang muka marah karna tidak dapat apa yang ia mau, kemudian ia pun beranjak pergi.

"GUBRAKKKKK...!" pintu depanku pun tertutup secara paksa olehnya.

Sebenarnya aku adalah lelaki normal, tidak seperti biasanya aku seperti ini, entah. Tapi ini benar-benar aneh, aku yang biasanya sangat menikmati kejadian diatas ranjang tadi, sekarang aku pun tidak ada rasa untuk melanjutkannya.

Flashback On

"Maaf, maaf aku terlalu ceroboh" kata seorang wanita yang langsung membereskan buku dan tugas-tugas kuliahnya, lalu bergegas meninggalkanku

Flashback Off

"Duh gue jadi penasaran sama tuh cewek" sahutku dalam hati, sebenarnya tidak seperti itu kejadiannya, karna saat aku di tangga ingin melangkah untuk berdiri, wanita itu tersandung kakiku.

"Apa gue harus minta maaf kali ya" seperti perasaan bersalah, kata-kata dan kejadian itu menempel jelas di otakku,

"Ahh bodo amat, dia siapa gue siapa" ucapku.

Sebenarnya putus dengan Renata tidak terlalu buruk, karena aku masih ada yang lain, lagipula memang dari dulu aku sudah bosan, hanya saja aku belum mau meninggalkannya.

"Tok tok tok" suara ketukan dari luar pintu memberhentikan imajinasiku

"SIAPA ?"

"Ini aku kak, aku boleh masuk kak"

Suaranya tak begitu tampak asing untukku, langsung saja kupakai celanaku dan berlari menuju pintu depan.

"SURPRIZEEEEE..."

Aku pun kaget, ternyata dia adalah Maudy, adik dari mantan pacarku Renata

"Lho kok kamu disini dek ?"

"Kan tadi kita udah janjian mau jalan, emang kakak lupa ya ?"

Sebenarnya aku tadi tidak terlalu menghiraukan omongannya di telepon, tapi tidak buruk juga dia datang untuk sedikit menghiburku

"Kak, aku boleh masuk ga?"

"Oh iya, masuk aja dek, maaf berantakan ya kontrakanku"

Aku pun sampai lupa menyuruhnya masuk, memang bodoh sekali

"Kak, kakak habis ngapain hayooooo..." Sambil menunjuk kearah resletingku yang masih terbuka

"Eh anak kecil jangan ngeliat nanti dosa lho" candaku, aku pun membalikan badan lalu membenarkan resleting celanaku.

"Anuuuuuu kak, gede juga ya kak" terdengar pelan tapi aku yakin suara itu keluar dari mulutnya yang mungil

"Haahhhh.... Apaan dek ?"

"Ehh gapapa kak, gapapa, kakak udah makan belum, nih aku beliin pizza buat kita makan, tapi kita ga jadi jalan beli buku ya kak, aku udah capek, aku pengen disini aja sekalian aku mau curhat sama kakak" ucapnya malu, mukanya pun memerah tersipu bagaikan tomat, sebenarnya aku tau dia dari tadi memang memperhatikanku, aku nya saja yang tidak terlalu memikirkan itu.

"Iya dek, kamu mau diruang tamu atau dikamar kakak aja curhatnya ?" Shiiittt, apa yang kuucapkan, dia masih kelas 2 SMA, apa ia akan berpikir aku jahat dengan aku berbicara seperti tadi.

Dia pun langsung menarik lenganku menuju kamar.

Setelah sampai kamar, diapun menyuruhku duduk dikasur tepat disebelahnya, dan aku pun menuruti permintaan dia

"Kak, ada yang ngajakin aku statusan dong"

"Maksudnya gimana dek ?"

"Ihhh kakak sok polos nih, maksudnya ada yang nembak aku masa"

"Ya kalo kamu suka kamu terima aja, apa salahnya kan ?"

"Iya sih, tapi aku masih nunggu seseorang kak" dia pun tersipu malu menatap ke arahku.

"Nungguin siapa dek ?" Sahutku.

Pipinya yang sekarang benar-benar memerah, ia lalu menunjukan jari telunjuknya kepadaku.

"Maksudnya dek"

"Iya aku nungguin kakak, aku tau kakak pacarnya kak Renata, tapi apa salahnya sih aku nungguin kakak putus sama kak Renata biar kakak jadi milik aku" suara yang keluar dari bibir mungilnya serak seperti menahan kecewa.

Pasti dia sangat sedih sekarang

"Oh gitu, yaudah, kamu mau ga jadi pacar kakak sekarang ?" Emang bang*at, barusan aku berbicara apa ? Ini tidak boleh terjadi aku harus.....

Dia memelukku dan langsung mencium bibirku hingga aku terjatuh kebelakang, dan dia pun kini persis diatas tubuhku seperti yang dilakukan kakaknya tadi.

"AKU MAU KAK..." teriak dia gembira mendengar perkataanku tadi, justru aku berfikir ini akan menjadi urusan panjang jika Renata tau kalau aku baru saja berpacaran dengan adik kesayangannya.

Mungkin untuk saat ini aku akan diam, karena aku tidak mau melihatnya bersedih ataupun kecewa denganku, hey dia itu sangat baik padaku, sama seperti kakaknya, yang rela mengorbankan segel pertamanya untukku....

"Dek kamu berat banget, kakak mau pingsan nih kalau kamu terus-terusan diatas tubuh kakak"

"Biarin, aku seneng banget sekarang"

Kulihat dia memang terlihat ceria, beda dengan yang tadi sedikit muram

"Kamu kenapa dek" ucapku

"Aku mau menciumi kakak sampai besok pagi, habis salah kakak sendiri wangi, kan bikin aku lengket sama kakak" sahutnya sambil mencumbu leherku

Ya, aku memang sering memakai parfum rasa vanilla dengan sedikit rasa mint.

"Kak, ini apa ?" Dia pun terlihat sedikit bingung

"Itu pelindung dek, masa kamu ga tau" shittt, lagi-lagi gaya bicaraku dengannya seperti berbicara denga wanita yang seumuran denganku, ya aku dan Maudy hanya beda usia 5 tahun.

"Pelindung buat apa kak ?" Tanyanya lagi

"Pelindung buat justin dek, emang kamu belum pernah ngeliat ini ?" Kunamai adik kecilku justin

"Belum kak" ucapnya polos

Ini dia yang tidak tahu atau memang beneran tidak tahu, apa aku harus memberi tau apa itu "sex education", ga deh, nanti aja kali ya.

"Kakak sayang" dia langsung mendekap tubuhku secara paksa

"Aku inget ini apa kak, kakak habis ngapain hayooo, kalo kakak mau, aku bisa kok sama kakak" desahnya manja menghampiri telingaku, dan membuatku merinding

"Iya dek... Ehh maksudnya apa dek....." Mulutku memang tidak bisa difilter, bukan maksudku mengatakan itu, tapi memang itu, tapi tidak kesitu, ahhhh pikiranku kacau sekarang, aku harus menjelaskannya seperti apa.

"Kak, tubuhku ga kalah bagus kan sama kak Renata ?"

Tanpa aku sadari dia sudah benar-benar berdiri dan tanpa ditutupi sehelai benang pun

"Gini dek maksud kakak...." Mulutku ditutupi telapak tangannya, ia pun langsung mendorongku kebelakang agar aku tertidur merebahkan badan.

"Kak, aku juga mau sama kakak, ga cuma kak Renata aja" sambil mencium seluruh wajahku.

Aku pun dengan sedikit berat hati karena harus meniduri adik mantan pacarku, tapi tidak apa jika dia juga mau padaku, toh aku bisa dapat mainan baru.

"Kak, makasih ya kak, aku bahagia punya pacar kaya kakak, tapi agak sakit diawal, apa karena aku pertama kali kaya gini ya kak ?" ucapnya pelan ditelingaku

"Iya baby, tapi emang kamu ga sedih, pertama ngelakuinnya sama kakak" tanyaku pelan sembari mengecup keningnya

"Enggak kakak sayang, aku malah seneng pertama sama kakak, makasih banyak kakak sayang" sedikit mulai pelan suaranya ditelingaku

"Yaudah, kamu tidur dulu aja ya baby" aku pun memeluknya penuh dengan kehangatan.

Setelah beberapa kali bermain dengannya, tak terasa hari mulai malam, aku pun membangunkan dan menyuruhnya kembali kerumah. Setelah ia mandi dan memakai pakaiannya seperti semula, ia pun pamit dengan raut wajah yang sedikit capek, harus kuakui, bersama dengannya membuatku ingin merasakannya lagi, aku seperti kecanduan. Tapi setiap aku sedang bekerja sama dengan imajinasi liarku selalu saja diberhentikan oleh wanita yang beberapa hari kemarin kutemui.

avataravatar
Next chapter