webnovel

MATERI GURU AKINA - Jurus Jitu Marakit Ilmu

Ringkasan materi yang di rancang secara khusus guna membantu para pemula yang berkeinginan untuk menulis novel dan mengembangkan imajinasinya.

AKINA_SENSEI · Urban
Not enough ratings
7 Chs

Keunggulan & Kekurangan POV

•Materi Kepenulisan

•Keunggulan dan Kekurangan dari POV.

Pemirsa di rumah, apakah kalian tahu... Apa itu pov? POV adalah singkatan dari [P]oint [O]f [V]iew, yang artinya adalah sudut pandang. Sudut pandang itu sendiri di pergunakan untuk menentukan dari sisi mana cerita itu di tulis atau di ceritakan kepada para pembaca. Dapat diartikan juga jika sudut pandang itu merupakan salah satu unsur cerita yang terkait dengan penempatan atau posisi penulis dalam cerita tersebut.

Pemirsa sekalian yang saya hormati, pada dasarnya Point Of Views [ POV ] itu sendiri memiliki tiga mode. Yakni mode POV 1, mode POV 2, dan mode POV 3. Yang tentunya berbeda POVnya, maka berbeda pula tata cara author menempatkan sudut pandang pembacanya.

3 RAGAM POV DENGAN PENJELASAN PENGGUNAAN SERTA KELEBIHAN & KEKURANGANNYA.

1. POV 1

Pov 1 itu cenderung menggunakan sudut pandang tokoh utama, dan bukan memakai sudut pandang author.

Penjelasan lainnya itu seperti ini, pemirsa.

"kau adalah aku, dan akulah dirimu." ucap sang tokoh pada penulisnya.

Hal ini menunjukan bahwa author maupun pembaca wajib melihat segala sesuatu dengan sudut pandang orang pertama, yang tak lain adalah tokoh utama dalam alur cerita, pemirsa.

Salah satu ciri khas jika cerita tersebut menggunakan POV 1 adalah penggunaan subjek dengan kata "aku", "saya", "diriku". Kata tersebut bukan ada dalam percakapan/dialog, pemirsa... Melainkan pada narasi Anda. Misalnya seperti ini contohnya...

Tiada tempat bagiku untuk berteduh, kala kau lambaikan sebelah tanganmu yang mampu melukai hati kecilku. Kuberjalan dengan kekosongan, menatap hampa gemerlap cahaya bintang yang bersinar di tengah gelapnya sang malam. Kala itu, hujan deras mengguyur tubuhku saat melihatmu pergi meninggalkanku.

Bagaimana? Contoh di atas adalah narasi yang yang mengandung Feel. Baper, ya? Itulah keunggulan dari POV1. Jika kalian ingin narasinya semakin nge-feel dan perfect saat di baca, maka syarat utamanya adalah dengan menggunakan mode POV1. Soal bahasa, tergantung dari authornya... Apakah ia bisa memakai kalimat yang mendayu layaknya puisi, ataukah tidak.

Dan untuk kekurangan dari POV1 adalah keterbatasan pengelihatan. Pov ini cenderung terpaku pada pengelihatan sang tokoh. Jadi, di luar pengelihatan tokoh itu berarti bukan pov 1 lagi namannya.

KEUNGGULAN LAIN DARI POV 1.

Keunggulan lain dari POV 1 adalah dari segi penjiwaan karakter/tokoh dalam cerita. Layaknya kita yang sedang membaca serial novel horor berjudulkan 'Misteri Gedung Kantor' pembaca tidak hanya di ajak untuk menjadi tokoh utama, tetapi juga memvisualisasikan gambaran dunia di dalamnya menggunakan sudut pandang orang pertama. Mengapa pov 1 pada novel itu sangat baik? Sebab dari struktur penghayatan tokoh utama, juga pada kekonsistenan sudut pandangnya yang menjadikan dunia yang tergambar terbilang lebih nyata. Bisa di bilang author dan tokoh utama saling terhubung sebab adanya penghayatan yang cukup kental dalam perangkaian sudut pandang yang dipadu dengan worldbuilding pada cerita tersebut.

•POV 2

Sudut pandang 2 ini diambil dari orang pertama pelaku sampingan. Untuk menuliskan cerita dari sudut pandang ini adalah dengan menggunakan kata kau sebagai tokoh utamanya. Artinya adalah... Penulis memposisikan dirinya sebagai orang kedua yang ada di tokoh cerita. Nah, kira-kira seperti itu pemirsa. Saya pun tidak dapat melakukan penjelasan secara detail mengenai pov ini, karena bisa di hitung berapa author yang menggunakannya.

Dalam kata lain, pov ini Limited Edition.

3. POV 3

Sudut pandang orang ketiga menceritakan dari sisi tokohnya. Anda bisa menceritakan tokoh tersebut dan tahu pasti mengenai situasi dan kondisi yang terjadi. Misalnya Anda menceritakan Alisa, tapi Anda juga mengemukakan tentang perasaan William. nah, inilah yang disebut sebagai POV3.

Pemirsa, tahukah Anda bahwa POV 3 sendiri memiliki dua versi yang berbeda?

1. Serba tahu.

Jika serba tahu, seakan Anda mengetahui apapun yang ada di dalam cerita, walaupun Anda sebagai penulis tidak terlibat sama sekali.

2. Keterbatasan.

Sedangkan POV 3 terbatas adalah saat kau punya batasan tersendiri untuk menceritakan apa yang terjadi. Contohnya seperti novel yang berjudulkan Imperial Arms. Dalam hal ini, penulis harus objektif dan seolah tidak tahu pikiran serta perasaan sang tokoh selain tokoh utama.

Keunggulan Pov 3 melawan Pov 1 :

Menurut analisa saya pribadi, kelemahan pov3 itu berasal dari tingkatan feelnya. Sepintar apapun authornya, pov3 tidak akan pernah mampu untuk mengalahkan feel pada metode sudut pandang orang pertama.

Contoh dari POV 3 : di suatu malam, kala rembulan bersinar terang, Chelsea berjalan dengan tatapan hampa tanpa tahu kemana ia melangkah. Saat itu, hujan deras mengguyur daratan dan membasahkan seluruh tubuhnya.

Damage : 40—50 point baper.

Kelemahan : kurang penghayatan, narasi simple, kurang baper, feel tipis.

Keunggulan : serba tahu, simple, tidak boros kata.

—**—

Contoh dari POV 1 :

Rembulan bersinar terang dengan pernak-pernik cahaya bintang yang bergemerlapan menghiasi sang malam.

Tiada kepastian dalam hitamnya kehidupan, hingga kuputuskan untuk terus berjalan tanpa tahu arah tujuan. Siang berganti malam, dan aku masih berjalan dengan kekosongan disetiap sudut mata memandang. Kehampaan nan kerapuhan dalam dada, seakan menjadi kilasan akan hancurnya perasaan. Kala itu, hujan mengguyur daratan dan membuat tubuhku basah dan kedinginan.

Damage : 70—90 point baper.

Kelemahan : sudut pandang terbatas, pemborosan kata.

Keunggulan : baper sampai nge-fly, damage feel lebih terasa menyayat hati. Semakin mendayu narasinya maka semakin baper terasa.

Penjelasan : untuk mendapatkan feel yang besar, pastikan penulis menghayati tokohnya. Contohnya bagaimana? Baca contoh di atas dan bedakan dengan pov3 di atasnya. Damage bapernya besar mana?

Rany : Sensei, genre apa yang cocok untuk membuat pembaca berlinang air mata?

Akina-sensei : macam-macam. Bisa dari genre Drama-romance, romance, fantasy, adventure.

Rany : Adventure—Fantasy? Emang bisa? Bagaimana caranya?

Akina-sensei : Tentu saja bisa, tinggal bagaimana cara author mengolahnya. Dari pada banyak bertanya, alangkah baiknya bila mana kau membaca Imperial Arms pada chapter - Alisa dan Williams, juga chapter setelahnya.

Rany : itukan genre fantasy perang kolosal, sensei. Kenapa harus ada bumbu drama cinta yang mengandung feel? Bukannya itu tidak konsisten dengan genre?

Akina-sensei : Genre tetap fantasy dan telah di sesuaikan dengan tema. Namun, apakah ada larangan bagi kaum Adam jatuh cinta pada Hawa? Istilah kata mustahil dari mana, bila seorang kesatria, terlebih seorang wanita yang tidak menangis bila orang yang di kasihinya meninggal di depan mata.

Rany : oh, jadi feelnya ada di sana... Baper juga bacanya. Aku jadi tambah mengerti bahwa dengan tambahan feel, cerita akan memiliki kesan lebih realistik. Dan perbedaan pov pun ikut berpengaruh dalam alunan cerita agar lebih nyata.

Catatan : POV 3 memang lemah untuk mendapatkan damage feel pada narasi. Akan tetapi feelnya bisa meledak pada konflik, adegan, dialog.

Contoh : adegan seperti saat Alisa di tinggal mati William. Logikanya adalah, wanita mana yang kuat menahan air mata bila sahabatnya tiada di depan mata.

Itulah materi yang dapat saya berikan pada saat ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

WARNING!

Tidak menerima komentar negative atau pertanyaan yang mengandung unsur perdebatan. Bila Anda suka maka bacalah, bila tidak maka pergilah.

Mari kita hargai jeri payah orang dengan berkomentar positive. Bertanyalah sewajarnya, jangan keterlaluan.