webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · Anime & Comics
Not enough ratings
386 Chs

Chapter 354 - Ala Rubra Saga Final 5

Delapan belas jam tepat setelah pertempuran melawan Ialda Baoth berakhir, di sebuah bar sepi yang tepat berada di pinggiran Ostia. Bersama dengan Nagi, Albiero, Rakan, Eishun, Gatou dan juga Takamichi.

"Oii Nagi! Apa luka di dadamu itu sudah pulih?" Tanya Rakan sambil beradu pukulan dengan Nagi.

"Tentu saja belum! Tapi luka semacam itu tidak akan cukup untuk membuatku terus-terusan berbaring di tempat tidur," Jawab Nagi yang merasa senang bisa melepas stress yang ia miliki dengan beradu pukulan dengan Rakan. "Kau sendiri Jack, apa kedua tanganmu itu tidak apa-apa, kalau tidak salah tangan yang kau pakai saat ini ialah tangan palsu yang dibuat dari tangan homunculus apa kau merasa nyaman menggunakan tangan itu?"

"Ahahahaha karena kedua lengan palsu ini dibuat dari dna-ku sendiri tentu saja lengan ini akan cocok untukku!" Kata Rakan yang memutar-mutar kedua lengan barunya dengan cepat.

"Kalian berdua masih terluka bukan! Kenapa kalian malah adu pukulan seperti itu!" Teriak Eishun yang merasa kuatir dengan keadaan dari kedua temannya.

"Ahahahaha Eishun, lukamu adalah yang paling parah diantara anggota Ala Rubra! Tapi kau masih memaksakan diri untuk ikut upacara, apa kau yakin kalau kau tidak apa-apa!" Kata Rakan sambil memukul tubuh Eishun.

"Kau sudah tahu kalau lukaku itu paling parah tapi kenapa kau masih menonjok dadaku! Pukulanmu itu sakit tahu!" Kata Eishun sambil mendorong tubuh Rakan agar ia tidak lagi dipukuli.

"Ooi Al! Gatou! Kenapa kalian berdua tidak datang ke upacara!" Teriak Nagi.

"Aku gugup kalau aku berada di keramaian," Kata Albiero yang meminum kopi yang ia pesan dengan gaya yang elegan.

"Aku dan Takamichi memiliki tugas lain dari Arika-Sama jadi kami tidak bisa datang ke upacara," Kata Gatou yang menghisap cerutu yang ada di mulutnya sampai habis.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Tapi yang paling tidak kusangka ialah wafatnya Zect-Sama," Kata Eishun yang terlihat sedih. "Dia adalah anggota terkuat dari Ala Rubra tapi tak kusangka kalau di dunia ini ada yang bisa mengalahkan monster seperti dirinya."

"Itu benar, kusangka kakek siluman nggak akan mati walaupun ia dibunuh sekalipun," Kata Rakan dengan nada bicara yang agak sedih. "Tapi yah namanya juga perang, ditambah lagi yang menjadi lawan kita adalah Ialda Baoth yang sangat kuat, hampir setara dengan Zelretch. Wajar saja kalau Zetch tewas."

"Maaf semuanya tapi guru sama sekali belum tewas, tapi tubuhnya diambil alih oleh Ialda. Tepat setelah guru mengalahkan Ialda menggunakan semua kekuatan yang ia miliki, mahluk abadi yang tidak memiliki tubuh dan akan selalu eksis selama manusia masih memiliki rasa sedih dan penderitaan seperti Ialda tidak akan mati sekalipun ia dibunuh," Kata Nagi menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Zect. "Satu-satunya cara menghentikan Ialda ialah dengan cara menyegelnya."

"Yang benar saja!" Teriak Rakan sambil menghentakkan gelas bir yang ia pegang ke meja sampai gelas itu pecah dan meja yang terkena hentakkan dari Rakan menghancurkan meja itu sampai membuat lantainya retak. "Monster itu masih ada! Dan sekarang ia mengambil alih tubuh Zect!"

"Di dunia ini hanya Excalibur atau senjata pembunuh immortal yang bisa memusnahkan keberadaan Ialda," Kata Albiero yang merasa kesal karena Ialda merebut tubuh dari sahabatnya. "Tapi sayangnya keberadaan Excalibur tidak diketahui dan ditambah lagi mencari senjata pembunuh immortal bahkan jauh lebih sulit daripada mencari Excalibur."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Kita harus memikirkan cara untuk menyelamatkan Zect nanti, tapi untuk saat ini. Lebih baik kita nikmati saja kedamaian yang kita peroleh dengan pengorbanan yang besar," Kata Gatou sambil meminum wiski yang baru saja ia pesan. "Zect mengorbankan dirinya untuk mengalahkan Ialda, bahkan sampai tubuhnya diambil alih oleh Ialda. Semua demi kedamaian dunia, kita pasti menyelamatkan teman kita dari Ialda, tapi sekarang bukanlah saat yang tepat untuk berusaha menolong Zect. Kita semua masih terluka dan kelelahan karena perang ini, ditambah lagi aku yakin kalau Ialda juga tidak akan langsung bergerak untuk memulai perang baru meskipun ia sudah memiliki tubuh baru."

"Gatou berkata benar," Kata Eishun yang terlihat sama kesalnya dengan Rakan tapi ia memilih untuk tidak marah sebab ia tahu kalau marah tidak ada gunanya. "Kita sembuhkan diri kita dulu, baru kita pikirkan cara untuk menyelamatkan Zect."

Ucapan Gatou dan Eishun membuat semua anggota Ala Rubra yang lain menjadi lebih tenang. Mereka menyadari kalau tidak ada gunanya menjadi terburu-buru dan panik hanya karena salah satu dari teman mereka di ambil alih tubuhnya oleh entitas yang sangat berbahaya. Saat ini mereka semua masih perlu memulihkan tenaga dan luka yang mereka alami ketika melawan Ialda.

***

"Sehari setelah akar kejahatan ditumpas, semua langsung menyetujui gencatan senjata dan mengadakan upacara perdamaian, baik kerajaan Hellas dan juga Megalomesembria cepat sekali mengubah sikap mereka," Kata Takamichi yang sedang berbicara mengenai politik dengan Albiero.

"Yah tapi bentuk konkret rekonsiliasi kedua negara super besar itu masih jauh, tapi pertama-tama kedua negara itu ingin menunjukkan kepada dunia kalau mereka sudah berdamai," Kata Albiero menjelaskan kepada Takamichi. "Meskipun kita berdua tahu kalau upacara perdamaian itu hanyalah kepalsuan belaka."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Nagi yang duduk di pojok bar, sedang termenung sambil meminum bir yang dibawakan oleh Rakan untuknya. Ia merasa kuatir dengan keadaan dari Arika yang menunjukkan keanehan ketika ia berbicara dengannya beberapa jam sebelumnya.

"Hei, Nagi kenapa kau terlihat suram?" Tanya Rakan yang mencoba untuk mengerjai Nagi. "Apa kau sedang memikirkan soal cinta?"

"Aku sedang tidak memikirkan apa-apa, Jack. Jadi jangan ganggu aku!" Jawab Nagi.

"Ah, benar juga aku yakin kalau kau saat ini sedang memikirkan soal Arika-Sama!" Kata Rakan sambil memperlihatkan wajah yang bersemangat dalam artian mesum. "Kalau kau tertarik dengan Arika-Sama, kurasa itu adalah hal yang wajar. Mengingat dia itu sangat cantik! Jawab aku dengan jujur Nagi! Kau menyukai Arika-Sama bukan!"

Ucapan dan tampangnya Rakan membuat Nagi kesal, sehingga ia langsung membuat Rakan babak belur.

"Kamu tetap tinggal di Ostia untuk menemani Arika-Sama juga tidak apa-apa kok," Kata Rakan sambil meminum bir miliknya dengan wajah yang babak belur. "Lagipula kita juga nggak akan bisa kembali ke Megalomesembria sebab kita ini secara resmi masih buronan di negara itu."

"Aku nggak peduli soal tinggal di Ostia untuk menemani Hime," Kata Nagi dengan wajah yang terlihat sedih. "Ini mengenai Arika-Hime, dia nggak pernah mengomel ataupun mengeluh dalam hal apapun yang ia lakukan."

"Aku dengar dari Gatou kalau Arika-Sama menjadi seperti itu karena lingkungan tempat ia tinggal. Istana Ostia adalah tempat tinggal dari para koruptor dan orang-orang jahat. Dan dia harus bertahan hidup sambil mempertahankan moralnya di tempat seperti itu," Kata Rakan menjelaskan masa lalu Arika kepada Nagi. "Makanya dia jadi putri berdarah dingin seperti itu, untuk menutupi penderitaan yang ia rasakan."

"Kalau nanti Hime menjadi ratu Vespertatia entah penderitaan macam apa lagi yang harus ia alami," Kata Nagi yang merasa kesal karena ia tak bisa menolong Arika sama sekali.

"Arika-Sama menjadi ratu? Secepat itu! Padahal perang baru saja berakhir!" Kata Rakan yang terkejut dengan perkataannya Nagi. "Kau pasti sedang bercanda bukan Nagi?"

"Ia tidak bercanda Jack, sudah terbukti kalau ayah dari Arika-Sama hanyalah boneka dari Cosmo Entelecheia, dan Arika-Sama mencuri posisi penguasa dari ayahnya dengan melakukan setengah kudeta," Kata Albiero yang memberitahu kenyataan soal Arika kepada Rakan. "Arika-Sama harus menanggung semua dosa yang dilakukan oleh ayahnya sendirian, ia bahkan tidak dapat meminta bantuan kepada kita karena kita semua adalah buronan."

"Arika-Hime mungkin sudah lupa dengan janji yang sudah kubuat dengannya," Kata Nagi sambil tersenyum. "Tapi aku dan Hime beserta dengan Asuna-chan akan berkencan bersama di kampung halamannya Eishun di Kyoto."

"Kalau kau dan Arika berkencan bersama dengan membawa anak kecil itu bukan kencan namanya, tapi jalan-jalan keluarga," Kata Rakan yang dibuat kesal dengan betapa bodohnya Nagi dalam soal romantisme. "Kau harus bisa membedakan yang mana kencan dan yang mana jalan-jalan keluarga, Nagi. Kau memang jago kalau soal bertarung, tapi kalau soal hubungan perempuan dan lelaki kau bahkan lebih bodoh dari Takamichi yang lima sampai enam tahun lebih muda darimu!"