webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · Anime & Comics
Not enough ratings
386 Chs

Chapter 261 - Situasi Kacau

"Pendekar pedang tangguh yang katanya tidak bisa dikalahkan, tapi kemampuan deteksinya payah," Kata Koyomi dengan senyum jahat di wajahnya karena ia merasa sudah menang melawan Rakan. "Kau nggak akan bisa keluar dari tempat ini, kalau kau tidak bisa mencari keberadaaan kami. Akan lebih baik kalau kalian tersesat di dimensi ini selamanya!"

"Kalian cukup hebat nona-nona bisa menjebakku disini! Kupikir kalian berdua hanyalah bocah biasa, tapi aku mengubah pandanganku terhadap kalian berdua," Kata Rakan sambil tertawa kecil. "Tapi kuharap kalian berdua mau mengganti celana dalam kalian karena gadis seumur kalian tidak pantas memakai pakaian dalam semacam itu."

"Berisik! Kami berdua mau pakai celana dalam apapun itu bukanlah urusanmu!" Teriak Koyomi.

"Daruma berotot itu masih saja mengerjai kedua cewek itu," Kata Rin sambil menepuk dahinya. "Dan bukannya memikirkan cara untuk keluar dari dimensi yang nggak kelihatan ujungnya ini."

***

Di saat yang sama di Ariadne Landship.

Salah satu petinggi dari pasukan pengamanan festival berjalan ke arah Emily yang sedang duduk di salah satu dek untuk menunggu perintah dari atasannya.

"Kadet, apakah namamu ialah Emily Sevensheep?" Tanya si petinggi.

"Ya, nama saya adalah Emily Sevensheep," Jawab Emily dengan tegas dan lantang. "Apakah ada perintah yang ingin ada sampaikan pada saya letnan?"

"Ada laporan mengenai keributan yang terjadi di pusat pertokoan di Utara Ostia, dan ini sudah ketujuh belas kalinya kasus semacam itu sudah terjadi dalam waktu dua hari terakhir. Mungkin karena banyak sekali orang yang terlalu bersemangat melakukan duel tanpa izin di luar arena," Kata sang letnan. "Bawa empat atau lima orang untuk menangani keadaan! Dan jangan sampai memalukan nama Ariadne kalau menangani berandalan saja kalian tidak bisa."

"Serahkan saja semuanya padaku letnan, karena aku dan anggota kelompokku akan menangani masalah yang terjadi di Utara Ostia," Kata Emily.

Setelah Emily pergi dari dek tempat ia menunggu perintah, ia pergi ke kamar tempat dimana teman-temannya dan dirinya tidur.

"Teman-teman akhirnya tugas pertama kita tiba, aku harap kalian semua sudah siap!" Kata Emily yang saat ini terlihat sangat bersemangat. "Karena kita akan menjalankan kewajiban kita sebagai pasukan pengamanan Festival Ostia."

Emily yang bersemangat menjadi kecewa luar biasa ketika ia melihat kelima temannya termasuk maid pribadinya malah asyik makan kue.

"Kenapa kalian semua malah makan kue begitu!" Teriak Emily.

"Karena seusai rapat tadi kami nggak boleh keluar, kami memesan sweet delivery untuk mengisi waktu," Kata Collete.

"Tidak ada waktu untuk makan kue! Cepat bersiap karena kita akan melaksanakan tugas pertama kita!" Teriak Emily yang begitu marah kepada teman-temannya sampai-sampai urat di dahinya bisa terlihat. Ia benar-benar kesal dengan kemalasan dari teman-temannya.

Teriakan Emily membuat kelima kadet yang lain langsung berhenti makan dan mulai bersiap-siap. Mereka semua merasa bersemangat karena akan melakukan tugas pertama mereka, meskipun mereka tidak tahu kalau tugas pertama yang akan mereka lakukan akan berakhir dengan kegagalan.

Karena musuh yang akan mereka lawan berada di level B, sedangkan para anggota pasukan pengamanan kebanyakan adalah para penyihir dengan kekuatan level D dan C, sehingga tidak mungkin bagi Emily, Yue, Collete dan yang lain untuk menang melawan musuh yang membuat kekacauan bagian utara dari Ostia.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pertarungan Shirou dan Fate, membuat banyak kehancuran pada area dimana mereka berdua melakukan duel. Bangunan-bangunan yang tadinya berdiri megah, berubah menjadi reruntuhan. Untungnya sama sekali tidak ada korban jiwa akibat pertarungan yang mereka berdua lakukan. Karena semua orang di area itu sudah mengevakuasi diri mereka terlebih dahulu. Setelah melihat Fate dan Shirou mulai bertarung.

Fate terus menerus menyerang Shirou menggunakan pilar batu, sedangkan Shirou menahan serangan Fate dengan menembakkan pedang berkecepatan tinggi. Pertarungan antara mereka berdua sampai saat ini bisa dibilang seimbang, karena tidak ada satupun dari mereka yang kalah ataupun menang. Juga tidak ada yang terluka karena keduanya memilih untuk memakai serangan jarak jauh ketika bertarung.

"Bisa mengimbangiku lebih dari sepuluh menit seperti ini, selain ayahmu dan saudara-saudaraku, kau adalah manusia pertama yang bisa mengimbangiku dalam waktu yang lama," Kata Fate yang saat ini sedang melayang di udara dengan banyak tombak batu yang siap untuk ditembakkan melayang di belakangnya. "Kau memang pantas menjadi anak dari Thousand Master, Emiya Shirou. Tapi sampai kapan kau bisa mengimbangiku? Aku memiliki energi sihir yang tidak terbatas. Sedangkan energi sihir yang kau miliki terbatas jumlahnya."

"Tidak akan lama lagi kau akan kukalahkan, Fate Averruncus, energi sihirku memanglah terbatas. Tapi asal kau tahu aku jauh lebih kuat darimu," Kata Shirou yang seperti biasa sudah memegang kedua falchion kesayangannya di kedua tangannya.

"Kau terlalu banyak bicara Emiya Shirou," Kata Fate sambil menembakkan tombak batu yang ia sudah siapkan ke arah Shirou. "Dan tidak mungkin kau lebih kuat dariku, karena kalau memang demikian kau sudah bisa mengalahkanku sedari tadi!"

Shirou menangkis tombak batu yang ditembakkan oleh Fate dengan menggunakan Noble Phantasm yang ia tembakkan dan juga Kanshou dan Bakuya. Dan saat ini Shirou juga mulai mengucapkan kalimat pertama dari Aria untuk mengaktifkan Unlimited Blade Works.

"I'm The Bone of My Sword!"

Level kekuatan pada tubuh Shirou mendadak meningkat ketika ia mengucapkan Aria itu, dan di saat yang sama Fate bisa merasakan peningkatan kekuatan yang tidak wajar pada Shirou langsung menjadi lebih waspada.

Ribuan pedang muncul mengelilingi Fate sampai tidak memberi jeda pada Fate untuk bisa menghindar. Ketika ribuan pedang itu akan menusuk tubuh Fate, dalam sekejap Fate membungkus dirinya menggunakan dinding batu yang ia bentuk menjadi bola, bahkan Fate mengeraskan dinding batu yang melindungi tubuhnya menggunakan sihir sehingga dinding batu itu ribuan kali lebih keras dari batu biasa. Fate tahu kalau ia tidak akan mati kalaupun ribuan pedang itu menusuk tubuhnya. Tapi ia akan menjadi sangat lemah dan hampir mati, jika semua pedang itu mengenai dirinya. Maka melindungi dirinya menggunakan semua sihir yang ia miliki adalah satu-satunya hal yang bisa ia lakukan saat ini.

Karena Fate belum bisa menggunakan kekuatan sesungguhnya yang ia miliki selama Ialda Baoth belum terbangun dari tidurnya.

Ribuan pedang yang dimunculkan oleh Shirou menusuk bola batu yang membungkus tubuh Fate. Ada pedang yang hancur berkeping-keping, ada juga yang masuk menembus ke dalam bola batu itu.

Dan ketika Shirou sudah selesai menembakkan ribuan pedang yang ia munculkan dengan mengorbankan seperempat dari energi sihir yang ia miliki. Bola batu yang melindungi Fate sudah tertutup sepenuhnya oleh pedang yang tidak terhitung jumlahnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kagurazaka Asuna yang saat ini sedang dilindungi oleh Setsuna dan juga oleh Kaede. Merasakan perasaan tidak enak kalau akan ada hal yang buruk yang akan terjadi kepada dirinya. Meskipun ia tidak tahu apa hal buruk macam apa yang akan menimpa dirinya. Kaede dan juga Setsuna merasakan hal yang sama dengan Asuna.

Makanya saat ini kewaspadaan mereka berdua berada pada level tertinggi, karena mereka tahu kalau saat ini Asuna sedang diincar oleh musuh berdasarkan informasi yang mereka berdua terima dari Shirou melalui telepati. Dan melindungi Asuna dengan segenap tenaga adalah hal yang harus mereka berdua saat ini untuk memastikan Asuna tetap berada dalam keadaan yang aman.

***

Di tempat yang tidak jauh dari tempat Setsuna dan Kaede yang sedang melindungi Asuna. Tsukuyomi yang nafasnya terlihat berat dan air liurnya menetes dari mulutnya melihat ke arah gedung kecil tempat Setsuna, Kaede dan Asuna berada saat ini menggunakan teropong. Saat ini Tsukuyomi merasa sangat senang, karena ia akan memiliki kesempatan untuk melawan Setsuna.

Dan bagi Tsukuyomi yang selalu mencari lawan yang kuat agar ia bisa meningkatkan kekuatannya. Setsuna adalah lawan yang paling cocok baginya untuk ia kalahkan. Karena dulu sekali ketika ia masih kecil, ia pernah dikalahkan oleh Setsuna dengan sangat telak. Sehingga mengalahkan Setsuna menjadi obsesi terbesar dalam hidup Tsukuyomi.

Ia tidak akan melepaskan kesempatan emas yang ada di hadapan matanya untuk mempermalukan seseorang yang membuat super jenius dalam pedang seperti dirinya mengalami kekalahan. Ia akan mengalahkan Setsuna dengan telak lalu membunuhnya sepelan dan sesadis mungkin.