webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · Anime & Comics
Not enough ratings
386 Chs

Chapter 152 - The Test 9

"Pergi ke Festival Musim Panas itu menyenangkan, ya, Kaedee-Nee," Kata Fuuka dan Fuumika yang memakai yukata untuk anak-anak berwarna ungu muda dengan motif bunga lily sambil memegang gula-gula kapas.

"Kalian berdua benar de gozaru," Kata Kaede yang memakai yukata berwarna jingga dengan motif bunga matahari dan memegang gula-gula kapas yang sama dengan si kembar.

Fuuka dan Fumika sedang menunggu kesempatan untuk mengambil pin Ala Alba yang dipakai oleh Kaede pada yukata yang terpasang di yukata miliknya. Tapi mereka tahu kalau Kaede bukanlah seseorang yang mudah lengah, jadi mereka harus membuat celah agar Kaede menurunkan kewaspadaannya.

Sedangkan Kaede, dari awal sudah menduga kalau pin yang terpasang di dadanya akan menjadi sumber masalah ketika ia mendengarkan penjelasannya Chachamaru yang memberikan pin itu kepadanya. Kaede memang agak bodoh secara akademik dan dia sendiri juga tidak bisa mengerti hal-hal yang rumit. Tapi kalau hal-hal yang bisa membahayakan nyawanya sendiri dan orang lain entah kenapa otaknya bisa bekerja dengan lebih baik dan dia bisa langsung mengerti hal-hal semacam itu.

Kaede menyadari kalau saat ini si kembar sedang berusaha mencari cara untuk mengambil pin yang ada di dadanya, tapi tentu saja Kaede tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia akan memberikan si kembar sedikit pelajaran karena mereka berdua sudah berani menguping pembicaraan yang penting diantara para anggota Ala Alba tadi siang. Menguping pembicaraan orang lain dan menyebarkannya kepada banyak orang adalah hal yang buruk dan Kaede akan membuat si kembar menyadarinya.

Kaede dengan sengaja menjatuhkan dompet miliknya untuk membuat si kembar berpikir ia sedang lengah. Kaede membungkukkan tubuhnya untuk mengambil dompet yang ia jatuhkan dan membiarkan mereka berdua mencoba mengambil pin Ala Alba dari tubuhnya.

'Onee-chan, ini kesempatan! Kaede-Nee saat ini sedang lengah!' Kata Fuumika.

'Kau benar Fuumika!' Kata Fuuka. 'Ini kesempatan emas untuk mengambil pin itu dari Kaede-Nee!'

Mereka berdua bergerak perlahan dan hati-hati mendekati Kaede dan begitu mereka berdua sudah berada di samping Kaede. Keduanya dengan cepat berusaha mengambil pin Ala Alba dari Kaede. Sayangnya, gerakan Kaede jauh lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Karena sebelum kedua gadis kembar itu bisa menyentuh tubuh Kaede, ia sudah berdiri terlebih dahulu membuat kepala si kembar saling beradu.

Tubuh si kembar gila terjatuh ke tanah, mereka berdua kehilangan kesadaran dan dahi mereka berdua memar akibat benturan yang terjadi sebelumnya.

"Walah, mereka berdua malah pingsan karena kepala mereka berdua berbenturan," Kata Kaede. "Tapi semoga ini bisa menjadi pelajaran yang bagus untuk mereka berdua untuk berhenti berbuat jahil dan melakukan hal-hal yang merugikan orang lain de gozaru."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Sigh, mengirim preman-preman yang tidak berguna seperti ini untuk melawanku, apa mereka pikir aku sebegitu lemahnya sampai bisa dikalahkan oleh preman-preman," Kata Rin yang baru saja mengalahkan sekumpulan preman yang tiba-tiba saja menyerangnya.

"Nee-san apa kau sudah selesai mengalahkan preman-preman itu?" Tanya Sakura yang mengangkat tubuh preman yang dua kali lebih besar lebih besar dari dirinya dengan mudah.

"Sudah beres," Jawab Rin. "Melawan preman-preman yang bahkan tidak mengerti cara bertarung dengan benar bukanlah hal yang sulit."

"Ya, ampun sebenarnya siapa sih yang mengirim preman-preman ini untuk menyerang kita," Kata Luvia yang berdiri di belakang Auguste sambil menyentuh pipinya dengan tangannya.

Auguste, butlernya Luvia dengan mudah mengalahkan semua preman yang mencoba menyerang Luvia. Tidak mungkin ia akan membiarkan Luvia majikannya terluka.

"Sepertinya orang yang menyerang kita bermaksud untuk merebut pin Ala Alba ini dari kita," Kata Miyu.

"Kita sudah menduga kalau hal ini akan terjadi dari awal bukan," Kata Kuro. "Tapi kalau yang datang menyerang kita preman yang lemah, seperti ini, sih. Tidak ada tantangannya sama sekali."

"Orang yang mengirim preman-preman ini benar-benar meremehkan kemampuan kita," Kata Rin. "Tapi preman-preman ini lumayan untuk melampiaskan stress yang kurasakan akibat tidak bisa berduaan dengan Shirou di Festival Musim Panas."

"Kau benar Nee-san," Kata Sakura yang membanting tubuh preman yang tadi ia angkat ke tanah. "Tapi sayang jumlah preman yang datang menyerang kita jumlahnya kurang banyak, aku masih kurang puas menghajar preman-preman itu."

"Kau benar-benar gadis yang haus darah, Tohsaka Sakura," Kata Luvia yang wajahnya memucat.

"Sakura-san adalah tipe orang yang sadis rupanya," Kata Miyu.

"Terlalu sadis," Kata Kuro. "Onii-chan bilang Sakura-san menggunakan stungun untuk membuatnya pingsan ketika mereka berdua berada di Kyoto."

Tak jauh dari tempat, Rin, Sakura, Miyu, Kuro dan Luvia diserang. Misa Kakisaki yang menjadi dalang di balik penyerang para preman itu tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Kedua belas preman dengan ukuran tubuh yang besar dikalahkan dengan mudah oleh dua orang gadis dan satu orang tua.

Kalau Auguste yang mengalahkan preman-preman itu, Misa bisa mengerti. Karena Auguste terkenal di antara para murid di kelas 3-a sebagai butler sekaligus bodyguard yang kompeten. Tapi Rin yang melakukan gerakan beladiri seperti seorang ahli beladiri profesional dan Sakura yang bisa dengan mudah mengangkat preman berbadan besar. Hal itulah yang membuat Misa terkejut, ia tidak menyangka kalau Rin dan Sakura bisa sekuat itu.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Kalian para preman rendahan berani menyerang Konoka-Oujou-Sama," Kata Setsuna yang baru saja selesai menghabisi para preman yang menyerang dirinya, Konoka dan Asuna.

"Terus terang saja aku tidak menyangka kalau yang menyerang kita adalah para preman," Kata Konoka yang merasa lega karena para preman itu sudah dikalahkan. "Untung saja Setsu-chan dan Asuna berhasil mengalahkan preman-preman itu, walaupun aku tidak menyangka kalau Asuna akan mengalami luka walaupun sudah menjalani latihan yang keras."

"Hampir semua sihir tidak akan mempan padaku berkat Magic Cancel yang kumiliki," Kata Asuna sambil menghela nafas. "Tapi fisikku tetap manusia biasa tahu, jadi aku juga masih bisa terluka! Lagipula tadi aku melawan para preman itu tanpa menggunakan sihir untuk memperkuat tubuhku, untuk menguji seberapa kuat diriku tanpa menggunakan sihir. Kurasa aku masih belum sebanding dengan ahli bela diri profesional."

"Kau hanya sedikit terluka walaupun melawan beberapa preman sekaligus tanpa menggunakan sihir penguatan, itu menunjukkan kalau kau sudah bertambah kuat Asuna-san," Kata Setsuna. "Latihan yang kita lakukan selama ini sama sekali tidak sia-sia."

"Yah, tapi itu berarti aku harus berlatih lebih rajin lagi agar aku bisa bertambah kuat," Kata Asuna. "Agar kejadian seperti tadi tidak terulang lagi."

"Semangat yang bagus, Asuna," Kata Konoka. "Tapi kuharap kalau kau menggunakan semangat itu untuk belajar."

"Uukh aku mengerti," Kata Asuna yang sekali lagi merasa kesal karena dinasihati oleh Konoka. "Ngomong-ngomong, dimana Negi dan Kotaro?"

"Mereka sedang sibuk berkompetisi di stand permainan yang ada di Festival ini," Kata Konoka. "Kita biarkan saja mereka berdua, ini kesempatan bagi mereka untuk bersenang-senang layaknya anak-anak berumur 10 tahun."

Sakurako Shiina percaya kalau preman yang ia minta untuk merebut pin Ala Alba dari Asuna, Konoka dan Setsuna akan berhasil melakukan tugas mereka. Tapi Sakurako lupa kalau Asuna lebih kuat daripada gadis normal dan Setsuna adalah seorang bodyguard profesional. Sehingga usaha yang dia lakukan untuk mengambil pin Ala Alba dari Asuna, Konoka san Setsuna tidak berhasil.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Yoo para nona disana, pin milik kalian berdua bagus, ya," Kata para preman yang memakai topeng kepada Gu Fei dan Haruna. "Bagaimana kalau kalian memberikannya kepada kami."

Gu Fei dan Haruna cuma tersenyum, Haruna mundur ke belakang dan membiarkan Gu Fei yang maju. Karena tidak mungkin bagi Haruna untuk menggunakan sihir atau Artefak miliknya di keramaian. Jadi menghajar para preman itu menjadi tugas untuk Gu Fei yang memiliki kemampuan beladiri yang hebat.

Dan hanya dalam waktu 5 menit saja, para preman dikalahkan dalam sekejap.

"Kalau kalian semua mau merebut pin ini dariku setidaknya bawa 200 orang aru!" Kata Gu Fei yang merasa kesal karena level kekuatan preman yang menyerangnya sangat lemah.

Madoka langsung kabur begitu preman yang ia perintahkan untuk merebut pin Ala Alba dari Haruna dan Gu Fei dikalahkan. Kalau ia mencoba merebut pin itu sendirian itu sama sekali tidak mungkin, untuk saat ini Madoka memutuskan untuk menemui Sakurako dan Misa untuk merencanakan tindakan selanjutnya yang akan mereka lakukan untuk merebut pin Ala Alba.