webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · Anime & Comics
Not enough ratings
386 Chs

Chapter 100 - Mahora Festival Last Arc 6

"Pertama-tama Asuna, Konoka, Gu Fei, Kaede, Chisame, Haruna, Yue dan Nodoka kalian berdelapan akan keluar dari rumah Eva menggunakan the Cap of Hades," Kata Shirou sambil mentracing kain yang amat panjang. "Noble Phantasm yang bisa membuat seseorang menghilang yang pernah dimiliki oleh Hades, dengan menggunakan Noble Phantasm ini aura dan tubuh kalian akan menjadi tidak terlihat."

"Cap of Hades yang ada dalam legenda!" Teriak Yue kaget. "Shirou-san darimana kau bisa mendapatkannya!"

"Cap of Hades seharusnya berbentuk topi, atau helm tapi ini kok bentuknya kain yang panjang," Kata Nodoka.

"Kalian berdua tidak usah banyak bicara," Kata Asuna. "Mau bentuknya kain atau topi yang penting kan kita tidak akan ketahuan oleh Chao!"

"Shirou-kun lalu bagaimana caranya menggunakan Cap of Hades itu?" Tanya Konoka.

"Kalian semua cukup membentuk barisan sambil saling berpegangan," Jawab Shirou. "Lalu tempelkan Cap of Hades yang berbentuk kain panjang pada tubuh kalian berdelapan, kujamin kalian semua tidak akan terlihat oleh siapapun."

"Kok kesannya kita harus bermain kereta-keretaan layaknya anak kecil," Kata Haruna.

"Ah, itu cuma perasaanmu saja, kok," Kata Shirou yang merasa geli mencoba menahan tawanya. "Jadi sekarang kalian semua berangkatlah, dan pergi ke perpustakaan sekolah. Tempat itu aman karena Chao tidak memasang kamera ataupun alat perekam apapun disitu."

"Kalau begitu Shirou-dono," Kata Kaede. "Kalau kami berdelapan menggunakan Cap of Hades, bagaimana caramu, Rin-dono, Luvia-dono, Negi-bouzo, Arturia-dono, Sakura-dono dan Setsuna-dono menghindari pengawasan Chao?"

" Aku masih punya Cap of Hades yang lain, " Kata Shirou. "Jadi kau tidak usah merasa khawatir Kaede-san."

"Baiklah de gozaru," Kata Kaede. "Kalau begitu kami akan berangkat!"

"Tunggu dulu Kaede!" Kata Asuna. "Kenapa Shirou-kun dan Negi tidak ikut bersama dengan kita saja! Bukannya itu akan lebih cepat!"

"Asuna jumlah kita terlalu banyak dan akan sangat sulit berjalan sambil berpegangan kalau jumlah orangnya terlalu banyak," Kata Rin. "Makanya ia membagi kelompok kita menjadi dua supaya kita lebih mudah bergerak, apa kau sudah paham."

"Iya aku paham," Kata Asuna sambil menundukkan kepalanya.

"Aku akan menghubungi kalian semua dengan menggunakan telepati kalau kalian semua sudah sampai di perpustakaan untuk memberitahukan rencana selanjutnya," Kata Shirou.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Setelah kedelapan gadis itu pergi dari rumahnya Eva, sambil menggunakan Cap of Hades. Shirou lalu mulai menjelaskan bagian kedua dari rencananya kepada Negi, Rin, Sakura, Setsuna, Arturia dan Luvia.

"Sakura, Luvia, Rin," Kata Shirou. "Aku ingin kalian bertiga mengecek net sihir untukku dari koneksi khusus ke net sihir di kediaman Emiya sebab ada barang yang sangat kubutuhkan dari Mundus Magicus, kalau kalian sudah menemukannya telepon aku."

"Mengecek net sihir, ya," Kata Sakura. "Aku ataupun Luvia-san tidak ada masalah dalam melakukan hal itu, tapi kalau Nee-san aku meragukannya."

"Tohsaka Sakura benar," Kata Luvia. "Tohsaka Rin benar-benar payah soal alat elektronik!"

"Hei!" Teriak Rin. "Aku sudah mengalami kemajuan tahu! Setidaknya saat ini aku sudah tahu cara memakai smartphones!"

"Itu memang benar," Kata Sakura. "Tapi Nee-san masih belum bisa menggunakan PC ataupun Bluray player bukan?"

"Uukh! Aku masih berusaha Sakura," Kata Rin dengan wajah memerah. "Jangan meledekku begitu dong!"

"Kalau begitu aku serahkan semuanya pada kalian bertiga," Kata Shirou. "Aku dan Setsuna-san akan pergi menemui Kepala Sekolah Konoemon untuk memberitahukan rencananya Chao, dan meminta bantuan kepadanya."

"Shirou-Nii bagaimana denganku dan Arturia-Nee?" Tanya Negi.

"Negi kau dan Arturia harus pergi ke kelas kita untuk menemui Ayaka-san," Jawab Shirou.

"Kenapa kami berdua harus menemui ketua kelas, Shirou-nii?" Tanya Negi.

"Arturia adalah kakak perempuannya Ayaka, sekaligus pewaris Yukihiro-Konzern," Jawab Shirou. "Rencana kita untuk melawan Chao berhubungan dengan Yukihiro-Konzern."

"Shirou aku tidak tahu apa yang ingin kau lakukan dengan melibatkan keluargaku," Kata Arturia. "Tapi kenapa Negi juga harus ikut denganku untuk menemui Ayaka."

"Itu karena adikmu yang Shotacon itu terlalu patuh pada aturan," Kata Shirou. "Dan Negi adalah kartu as untuk meluluhkan hatinya."

"Memangnya Shirou apa yang kau butuhkan dari keluargaku?" Tanya Arturia. "Tanpa bantuan Ayaka sekalipun kurasa aku bisa memintanya pada ayah dan ibuku."

"Kau memang memiliki hak yang sama dengan Ayaka di keluarga Yukihiro," Jawab Shirou. "Tapi kemampuan manajemen dan sosialisasinya Ayaka jauh lebih baik darimu Arturia, jadi mau tidak mau kita membutuhkan bantuannya."

Mendengar Shirou berbicara begitu tentang dirinya dan Ayaka. Arturia mau tidak mau harus menerimanya, ia harus mengakui kalau dalam soal memanajemen bisnis keluarga dan bersosialisasi dengan kalangan atas, Ayaka berada jauh di atas dirinya.

"Yah aku memang tidak sejago Ayaka dalam soal seperti itu," Kata Arturia. "Jadi Shirou sekarang beritahu aku apa rencanamu itu! Jangan memperpanjang pembicaraan ini lagi!"

"Saber benar Shirou, kamu terlalu banyak bicara hal yang tidak perlu," Kata Rin. "Cepat katakan rencanamu itu!"

"Iya iya, " Kata Shirou sambil menghela nafas. "Setiap tahunnya Event penutup dari Mahora Festival diadakan oleh Yukihiro Konzern bukan?"

"Iya, keluargakulah yang bertanggung jawab pada event itu," Kata Arturia. "Memangnya kenapa?"

"Arturia aku mau kamu dan ketua kelas untuk mengubah even penutup Mahora Festival tahun ini," Kata Shirou. "Dengan event lain yang sudah kurencanakan."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kelas 3-a pukul 9 pagi.

"Hei Ayaka apa kau ada disini?" Arturia masuk ke dalam kelas 3-a bersama Negi sambil mencari Ayaka.

"Lho, Ane-uee," Kata Ayaka yang keluar dari salah satu jalur rumah hantu. "Ada apa mencariku?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu mengenai even terakhir Mahora Festival," Kata Arturia.

"Eh, memangnya ada apa dengan event terakhir dari Mahora Festival," Kata Ayaka. "Bukannya sudah ditetapkan oleh Shicii-uee kalau Event terakhir tahun ini adalah petak umpet extreme, apa Ane-uee keberatan dengan hal itu?"

"Tidak juga, tapi seseorang punya ide lain yang kurasa lebih baik," Kata Arturia. "Jadi aku bermaksud untuk mengubah even terakhir tahun ini dari petak umpet extreme menjadi 'Pertarungan besar antara penyihir melawan alien'."

"Pertarungan besar!" Teriak Ayaka. "Ane-Uee kita tidak boleh melakukan hal semacam itu tanpa alasan yang jelas! Itu bisa merusak reputasi kita berdua! Dan aku tidak mau kalau kita berdua dicap sebagai putri kaya yang egois!"

"Kalau kubilang ide dari event ini kudapat dari Negi bagaimana?" Kata Arturia.

"Eeeeh!" Kata Negi. "Arturia-Nee bukan aku yang ummmph!"

Ketika Negi hendak mengatakan kalau ide mengganti event terakhir dari Mahora Festivak adalah idenya Shirou, mulutnya ditutup oleh Arturia. Dan Arturia lalu berbisik pada Negi:

"Hei, Negi kau tidak boleh mengatakan hal itu, karena dari awal keberadaanmu disini adalah sebagai jimat untuk meluluhkan hati adikku itu, apa kau mengerti?"

Negi menganggukan kepalanya, walaupun sebenarnya ia tidak terlalu mengerti perkataannya Arturia. Tapi ia hanya mengangguk saja, karena Arturia memandang ke matanya dengan pandangan yang marah dan mengintimidasi seolah Arturia siap menebas dirinya kapan saja kalau ia tidak setuju dengan perkataan Arturia.

"Ke-kenapa Ane-Uee tidak cepat bilang begitu, sih!" Kata Ayaka yang matanya langsung berbinar. "Kalau demi Negi-Sensei apa saja akan kulakukan! Walaupun aku harus meminum air satu danau sekalipun!"

"Arturia-Nee entah kenapa aku jadi merasa tidak enak pada Ketua kelas," Kata Negi.

"Aku juga begitu Negi," Kata Arturia. "Tapi demi menghentikan rencana jahatnya Chao, tahan saja rasa tidak enak yang ada pada hatimu itu."

Author Note: Next chapter perang besar-besaran.