1 Master Devil - 1

Tampak seorang gadis berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan tergesa-gesa sehingga Ia tidak memperdulikan rambutnya yang Nampak berantakan akibat terhembus angin yang menerpa Rambut panjangnya, sesekali Gadis itu juga melirik jam tangan berwarna merah muda yang melingkar cantik di pergelangan tangannya.

Gadis itu semakin mempercepat langkah kakinya saat melihat Jarum jam menunjukkan angka 7:30, Ketika gadis itu sudah sampai di depan kelas nya, tanpa fikir panjang lagi gadis itu langsung membuka pintu yang sudah tertutup itu begitu saja dengan nafas yang memburu.

‘Semoga saja Mr.Johan tidak menghukumku!’ Batin gadis itu menundukkan kepalanya.

"Sorry Mr. Johan saya terlambat" ucap gadis itu sambil menundukkan kepalanya tidak berani menatap sang guru laki-laki yang berusia sekitar 40-an tahun itu. Sementara Guru laki-laki itu melihat jam tangannya seakan ingin mempertibangkan Apakah Gadis itu bisa mengikuti kelasnya.

"Masuklah, kali ini saya memaafkan mu, beruntung kau murid berprestasi dan juga baik dan saya harap kau tidak mengulangi kesalahan mu yang pertama ini lagi" Mr.Johan mempersilahkan gadis itu masuk kedalam kelas lalu melanjutkan pelajaran yang terhambat.

"Hey Adellia, kenapa kau bisa terlambat?" tanya seorang gadis yang duduk di sebelahnya.

"Aku terlambat bangun, you know lah" bisik gadis itu yang bernama Adellia dengan pelan sambil terkekeh, Agar Mr. Johan tidak mendengar apa yang baru saja mereka bahas.

"Sudah aku katakan sebelumnya, jika kau harus berhenti membaca novel-novelmu itu sampai larut malam!" gadis di sebalah Adellia mendegus kesal sambil memukul pelan kening sahabatnya itu karena mengetahui mengapa sahabatnya itu terlambat masuk kelas.

“Aww, Ini sakit Eve” Ringis Adellia mengusap keningnya yang terasa sakit.

“Biar saja, sekalian saja kepalamu itu kau masukkan kedalam Novel” Cibir Eve.

“Oh, My Best Friend jika aku melakukan itu maka kau akan kehilangan sahabat pintar mu ini” Adellia terkekeh pelan sambil mencubit pipi Eve dengan gemas. Eve hanya mendegus lalu membalas cubitan Di pipi Adellia.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, Adellia dan juga sahabatnya yang bernama Eve berjalan menyusuri koridor menuju kantin sekolah mereka. Dengan langkah seirama kedua gadis itu berjalan dengan saling bergandengan tangan, tidak lupa sesekali mereka juga akan membicarakan hal-hal yang setiap gadis bicarakan pada umumnya.

Adellia Cristopher, seorang gadis berusia 17 tahun, bersekolah di Axzwall high scholl saat ini Adellia duduk dikelas 2, selain paras nya yang cantik dia juga gadis yang Ramah dan juga pintar. Adellia tinggal bersama kedua orang tuanya di Amerika dengan hidup sederhana,Ayah Adellia bekerja di perusahaan Axzwall Company sebagai karyawan biasa. Adellia adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya. Akibat pernah mengalami keguguran, Ibu Adellia di vonis tidak dapat mengandung lagi, Awalnya kabar itu membuat Ibu Adellia merasa Gagal sebagai seorang Istri dan juga Ibu yang tidak dapat memberikan seorang Anak dan Adik untuk Adellia dan juga Suaminya.

Namun dengan kelembutan yang dimiliki Adellia, Ia memberikan semangat kepada Ibunya,jika Ia tidak keberatan jika Tidak memiliki seorang Adik. Bahkan Suaminya juga mengatakan jika Adellia sudah cukup untuk melengkapi keluarga mereka.

"Adel, kau tau Mr.Axzwall semakin hari, semakin tampan saja" Eve menyuarakan pendapatnya saat Gadis itu tidak sengaja melihat pria yang ia maksud berjalan menuju Kantin khusus para Guru-guru. Dan akibatnya Adellia yang memang sedari tadi diam termenung pun merasa terkejut tersadar dari lamunannya.

"Oh,Biasa saja menurutku" jawab Adellia begitu saja. menurut Adellia guru yang di katakan tampan oleh Eve barusan biasa saja dimata Adellia. Meskipun memang nyatanya Pria itu memang Tampan dan juga memiliki Karisma yang kuat.

"Jawabnya hanya seperti itu saja?, astaga Adell, Mr.Axzwall begitu tampan dan gagah, bahkan dia pria yang sangat kaya!, apa kau sama sekali tidak tertarik padanya?" Eve tidak habis fikir melihat tingkah sahabatnya yang sama sekali tidak peduli dengan sekitarnya termasuk yang namanya jenis Pria.

"Tidak, aku tidak tertarik!, lagi pun aku tidak tertarik dengan pria yang sudah tua"

"What!, kau bilang Mr.Axzwall tua? ayolah Adell, Mr.Axzwall masih berusia 27 tahun, dia itu pria dewasa bukan pria tua" Eve memukul keningnya sendiri pelan lantaran lagi-lagi dia di buat kesal Oleh Adellia.

"Sama saja dia sudah tua, ingat sayang Mr.Axzwall berusia 27 tahun sedangkan kau baru akan menginjak Umur 17 tahun" jawab Adellia memutar bola matanya malas.

“Biar saja, lagi pula Umur tidak masalah jika sudah Cinta yang bertindak”

“Makan itu Cinta” Adellia memukul Bibir Eve pelan, lalu gadis itu berlari meninggalkan Eve yang merengut kesal.

“Dasar Sahabat Durhaka” Pekik Eve

“Aku tidak perduli” Balas Adellia

Eve tidak lagi membalas ucapan Adellia, karena ia tau jika ia melanjutkan kata-katanya membahas tentang seorang pria, ia yakin jika Adellia akan menghindarinya selama Satu minggu. Entah mengapa Adellia sangat anti dengan namanya laki-laki.

"Kau ingin pesan apa? " tanya Eve saat mereka sudah duduk di salah satu meja kantin sekolah.

"Emm.. Jus mangga" jawab Adelia, Eve mengeryitkan dahinya mendengar pesanan Adellia yang selalu sama setiap harinya.

"Kau tidak mau pesan makanan, atau apa selain Jus mangga mu itu?" Tanya Eve menekankan kata Mangga, Gadis itu menatap kearah Adellia yang hanya menggelengkan kepalanya.

“Yang benar saya Adell, Kau itu harus mengisi perutmu supaya kau nanti kuat ketika mengikuti pelajaran selanjutnya!”

“Aku belum lapar, dan Ayolah Eve sayang. Kau tau sendiri bukan jika Jus mangga saja sudah membuatku kenyang” Adellia memutar kedua bola matanya malas mendengar rentetan kalimat yang keluar dari bibir sahabat cantiknya.

"Baiklah" Eve akhirnya mengangkat kedua tangannya menyerah, Ia tidak lagi berdebat ,Ia memilih berjalan meninggalkan Adelia untuk memesan makanan atau minuman untuk mereka.

***

Seorang Pria tampan yang duduk diatas kursi berputar miliknya mendegus kesal mendengar lawan bicara-nya yang tidak berhenti mengatakan hal-hal yang membuat Pria itu mendegus kesal "Aku sudah bilang jika aku tidak membutuhkan seorang jalang untuk memuaskan ranjangku!" Balas pria itu kepada lawan bicaranya lewat ponsel yang sedari tadi menempel di telinganya Bahkan Pria itu berbicara dengan nada malasnya.

"Ya..ya..aku tau, dari dulu sampai sekarang kau tidak berubah. Baiklah sampai di sini akhir pembicaraan kita karna saat ini aku sedang sibuk" jawab Pria itu yang ada di balik Ponsel Mahal itu.

"kau hanya selalu sibuk dengan para jalang mu itu, brengsek!” Maki Pria itu, tidak peduli dengan lawan bicaranya yang sudah mengumpat kasar.

"fuck you Max" Maki Lawan bicara pria itu.

Max tertawa kecil mendengar lawan bicaranya yang memaki Dirinya, Dia senang jika membuat Lawan bicaranya yang satu itu kesal. Selama ini Lawan bicaranya lah yang membuat dirinya Kesal yang tidak lain adalah sahabat rasa musuhnya itu.

Max Azxwall, Pria dewasa berusia 27 tahun. Ia bukan hanya seorang guru Matematika disalah satu sekolah miliknya sendiri, Ia juga sosok pemilik perusahaan terkenal Axzwall Company. Orangdi luar sana mengenal Max dengan sosok kepeduliannya dengan orang-orang yang membutuhkan, sudah hampir puluhan panti asuhan yang di bangun Pria itu yang tersebar di beberapa Negara. Namun, di balik sifat itu, tidak ada yang tau jika dibalik sifatnya itu ia memiliki jiwa psychopath di dalam Dirinya.

Setelah mendengar lawan bicaranya mengumpat, Max langsung mematikan ponselnya lalu memasukkannya ke dalam saku celananya, Max kembali mencek jadwalnya yang sempat tertunda oleh perbuatan sahabatnya yang sama sekali tidak ada guna-nya.

"Matematika di kelas 2? tidak seperti biasa-nya aku memiliki jadwal di kelas ini" gumam Max pada dirinya sendiri.

Tidak mau membuang waktu labih lama lagi, Max berdiri dan mengambil beberapa buku paket yang akan Ia bawa untuk membahas beberapa teori yang nanti ia sampaikan pada siswa-siswinya, Bagi Max ada kesenangan tersendiri baginya saat ia mengajar di sekolah miliknya sendiri.

Max berjalan menuju kelas 2 dimana ia akan mengajar, setelah ia masuk kedalam kelas Ia dapat mendengar suara bisik-bisik para siswi yang mengagumi dirinya. Max hanya menganggap hal itu angin lalu, baginya sudah hal biasa Ia mendengar semua pujian tentang dirinya.

"Selamat siang Semuanya" Sapa Max dengan Nada datar dan juga tatapan tajamnya membuat beberapa Siswi meneguk saliva mereka menahan denyutan yang tiba-tiba muncuk di area sensitive mereka.

“Selamat siang Mr.Axzwall" jawab para siswa-siswi bersamaan.

"Mr.apa sekarang anda yang mengajar dikelas kami?" tanya salah satu siswi dengan nada centilnya.

"Menurut miss Cleo, apa yang saya lakukan disini?" Tanya Max singkat masih dengan wajah datarnya. Sedang siswi yang baru bertanya tadi menundukkan kepalanya merasa malu dengan hal bodoh apa yang baru saja Ia lakukan.

"Apa saya perlu mengenalkan diri? " tanya Max.

"Tidak perlu Mr, kami semua mengenalmu. siapa yang tidak mengenal anda" jawab siswi satunya lagi dengan nada manja.

Max tidak menjawab ia mulai mengabsen siswa-siswi yang ada didalam kelas, satelah selesai ia menyuruh siswa-siswi tersebut membuka buku mereka masing-masing. Max menjelaskan beberapa materi Matematika tentang Aljabar. Saat Ia memperhatikan semua siswa-siswinya, tanpa sengaja kedua bola mata Max menangkap seorang gadis yang fokus dengan buku nya tanpa memperdulikan sekitar-nya. Bukan seperti para siswi lainnya yang terkadang mencuri-curi pandang kearahnya.

'Cantik' Batin Max tersenyum sangat tipis, hingga siapapun tidak dapat melihat senyuman itu. Senyum yang sangat tulus, dimana terlihat ketertarikan antar lawan jenis bukan Senyum yang di selimuti dengan berbagai rencana kejam.

***

Adellia merebahkan tubuhnya di atas ranjang Queen size miliknya, seharian ini Ia merasa lelah dan ingin mengistirahatkan tubuh beserta fikiran nya yang sedari tadi berperang dengan buku-buku pelajaran di sekolah hari ini.

Adellia mengangkat tangan kirinya dan melihat jam tangannya,jam menunjukkan pukul empat sore,Adell memejamkan kedua matanya dan beberapa menit kemudian nafas teratur sudah terdengar dari hidung Adell, gadis itu tertidur tanpa membuka sepatu dan juga seragam sekolahnya terlebih dahulu. Memang sekolah Adellia memiliki Seragam khusus untuk semua siswa-siswi Axzwall high scholl.

Juni-Mommy Adellia masuk kedalam kamar putrinya,niat awal nya Ia ingin kembali kekamar nya akan tetapi ketika melewati kamar Putri semata wayangnya yang sedikit terbuka, Membuat wanita paruh baya itu mau tidak mau membuka pintu dan Ia menggelengkan kepalanya saat melihat Putri semata wayangnya tertidur tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu,bahkan sepatunya pun masih terpasang di kedua kaki putrinya.

"Dasar gadis Manja" Gumam Juni, Ia berjalan mendekati putrinya yang masih terlelap dan membuka sepatu putri kesayangannya, dan apa yang baru saja dilakukan wanita paruh baya itu sama sekali tidak menggangu tidur nyenyak Adellia.

“Mommy menyayangi mu Baby Girl” Bisik Juni pelan di telinga Adellia, Ia juga mengelus rambut Putrinya dengan sayang.

“Maafkan Mommy yang tidak bisa memberikanmu seorang Adik, sehingga Kau merasa kesepian setiap kali Kami pergi meninggalkanmu” Lagi Mommy Adellia berkata lirih seakan Ia tidak dapat membahagiakan Putri kesayangannya.

***

Max dengan asal melemparkan buku tebal yang memiliki halaman sekitar Tujuh Ratusan itu kearah wajah lawan bicara nya yang tepat berada di hadapannya saat ini. Dengan tatapan kesal Max menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya.

"Kau ini,Apa kau tidak bosan bergulat dengan semua buku-buku itu, dan belum lagi dengan Map-map sialan itu" gerutu pria yang baru saja Max lempar dengan buku tebal, Pria itu juga mengusap pahanya yang terkena buku yang baru saja Max lemparkan kearahnya.

"Kenapa jadi kau yang keberatan dengan apa yang ku lakukan?, biasanya kau tidak pernah mengurusi urusanku, tapi kenapa sekarang kau jadi sangat cerewet seperti anak gadis yang masih perawan! " jawab Max santai kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda karena kehadiran sahabatnya yang tidak di undang.

"Oh,C'mon Brother setidaknya kau harus menghibur dirimu dengan minuman atau para wanita yang siap melemparkan tubuh mereka secara cuma-cuma untukmu" Pria itu yang bernama Lengkah Rio Aldrick tersenyum jahil menatap Max, Pria itu dengan isengnya menaik- turunkan kedua alisnya mengejek Max.

Max tersenyum miring, Ia kembali meletakkan Pulpen Emas miliknya yang seharga Ratusan Juta itu keatas meja, Tatapannya ia Alihkan kearah Rio-sahabatnya "Aku tidak tertarik dengan wanita yang memiliki Lubang bekas dan yang sudah tidak sempit lagi"

Rio tertawa keras mendengar ucapan Max yang menurutnya Ambigu " kau bisa memiliki wanita atau Gadis yang masih di segel Max,atau jangan-jangan kau ini Gay?" selidik Rio dengan tatapan Jijik nya,Alhasil sebuah buku yang lebih tebal dari sebelumnya melayang kembali kearah Pria itu dan kali ini mengenai kepala Rio.

"Shitt, sialan kau Max,kau fikir ini tidak sakit!" Umpat Rio sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.

Max hanya tersenyum kaku menaggapi kekesalan sahabat-nya, Lalu Max berdiri dari kursi-nya sambil berjalan keluar dari ruang kerja miliknya menuju Ruang satunya lagi meninggalkan Rio yang masih setia memegangi kepalanya.

"Mau kemana kau?" tanya Rio menyadari Max sudah ada di Kursi Pria itu.

"Istirahat, dan apa kau tidak memiliki jam yang sudah menunjukkan jam berapa sekarang? jika kau ingin pergi, itu pintu keluarnya dan jangan lupa tutup kembali pintunya" Perintah Max dengan nada malas.

Setelah mengatakan hal itu Max keluar dari ruang kerjanya menuju ruang satunya lagi yang masih ada di satu ruangan,Max memasuki Ruang Pribadi-nya dimana Ranjang King Size berada di sudut ruangan yang luas itu, Ia menjatuhkan Tubuhnya diatas Ranjang sambil membuka kancing kemejanya satu per satu, saat Max akan menutup kedua matanya, kilasan wajah Siswi yang Yang beberapa jam yang lalu Ia lihat terlintas di benaknya, Max tidak membuka kedua matanya Ia menikmati bayangan wajah gadis itu sambil tersenyum lebar.

***

Adellia sedari tadi merutuki dirinya karena lagi-lagi Ia kesiangan berangkat ke sekolah, Adell berjalan dengan cepat karena Jam pelajaran pertama adalah pelajaran Bahasa Portugis, bukan karena pelajarannya yang membuat Adellia merutuki keterlambatanya, melainkan karena guru yang mengajar adalah guru yang sangat Di takuti Adellia yaitu Mrs.Lina yang terkenal cerewet dan juga pemarah.

Dari Jarak yang tidak jauh dari Adellia,Terlihat Max berjalan dengan santai, Pria itu sedari tadi memperhatikan wajah panik dan gelisah milik seorang gadis yang Ia mimpikan malam Itu, Max tersenyum tipis ketika melihat wajah panik itu, entah mengapa Ia menyukai raut wajah gadis itu.

Dan entah karena terlalu terburu-buru atau apalah itu, tiba-tiba Gadis itu berjalan mendekat kearah Max, Pria itu tidak menghindar sama sekali, Ia malah semakin berjalan seakan tidak memperdulikan jika Gadis itu akan menabraknya.

Dan……

Bugh….

Tiba-tiba Gadis itu tidak sengaja menubruk tubuh kekar itu sehingga kulit tangan Max tidak sengaja menyentuh kulit lengan gadis itu yang sialnya sangat lembut, membuat sisi prianya yang selama ini tidak pernah bangkit begitu saja Akhirnya bangun hanya menyentuh kulit lengan gadis itu.

‘Shitt..’ Umpat Max dalam hati, Ia mengepalkan kedua tangannya menahan gejolak gairahnya.

"Maaf Mr, Adell tidak sengaja" ucap Adellia sambil menundukkan kepalanya meminta maaf, lalu Adellia berjalan meninggalkan Max yang masih terdiam di tempatnya, Max sempat melihat Name tag gadis itu yang bertuliskan Adellia Cristopher, Tatapan Max masih terfokus oleh punggung kecil Adellia yang sedikit demi sedikit hilang di belokan koridor.

"Sial, Ada apa denganku? Kenapa Gairahku tiba-tiba muncul hanya karena gadis kecil itu” Gumam Max menatap kebawah di mana bukti Gairahnya telah tersulut.

“Kau harus bertanggung jawab Gadis kecil!" gumam Max lagi lalu berjalan meninggalkan Koridor sekolah dengan tatapan dingin dan juga senyum liciknya.

Max mengeluarkan Ponsel miliknya dari dalam saku celananya lalu mengetikkan beberapa digit nomor,setelahnya Max menekan Tombol Hijau untuk menghubungi seseorang.setelah tersambung tanpa basa-basi Pria itu langsung memerintahkan Orang yang baru saja ia Hubungi.

"Aku ingin kau Mencari data seseorang yang bernama Adellia Cristopher,dan aku mau semua datanya sudah ada di meja ku dua jam dari sekarang." setelah mengatakan perintah itu kepada bawahannya, Max mematikan Ponselnya,lalu Ia berjalan menuju ruang khusus yang ada di sekolah miliknya, Dan saat Ia sampai di ruang khususnya Ia duduk di atas kursi sambil menyentuh Bagian tubuhnya yang masih terbungkus oleh celana bahan.

"Kau harus bertanggung jawab,karena sudah membangunkannya" seru Max sambil mengelus Juniornya,seakan tidak puas akan elusan yang Ia berikan,Max membuka resleting celananya dan mengeluarkan Miliknya yang sudah berdiri tegak menjulang keatas dengan perkasa.

Max menggengam Miliknya sambil mengurutnya dengan memaju mundurkan tangannya, Ia memejamkan kedua matanya membayangkan kulit halus milik Gadis kecil itulah yang sedang menyentuh Miliknya, Max mempercepat gerakan tangannya ketika Ia akan merasakan Miliknya sudah semakin membesar dan sesuatu yang akan keluar dari miliknya.

"Ahh..Ahh..Ahhh" Geram Max tertahan ketika Miliknya mengeluarkan benihnya hingga mengotori tangannya sendiri, nafas Max tidak beraturan sehabis mendapatkan pelepasannya, Ia meraih beberapa tisu yang ada diatas meja kerjanya untuk membersihkan dirinya sendiri dari cairan miliknya.

"Suatu saat nanti Benihku akan bersarang di rahimmu dan Aku harus memilikimu bagaimana pun cara nya. Kau harus menjadi milikku untuk memuaskan Adik kecil ku ini!”

Suara deringan Ponsel menyadarkan Max yang masih di selimuti Nafsu birahinya, dengan kesal Ia meraih Ponsel yang tadi Ia letakkan diatas meja kerjanya.

“Ada apa?”

“….”

“Mom,aku bisa mencari wanitaku sendiri, tanpa harus campur tangan mu!” Max menggeram tertahan menahan letupan emosinya.

“…..”

“Jangan Pernah ikut campur dengan urusanku atau aku akan melakukan hal yang tidak Mom bayangkan sama sekali, seperti apa yang pernah aku lakukan ke Dad dan Dia” Max tersenyum Miring mendengar suara Mommy-nya yang sedikit gemetar.

“….”

“Apa Mom sedang mengujiku? Mom ingin bermain denganku untuk membuktikan semuanya?” Senyum miring diwajah Max semakin melebar ketika Mommy nya langsung mengakhiri pembicaraan mereka.

“Tidak ada yang boleh mengaturku, tak terkecuali Kau Mom” Gumam Max menatap layar ponselnya yang terdapat nama Mommy sendiri.

Keesokan harinya Adellia tidak masuk sekolah karena Gadis itu harus ikut dengan kedua orang tuanya untuk menemui Kakek dan juga nenek nya yang tidak jauh dari sekitar rumahnya,yang hanya berbeda daerah saja, Adellia sudah menghubungi Eve untuk mengisi absennya atas ketidakhadirannya.

"Adell apa yang kau fikirkan sayang?" tanya Juni,melihat kearah Putrinya yang hanya diam dan menatap keluar jendela mobil.

Adel memutar kepalanya menatap kearah Mommy nya " Ah,tidak ada Mom,Adel tidak memikirkan apapun,Adel hanya melihat pemandangan yang ada diluar" Adell tersenyum dan menidurkan kepalanya di bahu sang Mommy.

"Bagaimana dengan sekolahmu sayang,apa ada masalah?" Tanya Jake,Daddy Adelia dari kursi pengemudi manatap putrinya lewat kaca spion.

"Baik Dad,hanya saja tugas sekolah membuatku lelah"keluh Adellia menatap Jake dengan lesu yang ia buat-buat.

"Alasan saja, bilang saja biar banyak libur ya kan?" Jake tertawa kecil mendengar ucapan Istrinya yang sedang mengejek keluhan Putrinya.

"Mommy tau saja" Adellia terkikik mendengar jawaban Mommy-nya yang tepat sasaran.

Hampir menempuh waktu 2 jam 30 menit untuk mereka tempuh menuju rumah Nenek dan Kakek Adellia, Akhirnya mereka sampai di sebuah halaman rumah yang minimalis namun terlihat nyaman, pemandangan dan juga sejuknya udara menambah kesan Jika Rumah Nenek dan Kakek Adellia sangat Nyaman untuk di tempati.

"Grandma,Grandpa" pekik Adellia senang ketika ia masuk dan melihat sepasang suami-istri yang sudah lanjut usia sedang duduk di sofa keluarga,sambil menonton televisi.

"Ah,cucu Grandma yang cantik" jawab grandma Adellia sambil tersenyum senang menyabut Cucu kesayangan-nya, Wanita Tua itu berdiri dari posisi duduknya untuk merentangkan kedua tangannya meminta di peluk Adellia.

Adellia langsung menghambur memeluk Nenek-Kakek nya itu dengan sayang.

"I miss you, Adell sangat merindukan kalian" ucap Adellia manja kepada Nenek-Kakeknya.

"I miss you too Honey, Kau semakin cantik dan tubuhmu kenapa tidak tinggi-tinggi seprti Mommy-mu? " Adellia memanyunkan bibirnya mendengar Kalimat yang baru saja Neneknya itu katakan. Sedangkan Nenek Adellia tertawa kecil berhasil menggoda cucuk kesayangannya.

“Salahkan saja Mommy yang memiliki tubuh kecil, Adellia juga heran, kenapa Adell tidak mengikuti tinggi badan Daddy saja” dengan Gemas Wanita tua itu mencubit Pipi Cucunya, Mommy beserta Yang lainnya tertawa mendengar gerutuan Adellia yang tidak terima dirinya pendek.

Dilain tempat Max memasuki ruang kelas 2, kelas Adellia. Saat Ia masuk kedalam rungan itu para murid perempuan mulai memekik kesenangan dan ada pula yang terang-terangan menggoda dirinya, sedangkan siswa laki-laki hanya diam di tempat duduk mereka sambil menutup telinga akibat suara ribut para gadis, Max mengabaikan semua itu dan hanya menampilkan wajah datarnya tanpa minat kepada semua murid perempuan yang menggodanya.

Max mulai mengabsen beberapa anak didiknya, saat bibirnya menyebut nama Adellia gadis yang berhasil membuatnya uring-uringan beberapa hari ini, Max menautkan kedua alisnya merasa tidak ada yang menjawab panggilannya, membuat Max menegakkan pandanganya menatap kursi yang kosong.

"Adellia Cristopher" ulang Max dengan tatapan dinginnya membuat beberapa siswi yang tadi memekik memuja ketampanannya menjadi diam karena tatapan dingin milik Max.

"Ma..maaf Mr.Axzwall,Adellia tidak masuk hari ini,dia izin Mr" ucap Eve memberanikan diri.

Max hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan mengabsen, setelah selesai mengabsen semua siswa-siswinya, Max menjelaskan beberapa Materi dan setelahnya Ia memberikan tugas kepada mereka.

Max tidak dalam Mood yang bagus Lantaran Ia tidak bertemu dengan gadis kecilnya, hingga dia memutuskan pergi dari ruang kelas dengan meninggalkan beberapa tugas yang harus di kerjakan oleh siswa-siswinya.

"Baiklah,jam sepulang sekolah tolong kalian kumpulkan semua tugas kalian di atas meja guru,dan bagi yang tidak mengumpulkan siap-siap mendapatkan konsekuensi nya dari saya" ucap Max lalu Ia pergi meninggalkan ruang kelas tersebut tanpa mendengarkan balasan yang di lontarkan para siswa-siswinya.

Max berjalan menuju ruang khususnya,lalu ia memasuki ruangan yang tidak terlalu luas itu,didalam ruangan itu terdapat satu ruangan lagi, Kamar dan juga ruang santai.

Max membuka ruang satunya lagi yang terdapat tempat tidur king size miliknya,lalu Max menjatuhkan tubuhnya untuk mengistirahatkan fikirannya.

Max mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Dimana data yang aku inginkan? Bukankah aku sudah memberi kalian tugas untuk mencari tau semua tentang gadis yang bernama Adellia Cristopher, dan aku tidak mau tau, aku mau semua datanya hari ini juga. Jika tidak nyawa kalian yang akan menjadi taruhannya" ucap Max kepada seseorang yang ada dibalik ponselnya,tanpa menunggu jawaban Max mematikan ponselnyanya dengan sepihak.

"Kau harus jadi milik ku gadis kecil,bagaimanapun caranya meski aku harus melakukan hal Licik sekalipun." gumam Max tersenyum licik dan Ia memejamkan kedua matanya.

***

Pagi yang cerah menyambut Adellia, senyum yang sedari tadi menghiasi wajah Adellia membuat Ia semakin Cantik dan juga Manis. Adellia terus berjalan menyusuri koridor sekolah,sesekali ia juga akan bersenandung riang dan menyapa beberapa siswa-siswi yang ia lewati dengan senyum ramahnya.

"Adell" panggil seseorang menghentikan langkah Adellia, Adellia memutar tubuhnya dan melihat seorang pria tampan yang memakai seragam serupa dengannya. Dengan malas Adellia memutar Bola Matanya.

"Phoenix, ada apa?" tanya Adellia malas kepada Pria itu yang sudah berada dihadapannya.

"Tidak ada, aku hanya ingin menemui mu dan hari ini kau cantik" Ucapan Phoenix membuat wajah Adellia tersipu malu.Meski kesal dengan Phoenix, membuat Adellia untuk tidak tersipu dengan kata-kata manis yang di lontarkan Pria itu.

"Jadi selama ini aku tidak cantik ya,Begitu?" sungut Adellia.

"Kau selalu cantik,apa lagi jika kau merona seperti sekarang" Phoenix mencubit kedua pipi chubby Adellia karena gemas.

"Ish,Phoenix Pipi Aku sakit jika kau cubit seperti itu dan Please tangan di kondisikan!" regek Adellia sambil mengusapi pipinya yang memerah akibat cubitan yang di berikan Phoenix

"Lucu" gumam phoenix sambil menatap Adellia.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Adellia

"Tidak, Ayo, masuk ke kelas, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi" Adellia hanya menganggukkan kepalanya,lalu Phoenix merangkul bahu Adellia menuntun Gadis itu berjalan menuju kelas Adellia.

Dari ujung koridor sosok Pria tampan dan tegap sedari tadi menatap mereka dengan tatapan tajam nya, pria itu juga mengepalkan kedua tangannya sampai buku-buku jarinya memutih,dari tatapannya Ia sangat marah, ingin rasanya Ia membunuh pria yang sudah berani menyentuh gadis kecilnya itu. Dan lagi kenapa Gadis itu malah membiarkan Pria ingusan itu menyetuh dirinya harusnya Gadis itu menolak bukan malah tertawa.

Tetapi sesaat kemudian Pria itu kembali tersenyum licik, Ia menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jari tangannya, lalu Ia menghela nafas kasar sebelum Ia melanjutkan langkahnya.

“Sepertinya aku menemukan mainan baruku dan sepertinya aku juga harus menghukum gadis kecil ku yang nakal it” Max tertawa kecil sambil berjalan menuju ruang pribadinya.

Adellia berjalan menyusuri jalan yang terlihat sepi, jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan dia tadi sudah ketinggalan Bus terakhir yang menuju kearah rumahnya, alhasil Adellia terpaksa berjalan melalui jalan pintas supaya Ia lebih cepat sampai dirumahnya.

Saat Ia memasuki perempatan jalan yang ada di dekat rumahnya, tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya membuat Adellia menghentikan langkahnya, Ia mengeryitkan keningnya merasa tidak mengenal Mobil itu, tanpa di komando oleh fikiran-nya sendiri, Kaki Adellia melangkah mundur menghindari mobil hitam itu.

Adellia mencoba menghindari mobil hitam itu dengan cara berjalan cepat memutar arah. Namun, semua itu sia-sia karena sebuah tangan besar tiba-tiba menarik tangannya dan memaksa tubuhnya untuk masuk kedalam mobil berwarna hitam itu.

Adellia memberontak dengan memukul-mukul tubuh Pria itu namun tenaganya yang kecil tidak mampu mengalahkan Pria itu. Adellia ingin berteriak Tapi tidak bisa melakukannya karena mulut Adellia di tutup dengan tangan kekar itu dengan kuat.

"Hmmpppp" teriak Adellia bergumam ketakutan, dia mencoba berteriak meminta tolong pada siapapun, berharap ada yang melintas di tempat mereka sekarang, meskipun Ia tau semuanya akan sia-sia mengingat jalan yang Ia lalui setiap hari sangat sepi.

Pria itu memaksa tubuh kecil Adellia masuk kedalam mobil, saat Tubuh Adellia sudah masuk kedalam Mobil itu, tubuh Adellia mulai bergetar ketakutan dan air mata pun mulai membasahi pipinya, Namun yang semakin membuatnya menangis adalah ketika Pria itu membuka topengnya, dan Pria yang memaksanya masuk itu,Pria yang Ia kenal sebagai salah satu gurunya di sekolah.

"Mr.Axzwall" gumam Adellia sebelum kesadarannya menghilang akibat sebuah suntikan bius yang di di suntikkan Max ke kulit tangan Adellia. Max tersenyum miring melihat gadis kecilnya sudah tidak melakukan perlawanan lagi, Gadis itu sudah tertidur dengan nyenyak dan hal itu dapat memudahkannya membawa Adellia kedalam kediamannya.

avataravatar
Next chapter