1 -Bangun dan mencari jalan-

Apakah kau pernah berpikir, bahwa kau yang paling benar....

Apakah kau pernah berpikir, bahwa ada sesuatu yang lebih kuat dari usaha....

Apakah kau pernah berpikir, bahwa semua sumber masalah adalah satu titik....

Dan terakhir....

Apakah kau pernah berpikir bahwa, dirimu itu memiliki kendali....

Terlihat susah, ya kan? Maka dari itu kita buat lebih mudah lagi. Jika kau ingin mencapai sebuah tujuan, apa hal yang tepat untuk mencapainya?

Apakah menjadi pintar? Kuat? Atau yang lain. Semua hal itu memang tepat, namun jika kita ambil satu persatu, mungkin tidak akan efektif dan waktu akan memburu dan menjatuhkan kita.

Dan....

Bagaimanakah penyelesaian dari hal tersebut?

Kebanyakan orang mudah terjajah oleh salah satu bagian emosi mereka sendiri, yaitu depresi. Depresi memang menjadi momok seseorang dalam meraih sesuatu, begitulah kebanyakan kejadian yang ada. Seseorang telah mendapatkan masalah dan dia tidak paham masalah tersebut, semakin lama dirinya terlarut oleh hal destruktif tersebut, dan akhirnya jatuh ke jurang kesengsaraan.

Mereka yang telah jatuh akan seperti di tarik oleh sesuatu, tarikan akan semakin kuat jika tidak ada yang meraihnya, dan jika tarikan sudah kuat dan membelenggu seluruhnya, tanggapan akan tidak berguna lagi, karena, ya begitulah.

Mungkin deskripsi manusia adalah ini, lebih tepatnya pada perasaan mereka dalam menghadapi sesuatu yang mereka anggap masalah.Banyak sekali model atau tipe pemikiran tentang hal ini, mungkin hasil akhir dari semua ini akan memiliki arti sama. Kalau memang begitu kenapa setiap hal tersebut susah dikaitkan dan seperti memiliki ciri khas tersendiri?

Pertama, mungkin dua pemikiran atau lebih itu memiliki tempat dan waktu yang berbeda.

Kedua, setiap individu memiliki idealis yang saling bertentangan, dan membuat hubungan satu dengan yang lain akan menjadi ambigu, kalau mereka salah menepatkan sesuatu.

Dan yang terakhir, tidak ada. Kalau ada pun hanya kau yang tahu, setiap manusia memiliki imajinasi tersendiri untuk hal yang terakhir ini, jadi perintah absolut tidak akan muncul.

Masih terlihat sulit?

Coba pikirkan tentang sebuah hal atau kejadian yang selalu di alami sebuah kelompok usia, ambil contoh saja remaja atau bahasa lainnya "Kaula Muda".

Apa yang selalu dialami oleh kaula ini, pastinya sebuah kebingungan dalam meraih jati diri, dan yang selalu mengiringinya, mungkin, adalah masalah cinta atau gejolak merasakan rasa suka.

Tentunya rasa suka kepada lawan jenis, jika sebaliknya, sekiranya mereka yang seperti itu harus segera di luruskan atau di musnahkan, agar tidak menular.

Kita kembali ke jalan yang benar lagi, jadi, rasa cinta yang mereka cari itu apa? Kekasih pujaan? Kebanyakan memang itu, namun apakah hubungan yang penuh kontroversi ini berguna?

Berguna maupun tidak, para manusia akan melakukan sebuah rutinitas yang agak kurang mereka sadari, yaitu setiap hal itu pasti akan di pandang berbeda-beda, tinggal apa yang menjadi dasar utama.

Masih terlihat kurang di terima otak?

Kalau begitu kita beralih ke lain.

Ini mungkin akan lebih sangat mudah.

***

Sinar yang cukup terang menyinari sesosok yang sedang duduk, dia sedikit membungkuk. Kepalanya sedikit menunduk dan seluruh tubuhnya diam.

Sebuah buku yang kurang disinari tergeletak di depannya. Sesekali jemarinya mengangkat lembaran kertas di buku itu dan kepalanya kadang kala bergerak seperti mengikuti sesuatu.

"Ayolah, kenapa aku tidak paham materi ini!" kesal dia yang sedang duduk, dan membolak-balikan halaman buku yang ada di depannya.

"Kenapa!, aku tidak paham, ayo Ater paculah otakmu ini!" rasa kesalnya menjadi-jadi dan tangannya ia kepalkan, mungkin suasana akan segera memanas.

Brakkkkkkkk!

Suara gebrakan meja menggelegar ke segala arah, suasana tenang sebelumnya pecah dan digantikan kebisingan yang cukup membuat satu rumah bangun.

"Siaaaallll!, kenapa diriku ini sangat bodoh!, hal semudah ini, kenapa aku tidak memahaminya, ayolah berpikir!" dia beteriak seperti orang gila, dan-

Gubraaakkkkkkk!

Pintu kamar terbuka dengan ganas. Bersamaan dengan itu sesosok hitam berambut panjang muncul.

"Dasar kakak bodoh!, bisakah kakak lebih tenang sedikit" bentaknya dan membuat lelaki bernama Ater itu diam membatu.

"A a aaaa, Dik Rii i oon, kaa u maa sih baaa ngun yaa a" pada saat ini Ater berkata layaknya orang yang takut setakutnya, dan dia berposisi aneh juga.

Dia berdiri tetapi badannya sedikit ia begkokkan kebelakang, dan kedua tangannya ia adahkan ke atas, ini seperti penjahat yang ada di film atau game.

"Kakak sudah gila ya" ucap Orion dengan nada datar dan wajah penuh dengan rasa prihatin.

Setelah itu pintu kamar tertutup, dan meninggalkan Ater sendirian seperti orang gila di dalam penjara.

"Aku harus mengunci pintu ini setiap masuk ke kamar" gumam Ater sambil memandangi pintu kamarnya.

Setelah itu dia duduk lagi dan membaca buku yang ada di depannya. Ater diam dan tidak melakukan sebuah tindakan, karena, ya dia sudah tidak tahu yang harus ia lakukan.

Dari dimarahi adiknya sendiri, membaca buku pelajaran yang tidak dapat ia pahami dan sebagainya. Banyak sekali masalah yang mendatangi Ater, dan akhirnya membuat dia menghela nafas.

"Haaahh... apa yang harus kulakukan, agar materi ini masuk ke otakku, jika aku tidak segera mempelajari ini, aku akan kesusahan" Ater berkomentar tentang dirinya sendiri, dan ia akhiri dengan helaan nafas lagi.

"Walaupun besok hari pertama masuk sekolah, tetapi aku harus segera menghilangkan kebodohan ini, jika tidak, sungguh skenario neraka akan menghampiriku" kata Ater dan memandang langit kamarnya.

Dia merenung dengan apa yang telah dilakukan dan dapat, memang dia adalah orang bodoh, namun kebodohannya itu membuat ia sadar bahwa dia bodoh.

Terlihat aneh sekali, orang bodoh yang sadar akan dirinya bodoh, tetapi dia bisa tahu itu karena sebuah kejadian yang telah dia alami sebelumnya.

Dan di akhir, Ater sadar bahwa dia bodoh.

Ater adalah orang bodoh, bodoh pada hal yang menyangkut pelajaran atau akademik, jadi pada bagian lain dia tidak. Dia masih bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Hal itu mungkin adalah bakat paling menonjol dari Ater.

Ater merasa bahwa dia melakukan hal sia-sia sekarang, namun perasaan itu ia tahan dan ingin dia hancurkan.

Kenapa?

Karena itu sangat menghambat, menurutnya. Jadi, dia tahan dan begitulah. Belajar selama 3 jam tanpa istirahat, tetapi tidak paham.

Dia menghela nafas untuk ketiga kalinya, dan akhirnya Ater memutuskan bahwa dirinya ingin tidur.

"Tidur ajalah" ucap Ater dan melemparkan tubuhnya ke sebuah kasur yang sudah lama ia dambakan.

Ketika tubuhnya sudah rileks dan tenang, Ater bergumam dan menutup mata.

"Apakah aku akan bertemu perempuan tak dikenal lagi di mim pi ku.... " setelah itu Ater tertidur.

***

"Terima kasih" sekumpulan perempuan yang wajahnya tidak bisa di visualisasikan pandangan Ater mengucapkan terima kasih.

Dia bingung sekarang, karena dia berfikir bahwa sekelompok perempuan ini selalu muncul di mimpinya, namun di mimpi yang berbeda. Ater tahu bahwa mereka dari mimpi, tetapi sekarang dia ada dimana?

Jika ini mimpi kenapa dia sadar?

Walaupun begitu, hal itu kurang ia hiraukan sekarang, karena sekumpulan gadis dengan warna dan gaya rambut berbeda berada di dekatnya dan membuat dia sangat gugup.

"Kok bi sa jaa di begini? Kee e napa kalian bisa berkumpul di ssi i ni?" bingung Ater dan kumpulan gadis itu mulai berjalan mendekatinya.

Dia semakin gugup, tubuhnya terasa berat untuk ia gerakkan, memang ini adalah mimpi, tetapi Ater tidak bisa mengontrol mimpinya.

Kebingungan mulai mengitari otaknya. Rasa gugup yang memeluknya mulai menggeliat di seluruh tubuhnya. Dia tidak tahu, harus berbuat apa.

Dan...

"Aku harus bagaimana!"Ater merasa bahwa dia berteriak, namun suaranya tidak bisa ia dengarkan.

"Sial sial sial sial sial sial sial sial, aku harus bagaimana, kenapa juga aku punya rasa takut kepada wanita!" kata Ater sambil berjalan kebelakang perlahan-lahan, tetapi sekumpulan gadis itu sudah mengelilingi dirinya.

"Habis sudah diriku ini" kata Ater dan ia memejamkan kedua matanya.

Hanya gelap yang dapat Ater rasakan, sekarang ia hanya dapat berharap agar masalah yang mengenai dirinya hilang. Ater mulai merasa aneh juga, perasaan sebelumnya mulai hilang dan hawa sekumpulan gadis tadi tidak terasa di hatinya, apa yang sedang terjadi sekarang?

Dia mulai membuka kedua matanya, dan dia memandang atap kamarnya sendiri. Ater menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, setelah itu memandang jendela kamarnya.

"Hahh... Aahhh... HAAHHHH! Jam berapa ini!" dia kaget, tubuhnya yang sebelumnya rileks menjadi tegang dan meninggalkan tempat tidur, bersamaan dengan itu seseorang berkata ke Ater.

"Ini sudah jam 7"

Mendengar suara itu, Ater secara tidak sengaja menginjak selimut yang ia lemparkan, dan membuatnya jatuh.

Bruukk!

"Aduh!, suara ini..." Ater masih dapat berbicara ketika dirinya terjatuh, dan segera pandanganya ia lemparkan ke berbagai arah untuk mencari sumber suara yang ia dengar.

Beberapa detik kemudian, kedua matanya telah menangkap seseorang yang menjadi sumber suara. Dia adalah seorang gadis berambut merah cerah yang berdiri di depan pintu kamar Ater, perlu di perjelas gadis ini berada di dalam kamarnya.

"Rose!?, kenapa kau disini? Aduuhh... Kepalaku" Ater segera membenahi dirinya sambil memegang kepalanya.

Gadis itu diam tidak mengeluarkan sepatah kata, dia malah menulis menggunakan telunjuk tanganya di udara. Dan dari telunjuknya muncul garis putih yang cukup bersinar dan membentuk tulisan, ini sudah jam 7, dan kita satu sekolah.

"Begitu ya, terima kasih Rose, juga segera kendalikan kekuatanmu, kau akan kesusahan di suatu waktu, jika tidak segera kau kendalikan, ayo kita ke bawah, aku ingin mandi dulu" kata Ater dan keluar dari kamar, gadis yang bernama Rose sebelumnya mengangguk merespon perkataan Ater, dan mengikuti dirinya ke lantai bawah.

Sesampainya di bawah Ater segera menuju ke kamar mandi, dan Rose ke ruang makan, mungkin dia ingin menyapa keluarga Ater.

Di saat Rose akan memasuki ruang makan, ia langsung di sambut oleh adik Ater.

"Kak Rose! , kakak sudah bagun?" tanya Orion dan memakan makanan yang ada di depannya. Rose yang agak kaget melihat dirinya, merespon dengan anggukan.

Setelah itu, Rose menulis di udara, Ater sedang mandi, dan kita kesekolah bersama, begitulah kalimat yang ia tulis.

"Dasar kakak yang pemalas, kalau begitu aku berangkat dulu, berhati-hatilah terhadap kakakku, dia pasti akan menyusahkanmu" Orion telah selesai makan dan langsung berangkat ke sekolah.

Rose menjawabnya dengan anggukan, dan sekarang seseorang bertanya ke dirinya lagi, dia adalah ibu Orion dan Ater.

"Rose bagaimana keadaanmu, baik baik saja kan? " ibu Ater bertanya ke Rose sambil mengambil piring kotor yang ada di meja, seperti sebelumnya Rose menjawab dengan anggukan.

"Umm, kalau dilihat, kamu berganti rambut ya? Dulu kalau tidak salah rambutmu panjang, sekarang kamu potong sebahu" tanya ibu Ater, mendengar itu, wajah Rose sedikit memerah.

"Mungkinkah in-"

"Rose, ayo kita berangkat" tiba-tiba Ater muncul dan memotong perkataan ibunya.

"Dasar anak kurang peka" kata ibu Ater.

"Hah!?, apa yang telah kulakukan bu?" Ater kebingungan dengan ucapan ibunya.

"Maaf bu atas tindakanku, sekarang kondisi sangat tidak menguntungkanku, jadi aku berangkat dulu" kata Ater dan langsung berangkat ke sekolah. Rose yang masih di dekat ibu Ater juga mengikuti Ater yang pergi kesekolah.

"Hati-hati, sekolah yang rajin" ucap ibu Ater.

"Ok!" jawab Ater, dan Rose menjawab dengan anggukan.

***

Hari yang cukup cerah dan langit biru yang menjulang ke atas menaungi Ater dan Rose yang sedang berjalan menuju sekolah.

"Rose, kenapa kamu menghampiriku?" Tanya Ater sambil berjalan menyusuri jalan yang ia ketahui.

Rose menulis sebuah kata di udara, Aku tidak ingin sendirian. Ater melihat tulisan tersebut dengan seksama.

"Hmm, tapi bukannya kamu sudah memiliki pacar?" mendengar pertanyaan Ater, Rose berhenti sebentar dan terlihat merenung.

Melihat Rose yang terdiam, Ater menjadi bingung, di benaknya, dia berfikir sudah menyakiti Rose.

"Maaf! Rose, jangan-jangan dia sudah-" perkataan Ater terpotong mendengar suara Rose.

"Aku tidak punya-" bersamaan dengan itu Ater tiba-tiba di tabrak oleh seseorang, membuat Rose tidak melanjutkan ucapannya.

Baggg!

"Aduhhhh!, apalagi ini" kalimat Ater muncul sebelum mukanya mencium trotoar yang ia pijak.

Bruuggg!

"Siapa lagi ini" ucap Ater dan melihat kebelakang. Rose yang berada di sampingnya juga melihat ke suatu arah.

Di belakang Ater ternyata adalah seseorang yang menggunakan seragam yang sama, walaupun begitu pastinya Ater tidak kenal siapa dia.

Karena hal tersebut, akhirnya Ater mendekati orang yang menabraknya.

"Siapa kau?" tanya Ater dengan nada berat, Rose juga bertanya dengan media tulis sihirnya.

Dan dia yang di tanyai kedua orang itu, baru membuka kedua matanya.

Seketika, sebuah telapak tangan menerjang pipi Ater dan membuat dia terpelanting ke kenan.

Pakkkkk!

"Apa salahku kali ini!"

"Dasar penjahat kelaminnnnnn! " teriaknya.

---

Selanjutnya

Chapter 2 : Sekolah dan Kekuatan

avataravatar