Pelukan Penyampai Perasaan

Selamat membaca

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Mansion Wijaya

"Mom."

Gavriel memanggil Kiara lirih, saat bisikan sarat akan kesedihan itu terdengar menyakitkan di hatinya. Ini kali ke-dua ia mendengar suara serak dari sang mommy dan kali pertama adalah saat ia hendak pergi ke Amerika kala itu.

Lalu Kiara, yang sempat menjawab meski ditelan kembali pertanyaan dari sang putra mencoba mengatur lebih dulu suaranya, agar tetap terdengar seperti biasa alih-alih serak dan lirih.

"Bagaimana bisa, bagaimana bisa Mom bergabung dan berdiri di tengah kalian, kalau Mom tidak bisa menghibur kalian yang sedang bersedih," bisik Kiara pilu.

"Mom…."

"Seharusnya Mom memeluk kalian kan? Tapi Mom malah pergi dan tidak berani untuk menampilkan wajah sedih ini. Tidak bisa! Lebih baik Mom berpaling sejenak, untuk nantinya memeluk kalian seperti ini."

Kiara tetap melanjutkan ucapannya, membiarkan saat putranya menggelengkan kepala dan memanggil namanya lirih.