1 Chapter 1

Aleto Saveri menghabiskan malamnya dengan penuh kesakitan. Telapak kakinya berdarah karena terkena pecahan beling, tangannya memar saat sedang mencoba membuka pintu, dan tubuhnya benar-benar retak sehingga untuk berdiri saja susah.

Gee hanya dapat menonton televisi sembari melahap buah melon. Aleto melihat gerak-gerik Gee dan mengutuknya dalam hati. Untung saja ia cantik, kalau tidak.. huh!

"Apa kau lihat-lihat?!" Aleto menelan ludahnya dan kembali memperhatikan televisi yang menyala di hadapannya.

"Cih! Inikah tontonan favoritmu?" Gee mengangguk tanpa memperdulikan Aleto yang menatapnya remeh, "Terlalu kenakak-kanakkan!"

"Phineas And Ferb itu kartun untuk semua usia. Lebih baik aku daripada dirimu yang selalu merengek seperti bayi."

"Apa maksudmu?!"

"Ingin membuka pakaian saja, harus minta tolong, cih!"

"Hei!" Gee menguap dan segera melahap potongan melon terakhirnya.

"Matikan kalau sudah lelah, jangan macam-macam selama aku tertidur," Aleto memasang wajah cemberut dan mengangguk, "Pintar!"

Ketika pintu kamar tertutup, di sinilah Chanyeol akan beraksi, "Lihat saja, siapa yang akan menang hari ini. Akan aku pastikan bahwa kau akan merengek memohon padaku."

_Marriage And War_

"Kitten, Master membuatkanmu susu. Coba sedikit, oke?" Gee ternyata masih serius membaca novelnya yang setebal kamus dengan 600 halaman, "Baby pasti lelah?"

"Berhenti memanggilku Baby, Kitten, atau apapun itu," ucap Gee tanpa menatap Aleto sedikit pun.

"kenapa?"

"Menjijikan, sama seperti wajah dan sifatmu."

"Yang benar saja! Aku membawakanmu susu hangat, minumlah selagi hangat. Setelah itu panggil aku jika sudah selesai, aku akan cucikan gelasmu."

"Hm, ada yang aneh," gumam Gee pelan. Aleto mendengar Gee dan bertanya, "Apa?"

"Tidak. Baiklah aku habiskan."

Tanpa berpikir panjang, Gee menghabiskan segelas susu hangat yang sudah disiapkan Aleto. Aleto hanya tersenyum memandang Gee. Wajah mesumnya mulai terlihat, dan senyumannya membuat Gee mengalihkan pandangannya.

"Sudah!"

"Baiklah, aku akan kembali sebentar lagi, oke?"

"Ne."

Aleto keluar dari ruangan. Setelah Aleto keluar, Gee kembali membaca novelnya itu tanpa ada perasaan apapun. Namun, ketika ia hendak menaruh novelnya di atas nakas, tubuhnya secara tiba-tiba menginginkan sentuhan. Ia menggeliat dan merasakan panas dalam tubuhnya.

"Al.. Aleto Saveri!" Gee akhirnya berteriak sekeras mungkin. Langsung saja pintu kamar terbuka dan Aleto berdiri di sana.

"Ada apa, Sayangku?" senyuman sok polos tanpa dosa itu membuat Gee sebal. Namun, Aleto segera mengganti senyumnya itu dengan seringaian mesum miliknya.

"Kau masukan apa ke dalam susu tadi?" Aleto mengangkat salah satu alisnya dan senyumannya berubah menjadi kutukan bagi Gee, "H-hei! Aku serius!"

"Aku tidak memasukan apa-apa, Sayangku," ucapnya sembari menaiki kasur yang berukuran king size, "Hanya sedikit Aphrodisiac untukmu." Senyum Aleto kembali terlihat dan semakin menyebalkan.

"Keluar kau!" geram Gee. "Keluar hingga kupanggil."

"Aku menuangkan itu agar kita dapat bersenang-senang sayangku," Aleto perlahan menyentuh kaki Gee hingga tepat di kemaluannya yang kini basah, "Cepat sekali? Kau ternyata sama sepertiku, huh?"

"H-Hei! Hentikan!" Gee hampir saja mendesah di sela-sela teriakannya. Tubuhnya seakan-akan meminta sentuhan dari Aleto. Tanpa Gee sadari, pakaiannya sudah terbuka dan hanya menyisakan pakaian dalam yang menurut Aleto sangat sexy.

"Biarkan aku merasakanmu, sayang. Tenanglah dan nikmati saja."

Gee perlahan menuruti perintah Aleto. Ia hanya bisa diam dan memohon kepada Aleto agar tidak terlalu kasar, dan Aleto lagi-lagi hanya mengangguk sambil tersenyum mesum lalu berkata, "Tentu saja, sayang. Siapa yang berani menyakiti wanita mungil sepertimu?"

Gee meneguk ludahnya kasar dan kembali mendesah dengan kencang, dan kali ini desahannya membuat Aleto mengerang pelan, "Tubuh dan suaramu indah sekali."

Aleto benar-benar tidak tahan. Ia mencium Gee dengan cepat dan sensual. Gee hanya dapat mengerahkan segala jiwanya untuk suaminya, seluruh jiwanya. Gee akui suaminya benar-benar lihai soal bermain bibir.

Kini lidah Aleto memasuki mulut Gee. Keduanya berperang di dalam Gee, saling melilitkan, mendorong dan bahkan Aleto sempat menghisap lidah Gee hingga pemiliknya mendesah keenakkan.

"Bagaimana, Sayangku?" Gee tidak dapat berkata-kata. Gairahnya kembali meningkat dan terus meningkat, suara serak Aleto membantu Gee meningkatkan gairahnya.

Gee kembali mencium bibir Aleto dan Aleto kini membiarkan Gee yang mengambil alih. Aleto hanya diam dan memainkan nipple milik Gee. Dan saat itu juga, Baekhyun melepaskan ciuman mereka untuk mendesah.

Aleto menjilati leher hingga dada Gee, membuat sekujur tubuh si mungil bergetar sekaligus merasakan sensasi nikmat pertama kalinya.

"Merasakan kenikmatan, Baby girl?" Aleto menggoda Gee dan menjilat telinganya, diselingi tiupan-tiupan kecil yang membuat Gee menggila dan mendesah lebih kencang, "Bagaimana dengan yang ini?"

Chanyeol menyentuh klitoris milik Gee yang sudah basah dan memainkannya, ia juga mengincar lubang Gee dan memasukin dua jarinya di dalam sana.

Gee mendesah keenakkan dan tanpa disadari mengalungkan kedua tangannya di leher Aleto, "Apa kau ingin menyerah?"

Gee mengangguk dan menjilat bibirnya sendiri. Desahannya kembali terdengar ketika Aleto mulai bermain di dalam lubang Gee dengan kedua jarinya.

Dan malam itu berakhir dengan Gee yang mendesahkan nama Aleto dengan keras dan Aleto yang bahagia karena telah memiliki Gee seutuhnya.

avataravatar