webnovel

Bertemu Iblis Tampan.

"Halo!" Senyuman itu berubah menjadi sangat misterius.

Alicia membuang muka, ia benar-benar heran. Mahluk tak kasat mata satu ini tak seseram seperti dugaan Alicia selama ini. Mungkin, pikirannya terlalu mainstream tentang Iblis dan Malaikat, mungkin ini semua akibat ia terlalu banyak baca komik tentang iblis hingga ia ketakutan. Mahluk yang sedang berdiri di hadapan Alicia terlihat sangat tampan, dan tubuh yang sempat ia lihat berwarna merah berubah menjadi seperti kulit manusia, lalu iblis itu tidak punya buntut maupun tanduk seperti yang di gambarkan di film-film.

Mahluk bertubuh merah itu berjalan mendekat. Lalu ia menundukan tubuhnya, sejajar dengan posisi Alicia yang duduk. Tangan itu mulai menyentuh dagu gadis itu hingga menghadapnya. Ia cukup takjub dengan tangan iblis di hadapannya, tangan itu tidak berasa panas sama sekali. Justru hawa dari tangan berwarna merah itu terasa sangat sejuk. Benar-benar ajaib, pikir Alicia.

"Sedang apa mahluk secantik kau berada di tengah hutan ini?" Suara lembut merasuki alam bawah sadar Alicia, sepertinya, iblis itu mulai memakai kekuatannya agar bisa menarik para roh yang tersesat seperti Alicia itu.

"Maukah kau berkencan denganku?" Alicia tetap terdiam, lalu mengangguk seperti orang bego.

Lalu di tempat lain.

Malaikat maut mulai mengejar Alicia, ia sangat cemas iblis menemukan Alicia dan membawanya ke neraka. "Aku harus segera menemukan dan membawa perempuan itu dan menyembunyikannya agar tidak terendus Iblis. Kalau tidak, dia pasti akan akan dalam masalah besar." Yang Malaikat maut itu kuatirkan adalah bila roh Alicia bertemu sang iblis. Ia berlari sangat cepat, indera penciumannya begitu sangat tajam mencium keberadaan Alicia.

"Sial, ternyata iblis brengsek itu sudah menemukan roh bandel itu?" kata Malaikat mau di sela-sela langkahnya yang semakin cepat. Ia mampu melihat keadaan para manusia yang mendekati ajal bila berada dalam bahaya seperti Alicia saat ini. Baginya, Alicia dalam keadaan berbahaya. Walau wujud iblis itu berubah wujud menjadi tampan. Sebab, iblis itu bisa saja melakukan tipu muslihatnya untuk mengajak Alicia ke neraka untuk di jadikan budak di sana.

Langkah kaki Malaikat maut itu semakin cepat. Ia tidak mau terlambat sampai ke tempat Alicia berada dan membiarkan iblis itu membawanya. Napasnya mulai terdengar kelelahan, dadanya kembang kempis saat ia mengatur oksigen yang keluar dan masuk ke dalam tubuhnya.

"Jangan sentuh roh itu, Iblis sialan," Pekik Malaikat maut pada Iblis di depan Alicia. Iblis menoleh kearah suara menggelegar itu. Seketika itu juga, kekuatannya menghilang dalam hitungan detik dan membuat Alicia tersadar setelah tangan Iblis itu terlepas dari dagu Alicia. Iblis itu berdiri dan berjalan sebentar, menatap Malaikat maut itu dengan sangat dingin.

"Aku tadi kenapa? Bukankah tadi ada ...." gadis itu mencari sosok Iblis yang sempat bertabrakan dengannya. "M-malaikat maut, kenapa dia sudah ada di sini?" pikirnya. Kedua laki-laki tampan dari dua dunia sedang berdiri di sampingnya. Saling berhadapan dengan tatapan dingin dan bermusuhan.

"Ada apa dengan mereka? Kenapa tatapan mereka bermusuhan kayak gitu?" pikir Alicia. Ia beranjak bangun dan bersembunyi di balik pohon besar. Ia tidak mau menjadi pengganggu masalah Iblis dan Malaikat itu.

Tak lama, Iblis tersenyum nyinyir.

"Halo kakakku tercinta!" Sapa iblis itu buat Alicia tercengang dari balik pohon.

"Seorang iblis punya kakak malaikat? Tapi bagaimana bisa mereka bersaudara?" Tanya Alicia datang tertubi-tubi di batin. Tapi ia tidak menemukan jawabannya. Memikirkan Silsilah membuat Alicia pusing, dan itu sangat membingungkan, kakak malaikat, adiknya iblis neraka. Ia menatap bergantian pada keduanya.

Malaikat maut tak menjawab, "Keluarlah cepat dari persembunyianmu itu," teriak Malaikat maut. Tetapi gadis itu tampak ragu. Ia tidak ingin ikut malaikat maupun Iblis. Ia tidak mau mati atau menjadi budak di neraka seperti yang dikatakan Malaikat maut.

"Hei, apakah kau tuli, huh? Cepat keluar dan jangan membuang waktu!"

Alicia tetap terdiam, gadis itu benar-benar takut menghadap dua laki-laki tampan yang mempunyai tugas yang menyeramkan. Malaikat maut berdecak kesal, ia menghampiri Alicia, melewati iblis itu dan mengabaikan keberadaan Iblis itu, lalu menarik tangan Alicia secara paksa.

"Aaah ... sakit! Dasar malaikat kasar, apa kamu gak bisa lembut sedikit pada perempuan?" Makinya sangat kesakitan. Perlakuan malaikat maut ini bagi Alicia terlalu kasar terhadap seorang perempuan seperti dirinya.

"Apa malaikat tidak pernah di kasih pelatihan bagaimana cara memperlakukan seorang perempuan?" tanya Alicia kesal, ia menggerutu. Entahlah, ia juga sudah tidak mau tau urusan mereka yang berbeda dimensi ini.

"Diam, kita harus cepat ke pergi dari hadapannya," bentak Malaikat maut.

"Lepaskan, aku gak mau pergi sama kamu!" Sergahnya dan lalu menepiskan tangan malaikat.

"Baiklah kalau itu mau kamu! Silahkan kamu pergi ke neraka bersama iblis itu," katanya memyerah. Ia mempersilahkan Alicia pergi dari hadapannya.

Tetapi Alici justru malah terdiam. Ia bimbang menentukan sikap dan pilihannya. Ia menatap malaikat di hadapannya. Ia menoleh ke belakang, iblis itu juga belum sampai ketempat mereka berada. Pikirannya mendadak membayangkan kehidupan di neraka. Ia sering mendengar cerita-cerita dari ibu, kakek dan neneknya tentang neraka. Betapa mengerikan kehidupan neraka di banding surga.

"A-ku, A-ku juga gak mau ke neraka!" Sergah Alicia tampak malu-malu mengakuinya.

"Kalau emang kamu gak mau ke neraka, sekarang jangan pernah membantah! NGERTI!!" Bentak malaikat maut itu sangat marah. Menarik kembali tangan Alicia.

"Iya..iya, tapi bisa 'kan, kamu nariknya pelan-pelan?" kata Alicia menepis tangan Malaikat maut untuk kedua kalinya, berusaha melepaskan cengkraman erat yang menyakitkan, namun usahanya tidak berhasil ia lakukan. Alicia sudah merasakan rasa sakit di pergelangan tangannya, akibat genggaman tangan malaikat yang terlalu kuat. Malaikat itu tetap bersikap dingin, tidak peduli dengan rintihannya yang kesakitan.

Iblis dari kejauhan menatap keduannya, senyumnya pun mengembang. "Kamu tidak berubah sama sekali, Kak!" tukasnya. Kemudian Iblis itu terbang, melintasi Malaikat maut dan Alicia dari atas. Alicia dan Malailat maut itu mendongak dan mata mereka mengikuti kemana iblis itu pergi, mendarat di hadapannya.

Dan kehadirannya membuat Alicia dan malaikat maut menghentikan langkah kaki. Iblis itu berjalan dengan gaya cool-nya, tangannya sengaja ia masukan ke dalam jubah kebanggannya itu.

"Hei ... apa mentang-mentang kakak sudah jadi malaikat terus lupa sama aku, Kak?" Protesnya melangkah maju. "Udah lama kan kita gak bicara berdua layaknya adik-kakak? Jadi ayolah kita bicara sebentar, aku kangen banget sama kakakku satu ini!" serunya, bicaranya sangat santai. Tidak seperti malaikat maut yang terkesan sangat serius menatap iblis itu.

Kemudian Iblis itu merebut tangan Alicia dan menariknya kebelakang Iblis.

"Diam disitu, atau aku akan bertindak lebih jauh lagi," ancamnya memasang wajah tergarang pada iblis itu. Merebut Alicia dari Iblis, "Pergilah sejauh mungkin, biar iblis satu ini aku yang hadapi!" Perintahnya agar menjauh dari mahluk bertanduk yang saat ini berada di depannya dan Malaikat maut. Malaikat itu sudah hapal apa yang Iblis itu inginkan setiap ia menjemput para jiwa yang meninggal.

"Ta-tapi, bagaimana denganmu? Aku juga tidak tau jalan keluar dari hutan ini!" bisik Alicia sangat cemas. Ia juga memang buta jalan keluar dari hutan itu.

"Pergilah ke tempat kecelakaan itu, biar kamu bisa ketemu polisi atau petugas pemadam kebakaran. Atau Iblis ini benar-benar akan membawamu pergi ke neraka!" Pinta Malaikat maut itu pada Alicia.

"Hei ... ada apa ini? Kalian sedang membicarakan ku, huh? Dan kalian tau, aku masih ada di sini, di hadapan kalian!"

Malaikat maut mengabaikan, tetapi Alicia menatap kearah Iblis dengan sangat tajam. Namun bibirnya terdiam sambil mengamati Iblis itu, sesaat wajah iblis itu tersenyum, senyuman palsu yang ia tunjukan padanya dan juga malaikat maut. Itu yang sedang Alicia rasakan saat ini dari balik senyum mahluk berwarna merah itu. Ia juga merasakan kalau Iblis sedang kesepian dan merindukan kakaknya. Namun, ada kebencian yang terselip amarah yang sangat membara di batin Iblis.

"Sebenarnya ada masalah apa antara adik-kakak ini?" tanya batin Alicia sedikit merinding melihat tatapan dari keduanya yang terlihat dingin dan penuh amarah.

****

Bersambung..

Hi, thanks for reading. and please, I need your help for add my book to your library. Dont forget for also give a power stone to my book, And I need support to you all for give my book gift.

happy reading and always enjoying with your imagination in my Novel.

KSIndracreators' thoughts