webnovel

Make You Mine

-Make you mine- Kisah tentang seorang pria dewasa yang dipertemukan kembali oleh cinta pertamanya semasa SMA. Senyuman gadis tersebut telah membuat sekelebat rasa nyaman dan bahagia di hati sang pria. Ia ingin memilikinya. Memiliki sang pujaan yang telah mengusik pikiran dan hatinya, Alana. Setelah 4 tahun aku mencari dirimu dan dengan anugerah Tuhan, ia mempertemukan kita kembali, ini bukan lah suatu kebetulan, ini takdir. Jika dahulu aku hanya bisa melihat mu dari kejauhan maka sekarang aku harus bisa melihat mu dari dekat, menjatuhkan diri mu kedalam dipelukan ku dan menjadikan dirimu milik ku seutuhnya, membuat mu berpikir bahwa hanya akulah satu-satunya pria yang bisa kau jadikan tempat berpulang." -Ansel. Tugas ku hanya harus membuat mu mencintai ku dan hak ku adalah mendapatkan dirimu. "Mulai detik ini kau pacar ku Alana." "Tidak. Aku tidak mau." Balas Alana cepat. "Ini bukan pertanyaan, ini pernyataan, jadi kau tak usah menjawabnya." Ia adalah sesosok pria angkuh, dingin, dan tak suka dibantah. ANSEL DAVISON

xxsabs_la · Urban
Not enough ratings
5 Chs

Berakhir?

- Author POV -

Malam kini menjelma menjadi pagi,

kicauan burung dan sinar matahari yang menembus horden kamar telah membangunkan Alana dari tidur nyenyaknya, yang bahkan ia baru tertidur beberapa jam akibat Ansel yang tak kunjung berhenti mengukung dirinya dibawah sana sambil terus menyatukan penyatuan mereka.

- Off -

-----

Alana yang terbangun dengan keadaan tubuh polos disamping pria asing dengan banyak bercak kismark ditubuhnya pun sontak terkejut dan bertanya apa yang telah terjadi pada dirinya semalam, ia hanya mengingat dirinya terakhir kali berada di club, meminium winenya sambil melihat orang-orang menari bahagia, Alana menoleh kepada sesosok pria tersebut, terkejut mendapati seorang pria tampan bak dewa yunani dengan pahatan wajah yang sangat sempurna, lihatlah hidungnya mancung dan oh tuhan bibirnya sangat seksi dan jangan lupakan tubuhnya yang atletis dengan warna kulit coklat eksotis nya.

Alana memandangi wajahnya beberapa saat, mengangumi karya Tuhan yang sangat indah, Tak butuh waktu lama untuk Alana menyudahi kegiatannya yang terus memandangi wajah sang pria tanpa henti, kini Alana kembali meratapi nasibnya, makhota yang sudah ia jaga selama 23 tahun telah direnggut oleh pria yang bahkan tidak ia kenal.

Alana berusaha mengingat-ingat kejadiannya pada malam itu, memutar otaknya sambil terus menahan tangisnya, memikirkannya dalam.

Tik Tak Tik Tak[ Bunyi jam yang terdengar jelas karena ruangan yang sangat sunyi. ]

Alana yang tengah berdiam diri bersama lamunanya pun mendapati selintas ingatannya semalam bersama sesosok pria disampingnya ini, Alana pun sontak terkejut dan berteriak

"AAAA"

"Apa-apaan ingatan ini? Dimana aku? Siapa kau? Kenapa aku?"

Ansel yang mendengar suara gaduh yang berasal dari teriakan Alana pun langsung bangun, melihat Alana yang tengah terkejut, pandangannya tak tertuju pada Alana, pandangannya justru tertuju pada ke dua gundukan Alana yang tidak terbalut apapun, Alana yang tak bisa diam akibat ke-terkejutannya membuat ke dua gundukannya itu bergerak kesana kemari mengikuti irama gerakan tubuhnya, Alana yang menyadari bahwa sesosok pria tersebut telah bangun dan melihat lirikan pria tersebut pada ke dua payudaranya itu pun langsung cepat-cepat menutupi payudaranya dengan selimut.

"Lihat apa kau pria brengsek?!!"

"Heoll ternyata bibir mu yang manis bisa berkata pedas juga ya nona, padahal semalam kau sangat bergairah dibawah ku mengajakku bercinta dan meneriakkan nama ku disela-sela desahanmu, suaramu memanggil ku dikala kau kenikmatan membuat ku candu Alana" Ucap Ansel berbisik tepat disamping telinga Alana pada akhir kalimat.

Alana sontak mendorong tubuh Ansel, menangis dengan kedua kaki yang ia satukan dan ditekuk keatas sebagai tumpuan kepalanya. Menangis sesegukan meratapi nasibnya yang sangat buruk sedari kemarin.

"Putus dengan Matthew akibat ia yang sudah melecehkan ku, di pecat dan sekarang aku tak tahu harus melamar pekerjaan dimana lagi, dan apa ini? tidur dan melakukan hubungan intim dengan pria asing, kenapa kesialan yang menimpaku sangat bertubi-tubi? kenapa ia sangat pilih kasih? bisa gila aku jika seperti ini." Ucap Alana dalam hati.

Ansel pun dibuat terkejut dengan reaksi Alana yang menangis tersedu-sedu, Ansel pun dengan sigap memeluk Alana dari belakang, memeluknya, memberikan kehangatan sambil meminta maaf.

"Maafkan aku Alana, aku benar-benar tak tahan melihat tingkah mu semalam, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf" Ucap ansel sambil menggenggam ke dua tangan Alana, menciumnya berkali-kali pada kalimat akhir.

Alana pun memberi tahu Ansel segalanya, segala perasaan gundah yang ia simpan sedari kemarin, memohon agar rasa sakit dan beban hatinya berkurang karena telah menceritakan nya pada seseorang.

"Kau tahu? aku sudah menjaganya selama 23 tahun, menjaga mahkota ku dan bahkan a-aku sampai putus dan dipecat bos ku karena tak mau me-melakukannya dan sekarang a-aku malah melakukannya bersama pria asing" Ucap Alana terbata karena tangis sesegukannya.

"Ternyata ia memanglah wanita yang baik, menjaganya sampai rela dipecat dan apa aku? merusaknya? ah tapi walau bagaimanapun juga nanti kita akan melakukannya, Alana kan memang wanita ku." Pikir Ansel

"Stt cup cup cup, aku benar-benar meminta maaf atas apa yang aku perbuat pada mu malam tadi, aku tak bisa menahannya baby, kau terlalu sexy dan menantang malam itu, maaf kan aku, aku tak bisa menahannya lagi"

"Ta-tapi aku hanya ingin memberi dan melakukannya bersama suamiku, apa jadinya ia menikahi gadis kotor seperti ku?" Ucap Alana sesegukan.

Ansel pun kembali memeluk tubuh bugil Alana dari belakang, menyalurkan rasa hangat tubuhnya sambil mengusap-usap tangan Alana, berharap Alana dapat lebih tenang.

Alana yang dipeluk dan diperlakukan seperti itu justru malah makin kuat menangis, ia tidak bisa menjawabnya, nasi sudah menjadi bubur, ia harus menerima kenyataan ini walau pahit yang ia dapat.

[ Emang dimana-mana tuh yee boy cewe nangis dipeluk, ditanyain kenapa tuh bawaannya malah makin mau nangis:) ]

Beberapa menit sudah Alana menangis tanpa henti di dalam pelukan Ansel, Alana yang lelah karena terus-menerus menangis pun menghentikan tangisannya.

Alana kembali berpikir dalam diam.

"Bukan kah ia mengeluarkan-nya didalam? bagaimana jika aku hamil dan dia tak tanggung jawab?" Alana pun langsung mengangkat kepalanya, membuat Ansel yang sedang menaruh kepalanya diatas bahu Alana pun terkejut.

"Ada apa baby?"

"Bu-bukannya kau mengeluarkan-nya di dalam? lalu bagaimana jika aku hamil dan kau meninggalkan ku? hilang seperti ditelan bumi kau-" Belum sempat Alana menyudahi omongannya Ansel langsung menjawabnya.

"Kalau begitu bulan depan kita menikah" Jawab mantap Aslan

"Kau mau konsep pernikahan seperti apa, kau ingin memakai gaun dengan model apa? besok kita langsung memilihnya saja bagimana? bagimana dengan desain undangan? kau ingin konsep yang seperti apa? yaa aku hanya ingin menjadikan hari pernikahan kita hari terindah bagi kita dan calon baby kita, jadi katakan lah agar aku bisa segera menyelesaikan nya." Tambah Ansel bersemangat dalam sekali tarikan nafas.

"Apa-apaan ucapan mu itu, bahkan aku tidak mengenal mu, sudah lah aku ingin mandi."

Baru saja Alana akan melangkah tetapi ia malah terjatuh, merasakan sakit di area kewanitaannya,

"Awww" pekiknya

"Ahahaha maafkan aku sayang, aku terlalu bersemangat semalam" sembari menggendong Alana menuju kamar mandi.

Sesampainya dikamar mandi Ansel langsung menyalakan air dan merendamkan badan Alana di bathtub.

"Mandilah, aku akan membuatkan mu sarapan"

Ansel memang pria yang pandai memasak, ia selalu melakukan pekerjaannya sendiri dikarenakan dulu semasa SMA ia yang sudah mulai hidup mandiri dan berkuliah di negara orang, mengharuskan ia memasak sendiri guna menghemat pengeluarannya.

--

Alana yang sudah selesai mandi langsung mengeringkan dirinya dan rambutnya yang basah sehabis keramas, memakai pakaian yang telah disiapkan Ansel, merasa perutnya kosong Alana pun bergegas menuju dapur, memakan masakan Ansel.

Pada waktu Alana ingin membawa piring kotornya, berniat mencucinya terdapat sepucuk surat dibawah piring tersebut.

"Sayang maaf tidak bisa berlama-lama dengan mu, tadi aku buru-buru kekantor karena ada beberapa masalah disana. Aku mencintaimu nyonya Alana Davidson."

"Bagaimana bisa ia mengetahui nama lengkapku dan siapa davidson?, itu terdengar tak asing ditelinga ku" Alana yang tak ingin ambil pusing pun tak menghiraukannya memilih merapihkan piring kotor bekasnya.

---

Selepas kegiatan mereka kemarin, Ansel tak pernah mengabarinya lagi.

Bagaikan angin lalu yang hanya melintas sesaat, terlepas dari ucapan 'diriku yang mencintaimu dan akan menemani mu seumur hidupku, itu hanyalah ucapan lisan bukan perjanjian ataupun kontrak. Terlepas dari siapa yang salah, kita sudah sama-sama menjalin rasa tanpa hubungan yang jelas. Kau dan aku bukan Kita.