webnovel

Akhir Pekan

Author POV

Cukup lama Amel dan rin di rawat di UKS. Rin sebenarnya hanya syok akibat berhadapan dengan monster yang besar itu, namun tetap tidak di anjurkan untuk kembali ke kamarnya, apalagi Amel juga tidak ada di kamar karena masih di rawat di UKS.

Sedangkan Amel, dia harus di rawat cukup lama karena dia kehabisan energi yang terbuang sia-sia. Dia mengumpulkan energinya pada air itu namun akhirnya batal untuk menembakkan bola air besar itu akibat di cegah oleh Emel.

Beberapa hari kemudian Amel sudah di izinkan untuk kembali ke kamarnya karena sudah mulai membaik dan keesokan harinya Amel sudah bisa mengikuti pelajaran seperti biasanya.

Tibalah akhir pekan, ya inilah saatnya Amel berkunjung kerumah kedua orang tuanya. Sebenarnya Amel sedikit ragu, tapi dia membuang keraguanya itu jauh jauh, ia di jemput oleh sang adik.

Ia tak tau rumahnya ada di mana, namun sang adik rupanya tak pernah berjalan ke akademi melainkan di antar menggunakan mobil

"Kita akan berjalan?" tanya Amel

"Apa kakak bercanda? Tentu saja tidak" jawab Emel sambil tertawa

"Jadi kita naik apa?" tanyanya lagi

"Aku datang dengan pak Tito"

"Pak Tito?"

"Iya, dia adalah supir di rumah ayah, dialah yang selalu mengantar dan menjemput ku" jelas Emel

Amel hanya melongo mendengar cerita adiknya, dia semakin berfikir apakah keluarganya orang yang cukup mampu atau bahkan sangat mampu? Dia terus bertanya tanya dalam hatinya

Sepertinya keluarga ku hidup dengan bahagia di sini. Batin Amel

"Kak?" panggillan Emel membuyarkan lamunan Amel

"Eh, ya ada apa?" tanya Amel

"Ayo, kita akan berangkat, jika kakak tak masuk ke dalam mobil bagaimana kita akan berangkat" ucap Emel sementara Amel hanya nyengir kuda dan masuk ke dalam mobil.

Di dalam perjalanan Amel terus memikirkan apakah dia siap bertemu dengan orang tuanya? Apakah dia akan merasakan kasih sayang? Pertanyaan pertanyaan itu terus terngiang di otak Amel

"Kak" panggil Emel namun tak ada jawaban dari Amel

"Kak!" panggil Emel kini suaranya lebih keras

"Kak!" panggil Emel lebih keras lagi sambil memegang pundak Amel

"Eh iya ada apa?"

"Kakak aku panggil dari tadi gak nyaut nyaut, kita udah sampai nih" ujar Emel sedikit kesal sedangkan Amel hanya nyengir gak jelas

"Yaudah yuk turun ibu dan ayah ada di dalam" ujar Emel. Amel dengan ragu turun dari mobil. Mata Amel membulat ketika melihat Rumah yang tidak begitu mewah namun besar dan sangat indah

"Kak" panggil Emel membuyarkan lamunan Amel

"Kakak dari tadi melamun mulu, lagi mikirin apa sih?" tanya Emel

"Ga ada sih, udah ga usah di bahas lagi ah" jawab Amel

"Yaudah Yuk masuk, gak usah tinggal melongo di luar" ujar Emel yang di balas Anggukan Oleh Amel.

Akhirnya mereka berdua masuk, Amel masih saja terkagum-kagum atas apa yang ada di depan matanya, ia kagum melihat Rumah, ralat bukan rumah tapi ISTANA, yah itulah kata yang tepat untuk rumah ini.

Akhirnya ia masuk ke dalam dan benar saja, rumah ini benar benar mirip istana

"Ibu, Ayah kakak datang" teriak Emel dengan suara yang penuh kebahagiaan. Tiba tiba dari pintu yang ada di sebelah kiri muncul seorang wanita yang sudah cukup tua, ia berlari ke arah Amel dan Emel

"Amel" ucapnya, wanita itu datang dan memeluk Amel. Amel hanya bisa diam dan mematung

"Maafkan ibu nak, ibu sudah salah meninggalkan mu di dunia yang kejam itu, ibu tidak tau bahwa kau sangatlah tersiksa berasa di sana" ujar Selina dan tanpa sadar air matanya mulai jatuh membasahi pipinya.

"I... Ibu" ujar Amel dan membalas pelukan sang ibu

"Ibu, aku sudah memaafkan ibu, bahkan sebelum ibu meminta maaf padaku, aku tau ibu pasti memiliki alasan tertentu meninggalkan ku di dunia itu, tapi apapun alasanya ibu tetaplah ibu ku dan tidak akan pernah terganti" ucapan Amel mampu membuat air mata selina semakin deras mengalir dan Amelpun mulai mengeluarkan air mata.

"Helios!! Helios!! Anak kita datang!! Anak kita datang Helios" teriak Selina dan tiba tiba Ada seorang lelaki yang seumuran dengan selena berlari menuju ke arah mereka

"Amel!!" teriak Helios dan saat sampai Helios langsung memeluk Amel dan Selina, tak lupa Emel juga ikut dalam pelukan itu.

Keluarga itu cukup lama berpelukan dan saling melepas rasa rindu satu sama lainnya

Note

Tidak akan ada yang pernah bisa menggantikan cinta seorang ibu. Tidak akan ada dan tidak akan pernah tergantikan