webnovel

Mage yang dibesarkan oleh para Naga

Seorang Mage yang beruntung karena diadopsi dan dibesarkan oleh makhluk superior yaitu Naga

Farmer_Rebellion · Fantasy
Not enough ratings
15 Chs

Chapter 9

"Tidakkah kita salah jalan?" Rudolph bertanya pada rombongannya saat dia duduk di atas Johann. "Hutan belantara ada di selatan."

"Yang Mulia telah meminta kami untuk mengawal Anda menuju Dungeon yang mudah. Hutan kelelawar di timur laut memiliki Dungeon yang cocok untuk pemula," kata pengemudi kereta. Kelompok ini memiliki satu kereta dan seekor naga dengan total 5 orang. Dua Warrior, satu Thief, pengemudi kereta adalah Beast Tamer, dan Rudolph yang merupakan seorang pemula.

"Tapi, aku mengharapkan petualangan dan ketegangan. Magic Beast dan petualang Demon bersaing melawan kita," kata Rudolph.

Salah satu Warrior menghela nafas. "Kami tidak memiliki seorang Healer yang layak dan Anda ingin pergi ke wilayah paling berbahaya di benua ini. Semua dungeon di sana mempunyai Peringkat S dan lebih tinggi. Yang akan kita datangi hampir tidak mempunyai Peringkat. Tempat yang sempurna untuk memulai sebuah pengalaman," katanya. "Selama anda berada di kelompok saya, anda harus mengikuti aturan saya."

(Note: Peringkat dimulai dari F,E,D,C,B,A,S,SS,SSS)

Rudolph menghela nafas dan mengangguk. "Ya, Tuan," katanya. Ayahnya menyuruhnya untuk mengikuti perintah dengan cermat dan harus menghormati para petualang. Bau busuk melayang ke hidungnya dan dia hampir muntah. "Tunggu tunggu. Aku harus membersihkan penampung kotoran Johann; Aku tidak tahan baunya," katanya.

Si pemimpin kelompok itu mendengus. "Jika kita berhenti setiap kali nagamu buang kotoran, kita tidak akan pernah sampai di Shaldor sebelum malam tiba. Terus berjalan, baunya menyenangkan dibandingkan dengan pembantaian di medan perang," katanya.

======================================

 "Berapa banyak Dungeon yang sudah kau datangi, Dustin?" Tafel mendongak dari

bukunya dan bertanya.

"Dua puluh tujuh Dungeon Peringkat F sampai A dan Sekali di Dungeon Peringkat SSS," jawab Dustin sambil membalik halaman. "Kamu harus membaca buku itu, karena buku itu adalah hal yang penting."

Tafel mengerutkan kening, tetapi melanjutkan membaca. Setelah beberapa menit berlalu, dia mengangkat kepalanya lagi dan bertanya, "Bagaimana kamu menyelesaikan Dungeon Peringkat SSS ?"

Dustin menghela nafas dan meletakkan buku yang sedang dibacanya. "Aku bersama empat petualang peringkat SSS lainnya. Kami pikir semuanya akan lancar, pintu masuk ke dungeon itu lebar dan obor putih berjajar sepanjang jalan. Tanpa kami sadari, kami sudah di kepung oleh makhluk panggilan. Earth Golem, Water Elemental, Fire Elemental, Wind Elemental dan Ice Spirit. Saat itu keadaannya berubah menjadi sangat mengerikan. Kami bertarung tanpa henti selama dua minggu sebelum kami mencapai tempat terbuka. Salah satu petualang,

Doofus, meninggal ketika dia meminum Water Elemental yang bersembunyi di tempat minumnya. Di tempat terbuka, seorang Fairy sedang makan apel dan melihat kami. Fairy itu datang dan memberi tahu kami bahwa kami telah melakukan pekerjaan dengan baik dan hanya ada tujuh serangan yang tersisa sebelum kami melawan naga, tapi jika kami kembali sekarang kami bisa membangkitkan Doofus. Ketika kami mendengar hal itu, akhirnya kami memutuskan berbalik dan keluar dari Dungeon."

"Dimana Doofus sekarang? Apakah Dungeon Peringkat SSS benar-benar sulit? "Tafel bertanya dengan mata terbelalak.

"Doofus berhenti menjadi petualang setelah itu dan menjadi guru di akademi. Siapa tahu, dia mungkin sedang mengajari saudara-saudaramu sekarang," kata Dustin sambil tersenyum. "Untuk Dungeon peringkat SSS, ah, jika kamu melihatnya, bayangkan saja lalu pergi. Karena tidak sepadan dengan risikonya."

======================================

"Apakah dia tidur?"

"Kurasa begitu."

"Apa apaan dia?"

"Apakah dia tidak takut?"

"Coba colek dia."

"Kenapa tidak kamu saja menyoleknya? Dia berbau seperti naga."

"Apa ada masalah?" Kata seorang wanita pucat mengenakan jubah merah ketika dia muncul di belakang sekelompok kelelawar.

"Master! Ada yang tidur di ruang bos," salah satu kelelawar berkicau.

"Ada dua!" Kata yang lain.

 "Apakah itu naga? Auranya seperti naga, tetapi bagaimana dia masuk ke dalam gua?" Wanita itu berkata," Aku akan memeriksanya. "

"Hati-hati, dia menakutkan, sangat menakutkan. Dia menyeret Behemoth Bear," seru kelelawar ketika sosok wanita itu menghilang.

"Kupikir dia akan baik-baik saja?"

"Tentu saja, Master pasti baik-baik saja."

"Ya,Master adalah yang terbaik."

Wanita itu berdiri di puncak tangga menuju ke bawah dari ruang bos. Ada anak laki-laki telanjang dan seekor babi tidur di atas beruang raksasa yang beku, Seekor Basilisk yang menjadi penjaga ruang bos itu berbaring telentang berpura-pura mati. Ketika merasakan kehadiran wanita itu, dengan cepat bangkit dan bergegas menuju belakangnya.

"Makhluk yang tidak berguna," katanya dan menendangnya. "Kau bahkan tidak bisa membunuh anak laki-laki dan babi?"

Basilisk itu menggelengkan kepalanya dan berlari menuruni tangga membuat kegaduhan dalam perjalanan turun.

"Kenapa berisik sekali?"

Wanita itu mendongak dan melihat Vur duduk sambil memegangi Snuffles yang mendengkur. Vur menoleh untuk melihat wanita itu dan mata mereka bertemu. Matanya melebar ketika dia melihat pupil emasnya dan dia berlutut.

"Saya minta maaf atas kurangnya rasa hormatku, naga. Boleh saya tahu mengapa Anda tinggal di sini?" Dia bertanya.

Vur berkedip dan senyum lebar muncul di wajahnya. "Benar, Aku adalah naga," katanya dan meraung. Wanita itu bergetar, tetapi dia tetap berlutut. Kicauan dan kepakkan sayap bergema di seluruh ruangan yang berada dibawahnya karena semua kelelawar melarikan diri ke dalam. "Aku bersembunyi dari para wanita elf jahat. Grimmy berkata aku tidak boleh membunuh sesuatu yang tidak akan aku makan, kecuali manusia dan Demon, tetapi dia berkata aku tidak bisa makan atau membunuh elf. Ini rumahmu?" Tanya Vur. "Itu terlihat bagus, lebih kecil dari gua mamaku."

Wanita itu mendongak dan tersenyum, dua taring bisa terlihat berkilauan terkena cahaya obor. "Aku senang kamu menyukainya," katanya. "Tetap selama yang kamu mau. Bisakah saya menawarkan sesuatu untuk Anda makan atau minum? "

Vur memiringkan kepalanya. "Mengapa kamu melakukan itu?" Tanyanya.

"Karena menawarkan makanan dan minuman adalah hal yang wajar dalam kesopanan, bukan?" Tanya wanita itu.

Vur menujukkan wajah senang. "Elf-elf itu tidak memiliki kesopanan," kata Vur. "Mereka mencoba memberiku kotoran dan kemudian memukulku."

Wanita itu berkedip. "Berapa umurmu?" Tanya wanita itu.

"Aku naga," kata Vur. "Grimmy berkata naga tidak bertambah umur," Dia memandang wanita itu, lalu menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

 Alis wanita itu berkedut. "Mengapa kamu terlihat seperti ... itu?" Tanyanya sambil menunjuk padanya.

"Papaku berkata aku belum cukup umur untuk menumbuhkan sisik dan sayap," kata Vur.

"Lalu itu berarti kamu bisa bertambah tua, kan?" Tanya wanita itu. Alis Vur berkerut dan dia memiringkan kepalanya. Vur menatapnya dengan tangan terlipat dan berkata, "Aku naga."

 "Baiklah baiklah. Lupakan pertanyaanku," kata wanita itu, "maka permisi,, jika ada sesuatu panggil saya." Wanita itu berdiri, membungkuk dan berbalik untuk pergi.

"Tunggu," kata Vur. Wanita itu berhenti dan berbalik ke arahnya. "Aku haus," kata Vur. Sebuah urat menonjol dari dahi wanita itu dan dia mengepalkan tangannya. Dia menghela napas dan berkata, "Saya akan mendapatkan sesuatu untuk anda minum."

Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan gelas emas berisi cairan bening di dalamnya. Vur mengambil gelas itu dari tangannya dan hendak minum, tetapi wanita itu meraih lengannya untuk menghentikannya. "Setelah seseorang memberi Anda sesuatu, Anda harus mengucapkan terima kasih," katanya.

"Terima kasih? bukankah dengan tidak memakanmu sudah cukup, Grimmy mengatakan bahwa setiap orang yang tidak dimakan naga harus berterima kasih pada naga karena tidak memakannya," tanya Vur.

"Terima kasih karena tidak memakanku. Sekarang Anda harus berterima kasih kepada saya karena telah memberi Anda minuman itu," katanya sambil tersenyum. Vur mengerutkan kening dan mencoba mengangkat piala, tetapi dia tidak bisa menggerakkan lengannya. Matanya mulai bersinar, tetapi wajah Juliana tiba-tiba muncul di kepalanya dan matanya berhenti bersinar. "Kamu lebih menakutkan dari wanita tanaman itu," kata Vur. "Terima kasih telah memberiku minuman ini." Wanita itu melepaskan lengannya dan menepuk kepalanya.