1 Chapter 0- "SMA 114 VS Bocil Mafia"

Sekitar 80 anak SMA 114 bekasi berkumpul di ujung gang untuk bersiap melawan musuh yang ditantangnya 5 hari lalu karena permasalahan wilayah. Mereka semua serius untuk pertempuran itu, mereka membawa segala macam senjata tajam seperti golok, celurit, klewang, gir, dan masih banyak lagi.

Mereka juga memasang wajah serius dan muka menyeramkan seperti gerombolan preman, namun mereka tidak merokok sejak 5 hari lalu sampai saat ini untuk menjaga agar nafas mereka panjang saat pertempuran nanti, namun mereka semua membawa rokok untuk merayakan kemenangannya nanti, mereka yakin sekali kalau mereka akan menang"

"Woy, mana nih mereka?, ko kaga dateng, dateng?, ini pada takut ato gimane?" sahut salah satu anak SMA tersebut

"iya kali wkwk, udh lewat 20 menitan" sahut yang lainnya

"kita pulang aja kalo begini ceritanya!"

Ditengah para anak sma yang sudah tidak sabar, afif sang pentolan SMA tersebut menyahut

"sabar boy, gw chat dulu"

"sip dah bang" sahut mereka berdua

"wah katanya sih mereka udah di gang mawar"

"wahh!!, gang sebelah itukan" sahut Malik, sang tangan kanan alif si pentolan, sambil mengangkat klewangnya, perawakan badannya besar, sangatlah besar, warna kulitnya hitam, rambutnya keriting dan dikuncir, wajahnya benar benar seperti preman, menyeramkan.

Berbeda dengan alif, dia memiliki badan yg kecil namun berisi, kulitnya berwarna sawo matang, walau badannya kecil, namun dia sangatlah kuat, dia merupakan mantan atlit muaythai yang gagal seleksi karena Dicurangi oleh seorang anak DPRD di Bekasi.

Dari kejauhan tampak 2 anak SMP tengah memarkirkan motor maticnya di tengah jalan, mereka masih menggunakan celana sekolahnya namun bajunya ia sudah ganti dengan kaos putih, pada kaos putih yang digunakan salah satu anak tersebut terdapat beberapa noda merah kecil seperti saus.

Anak anak SMA yang melihat kejadian tersebut langsung berteriak kepada anak kecil tersebut

"woy bocil, ngapain lo?, galiat kita mau tempur?, mau gw gibeng lu?"

Lalu Budi salah satu dari dua anak smp tersebut bertanya kepada jamroney yang sedang kerepotan dengan standar motornya.

"eh jam, sekarang jam berapa?"

"udeh berape kali gue bilang ke lu sih?, panggil gw rooney!!!"

"ga ah, alay"

"hadeh"

"yaudah, roni, sekarang jam berapa?"

"huh, jam 2, dan satu lagi, roooneeyyy"

"iya iya, eh kita gak salah jadwal atau alamatkan?" sahut Budi kebingungan

"gak kok"

"kok mereka kayak gak tau gitu?, atau mereka lupa?"

Jamroney yang setengah kesal menjawab "auah, tanya aja sendewek"

"ok"

Budi pun berteriak ke anak anak SMA tersebut

"BANG!, KITA 'PERISAI BAJA', LAWAN ABANG".

Mendengar itu anak anak SMA tersebut tertawa terbahak bahak, lalu, ia mendekati anak tersebut sambil berkata

"eh bocil, mending lu pulang aje dah kaga usah ngehalu, makan aja masih belepotan"

Dengan polosnya Budi menjawab "lah, kan abang sendiri yang minta lawan kita".

"ok ok, gw tunggu bocah bocah lu dateng dulu dah" kata afif sambil tertawa kecil.

"ok" sahut Budi dengan senyuman

"roney, motornya udah belom?" tanya Budi kepada Jamroney

"belom nih, ahh dasar motor jelek" jawab Jamroney kesal standar motornya tidak berfungsi karena pernya hilang

"au ah" GUBRAK, sahut jamroney yang kesal sambil membanting mototrnya, seakan ia punya banyak dirumahnya.

"dah selese gua" kata rooney kesal

"ok udah siap semua bang" kata budi dengan polosnya

"hahahaha, ni bocil banyak gaya" kata afif dengan sombongnya diiringi suara tertawa para anak SMA

Wush, aifif mengayunkan celurit kearah budi untuk menakutinya, namun budi tidak merespon.

"huh?, kece juga ni bocah"

Lalu afif maju selangkah untuk benar benar menghantam bocah tersebut dengan celurit, namun takdir berkata lain, belum menyelesaikan langkahnya, tiba tiba DOR, Budi menembak afif dengan pistol yang berada di celana belakangnya.

Peluru tersebut menembus bagian dada afif, tepatnya dada bagian kanan, memang itulah bagian yang diincar oleh bocah tersebut, ia sengaja tidak menembak kebagian jantung karena ia masih membutuhkan afif untuk suatu hal.

"Woyy bocah gila" sahut salah satu anak SMA sambil maju dan menunjuk Budi dengan goloknya.

"lu kalo tempur gentle do…"

DOR, KALI INI Budi menembaknya di dada sebelah kiri, pas dibagian jantung, memang itulah bagian yang diincar oleh bocah tersebut, ia sengaja menembak kebagian jantung karena ia tidak membutuhkan murid SMA tersebut.

Para murid SMA yang tadi percaya diri akan menang seketika ciut setelah melihat hal tersebut, dua bocah SMP dengan pistol ditambah pistol tersebut adalah pistol rakitan yang sangat berbahaya. Bukan tipe Revolver yang biasa dirakit oleh para pembegal 'kemarin sore', melainkan tipe 11,5 S, pistol itu pertama kali ditemukan oleh TNI saat menyerbu markas teroris di pedalaman hutan Kalimantan, berisi 10 peluru, senjatanya berat, memiliki hentakan dahsyat, dan mampu melontarkan peluru super besar dan panas, namun ditangan anak tersebut hampir tidak terlihat hentakannya, entah karena senjata tersebut dimodifikasi atau memang tangan anak tersebut yang 'dimodifikasi'.

Menyadari itu, para anak SMA tadi berlarian

"lari woy, ada bocah gila"

DOR DOR DOR, kali ini giliran Jamroney yang menembak, ia memberondong para anak SMA tersebut dengan pistolnya.

Saat bogil (bocah gila) itu menembaki para anak anak SMA tersebut, afif yang dadanya tertembak berusaha jalan terpincang pincang menjauhi lokasi tersebut, sampai akhirnya ia tiduran di saung sambil memegangi luka tembaknya, saung tersebut berada di gang mawar, bersebelahan dengan lokasi eksekusi para anak SMA tadi, untungnya ada gang kecil penghubung jalan yang tadi dengan gang mawar, gang tersebut sudah seperti dewi penolong yang selama ini tidak pernah disadarinya.

Ketenangan afif tidak bertahan lama, kedua bocah itu tidak sengaja menemukan afif di saung tersebut setelah menghancurkan anak SMA tadi.

"mati dah gua" kata afif sambil menangis

"yatuhan, tolong kabulkan doaku kali ini saja, tolong buat aku tetap hidup, gapapa deh saya cacat dikit" itu merupakan doa yang pertama kali dipanjatkan oleh afif kepada tuhan.

"yahh, ketahuan deh" kata Budi sambil tersenyum

"haha iya ya, gaseru" sahut jamroney

Afif tidak mampu berkata sama sekali, tubuhnya terbujur kaku, nafasnya sangat berat, matanya membelalak, dan ia menangis ketakutan, setelah melihat kedua bogil tersebut, ditambah kedua bocah tersebut seperti badut iblis yang pernah ia lihat di film SAW dan IT.

Budi hanya anak kecil yang memiliki badan kurus, tinggi rata rata anak SMP, kulit yang putih seperti anak nolife dan rambut yang pendek, tidak jauh beda dengan jamroney, hanya saja jamroney badannya lebih berisi dan rambutnya sedikit panjang bergaya, maklum, karena mereka adalah murid SMP swasta yang memiliki peraturan lembek.

"Eh, tadi disuruhnya disiksa dulu sebelum dibunuh" kata jamroney

"siapa juga yang mau ngebunuh?"

"Gini aja, lu tembak dia, biar gua videoin"

Mendengar itu afif benar benar berhenti bernafas untuk sejenak karena terlalu panik.

"Eh!"

"iya?" sahut jamroney

"batre gua abis"

"yahh, gimana dong?"

"tenang saja" sahut Budi yakin sambil megambil pisau kecil dari sakunya.

"tebak gw mau ngapain?" tanya Budi sambil memegang pisau tersebut seperti memegang pensil,

"umm, mau robek perut?"

"haduh, bukan, liat dong, kalau orang megang pisau kayak megang pensil berarti dia mau melakukan hal dengan ketelitian tinggi"

"umm, ngukir jidat?"

"haduh, dari tadi lu bukannya nebak malah ngasih gua ide, gw Cuma mau nyongel matanya".

Mendengar itu afif langsung berusaha bangkit dan berdiri lalu kabur dari situ, namun terlambat, saat ia bangun, Budi menusuk perutnya dengan pisau "yah gak sengaja", afif pun kembali terbaring, ia sudah memasrahkan dirinya kepada tuhan yang baru diingatnya satu menit lalu.

Budi mulai merobek perutnya, tangisan kesakitan keluar dari seorang pentolan SMA yang dikalahkan anak SMP, setelah itu diikuti dengan mengukir jidatnya dengan tulisan 'BUDS', darah tercecer kemana mana, afif hanya terbaring lemas, 'hidup segan mati tak mau', peribahasa yang tepat untuk afif yang malang, sebagai penutupan Budi mengambil mata afif yang masih hidup, menariknya pelan

pelan

"AaA" teriak afif

"ini udah pelan pelan kok"

Mata berhasil keluar dari kelopak matanya, urat mata yang masih tersambung ditarik dengan kerasnya oleh budi, tangisan pasrah semakin jelas terdengan dari mulut afif yang malang, matanya tertancap di pisau seperti bakso tusuk, lalu Budi mengambil plastic berzip kecil yang diambil dari kantongnya, lalu memasukkan mata tersebut kedalam zip tersebut.

"haha, buat bukti"

Jamroney masih memalingkan wajahnya, ia dari tadi tidak melihat, karena ia tidak kuat melihat darah ditambah otaknya masih normal,

"ahh gua jijik"

"hehe" sahut budi sambil tertawa menyeringai

"yaudah, dia kita bunuh atau gimana?"

"biarin aja, nanti juga mati sendiri"

"yaudah ayo" kata jamroney sambil bergegas menuju lokasi motornya diletakkan, sekaligus menjauhi tempat tersebut karena mulai bau.

"mati sendiri, mungkin dalam kurun waktu 50 tahun" kata Budi berbicara pelan ke afif yang malang.

"oh iya, satu lagi, doamu terkabul, namun itu tidak gratis" kata Budi, tidak diketahui maksud dari ucapannya, namun afif sangat berterimakasih ke tuhan, "terima kasih tuhan" kata afif dalam hati,

Sambil menjauh Budi melambaikan tangan dan berkata hal yang tidak jelas maksudnya lagi,

"dada kak afif, sehat sehat ya, oh iya kakak juga punya utang, kapan kapan bayar ya".

Lalu bogil tadi pergi dengan motor maticnya yang dikendarai oleh Jamroney. TAMAT

avataravatar