2 Awal Pertemuan

"Mau kemana kamu Rachell", tanya Alfian pada putrinya

"Re ada jadwal pemotretan hari ini Papi"

"Pakaian apa yang kamu pakai itu Rachell. Ganti bajumu!",perintah Alfian

"Papi please, ini mode papi. Re seorang model. Re harus tampil secantik mungkin. Re tidak mau terlihat kampungan. Sudah ya papi, Re berangkat dulu"

Rachell tak menggubris perintah papinya, dia adalah perempuan cantik bertubuh langsing dan sexy. Postur tubuhnya yang tinggi dengan kulit putihnya serta rambut blonde nya yang indah membuat namanya melejid didunia model. Darah indo Australia yang diturunkan dari sang kakek lah yang membuat parasnya berbeda dari perempuan lokal lainnya.

Pakaiannya selalu minim dengan belahan dada yang terlihat menonjol. High heel nya merupakan produk merk ternama. Sejak kecil nama Rachell Fernando terkenal di dunia model dan film. Putri bungsu dari Alfian Fernando itu merupakan anak yang manja. Maminya selalu memanjakannya. Menuruti semua keinginannya.

Berbeda dengan kakak perempuan tertuanya. Mereka bagaikan bumi dan langit. Aurabelle, putri sulung Alfian Fernando, anak yang pendiam cerdas namun sangat sederhana. Dia sudah menikah dengan laki-laki pilihannya dan mengikuti suaminya yang bekerja sebagai juragan perkebunan teh di kota lain. Menantu tertua keluarga Fernando ini dipercaya memegang salah satu cabang perusahaan keluarga dikota tempat mereka tinggal itu.

"Tuan besar, ada seseorang yang mencari anda?", ucap seorang pelayan.

"Siapa?"

"Ardi Ibrahim Axcell"

"Ardi? Suruh dia masuk ke ruanganku",titah Alfian.

"Baik, tuan",pelayan itu segera menemui tamu tadi.

Ardi Ibrahim Axcell, salah satu lulusan terbaik Oxford University pada gelar megister yang dikenal Alfian saat mengadakan tander di London. Laki-laki sederhana yang pendiam namun sangat penyayang dan penyabar. Seorang pengusaha percetakan di Kota. Dia baru merintis usahanya itu setahun yang lalu.

Tok .... Tok. ..

Cekreeeeekkk ...

"Selamat siang, Tuan Alfian. Apa kabar anda?", sapa Ardi sopan.

"Ardi, senang bertemu denganmu lagi. Kabarku seperti biasa. Hidupku sangat membosankan", ujar nya.

"Maaf tuan saya tidak bermaksud. .."

"Tidak apa-apa Ardi, duduklah. Santai saja"

"Terima kasih"

Ardi duduk di sofa empuk ruang kerja Alfian. Ruangan yang besar dan ber-AC itu sangat nyaman. Tak lama seorang pelayan masuk keruangan itu dan mengantarkan secangkir Silver Tips Imperial. Salah satu dari sepuluh teh mahal didunia. Daun teh yang dipetik dari perkebunan teh tertua Darjeeling 87 yang ada di wilayah Makaibari India. Teh yang mendapat julukan "Champagne of tea" merupakan teh kesukaan Alfian Fernando.

"Silakan diminum, tuan", ucap pelayan itu.

"Terima kasih",jawab Ardi sopan.

"Bagaimana dengan usahamu, Ardi?",tanya tuan Alfian.

"Sejauh ini lancar dan cukup berkembang tuan, maklum saya baru memulainya setahun yang lalu. Masih dalam tahap merintis", ucap nya merendah.

"Aku senang mendengarnya. Kamu memang laki-laki yang gigih dalam bekerja"

"Tuan terlalu memuji saya. Saya hanya mengikuti alur yang berjalan saja"

"Ngomong-ngomong, aku sudah dengar masalahmu dengan Rachell. Tapi aku ingin mendengarnya langsung dari mu, Ardi. Bagaimana perasaanmu pada Rachell? Maksudku perasaanmu sebagai seorang laki-laki terhadap seorang perempuan"

Ardi terdiam. Dia memang mengagumi kecantikan Rachell sejak pertama kali mereka bertemu empat tahun lalu di Paris. Namun baginya yang hanya seoarang rakyat biasa itu, tidaklah akan seberani itu untuk jatuh cinta pada kecantikan seorang Rachell Fernando.

"Terus terang, nona Rachell memang sangat cantik dan berpendidikan tinggi. Namun saya cukup tahu diri untuk bisa mencintai putri anda, Tuan. Dan bagi Rachell saya ini hanya seorang teman bermainnya saja. Tak lebih seperti seorang kakak pada adiknya. Mungkin seperti itulah gambarannya, Tuan"

Alfian tersenyum.

"Aku ingin kamu menikah dengan Rachell", ucap Alfian kemudian.

Ardi nyaris melompat dari kursinya. Dia tidak yakin dengan apa yang didengarnya itu. Dan dia tidak tahu harus bersyukur atau malah berduka dengan kabar ini.

"Apa anda tidak salah bicara, Tuan?",tanyanya lagi.

"Tidak. Dan aku tidak sedang mabuk Ardi. Aku yakin dengan apa yang aku ucapkan ini"

"Tapi bagaimana dengan Rachell. Bagaimana dengan perasaannya padaku. Aku tak mau jika dia menikah denganku karena terpaksa. Anda pasti paham sifat putri bungsu anda itu, Tuan"

"Aku tahu itu. Dan aku harap kamu tidak menolaknya, Ardi"

"Saya akan pikirkan hal ini ,tuan. Saya permisi"

Ardi kembali dibelakang kemudi mobilnya. Dia melajukan mobilnya dengan santai. Laki-laki mana yang tidak tertarik pada tubuh indah seorang Rachell. Namun sebenarnya bukan itu yang dia cari. Rachell yang dulu dia kenal bukan Rachell yang seperti ini. Sebenarnya dia pertama kali bertemu Rachell saat perempuan itu duduk di kelas dua SMA.

Rachell yang sederhana, bersahaja dan lemah lembut berhasil membuat hatinya tertambat pada sosok perempuan itu. Namun saat empat tahun lalu dia kembali bertemu, Rachell sudah berubah menjadi sosok yang berbeda. Lebih glamor dan liar. Kalau boleh jujur, bukan sosok perempuan seperti itu yang pernah dicintai Ardi.

Huuuuhhh.... Dia menghembuskan nafas beratnya.

Seolah ada sebuah beban yang teramat berat dipundaknya. Dia tak ingin menyakiti dirinya sendiri, namun disisi lain dia tak kuasa menolak permintaan Alfian yang sudah dia anggap sebagai bapak kandungnya sendiri. Yang notabene adalah sahabat papa Ardi sejak muda.

******

Sore itu Ardi hanya menghabiskan waktu di apartemen nya. Apartemen sederhana yang dibelinya dari tabung usahanya. Secangkir kopi panas menemani kesendiriannya saat itu.

Pikirannya berjalan-jalan kemasa empat tahun lalu saat dia bertemu Rachell di Paris.

Saat itu sedang musim semi di Paris. Kota itu dipenuhi dengan bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya. Rachell yang mengenakan gaun malam dengan belahan panjang sampai ke pahanya itu membuat mata Ardi terbelalak. Gaun full Sabrina itu pasti akan membuat hati semua laki-laki merinding nikmat dibuatnya.

"Hi, Ardi .. apa kabarmu?!",sapa Rachell saat itu sambil mencium pipi Ardi.

"Rachell ... Ini kamu??"

"Kamu pikir aku hantu?"

"Tidak. Bukan begitu. Kamu sekarang sangat berbeda",ucapnya.

Rachell tersenyum. Dia menangkupkan kedua tangannya pada pipi Ardi. Mereka saling berhadapan, dan tentu saja pemandangan indah itu tersaji langsung didepan mata Ardi. Hal itu membuat jantung nya meloncat kesana-kemari tak menentu. Sebagai laki-laki normal, tentunya dia memiliki hasrat pada keindahan duniawi itu.

"Menikah?!",gumamnya.

Huuuhhh...

Lengusan nafasnya terdengar memecah keheningan senja.

"Tentu saja sebagai laki-laki normal aku mau menikah dengan perempuan secantik Rachell. Namun, apa aku sanggup mengimbangi perempuan semahal itu?"

Dua sisi hatinya bertarung hebat. Manusiawi sekali baginya jika menyukai keindahan seperti itu, namun sisi lain hatinya menentang. Yang dia cari adalah sebuah pernikahan sakral yang indah sampai disurga. Kali ini dia benar-benar berada dalam kebimbangan. Dan dia harus memutuskannya segera. Alfian mendesaknya untuk segera memberikan jawabannya. Dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaan Rachell padanya.

******

avataravatar
Next chapter