webnovel

Chapter 1

"Dira kamu mau jadi Perawan muda, Udah pokoknya kamu nurut sama bunda"

sudah sekian kalinya bunda ku selalu berbicara seperti itu terus. aku jengah mendengar ocehan nya seperti ini, apa lagi di pagi hari.

"Bun, bisakan nggak bahas itu"

"nggak bisa Dira, lihat tuh teman mu Calya sama Friska sudah menikah. Sampai kapan kamu mau melajang"

kalu sudah begini aku sudah tidak bisa membantah lagi. Memang benar dari kedua Sahabat ku, hanya aku sampai sekarang yang masih melajang.

bukannya aku tak laku, hanya saja aku masih terjerat oleh masa lalu ku.

"udah Bun, jangan marahi Dira. Nanti kamu udah ketemu jodoh bakal Nikah" sela Abang ku yang sedang makan menemani Istri dan juga anaknya.

"Tuh dengerin kata Abang Bun."

"jodoh kalu nggak disamperin nggak bakal ketemu dira"

"Nanti Abi pulang, Terus kita makan malam keluar sambil nemuin calon mertua kamu dan juga calon suami kamu"

"Nggak bisa gitu dong Bun, ini masalah kehidupan Dira. Nggak bisa seenaknya gitu main terima lamaran orang yang belum Dira tahu asal usul nya"

"Kamu tahu Dira asal usual Calon suami kamu ini, percaya deh sama bunda. Cowok nya ini ganteng Lo, Nggak bakal kamu nolak gitu. walaupun kamu nolak pernikahan ini tetap diteruskan kok"

"Serah bunda,"ujar ku sambil berjalan keluar dari rumah untuk pergi ke Cafe yang ku rintis bersama kedua sahabat ku.

Author POV

Tring

lonceng Cafe menggema di penjuru ruangan, menandakan pelanggan datang. Sosok lelaki jangkung dengan kacamata yang bertengger di hidung membuat ketampanan nya menambah.

pelayan yang melihat ada pelanggan pun langsung berlari menuju meja tersebut sambil membawa menu makanan.

"Mau pesan apa Pak?"

"kentang goreng dan juga capuccino panas" pelayan cafe pun mencatat pesanan tersebut lalu bergegas membawa pesanan itu kepada chef cafe untuk dibuat.

sepeninggalan Pelayan Cafe, Laki laki ini mengeluarkan Ponsel dari saku nya. ia beralih membuka Sosial media yang hari ini ia tekuni buka untuk melihat perkembangan wanita yang ia sukai semasa SMA.

Ia tersenyum kecil, melihat foto wanita nya yang sedang memakai topi pantai yang kebesaran dikepalanya membuat kesat imut dimatanya, Tak lupa ia juga mensukai postingan wanita ini

"Tunggu aku ya sayang, Aku pasti akan bertanggung jawab dengan kesalahan ku dulu saat ninggalin kamu ditengah lapanga basket dan dipermalukan gitu aja"

Di ruangan yang cukup hening, ada 3 orang wanita yang sedang duduk saling berhadapan dengan raut yang sedikit cemas.

"Ra mau sampai kapan sih lu stuck disini terus? kapan mau maju, kalu lu masih inget ma bajingan satu itu"

"Iya Ra, udah lu nurut bunda lu aja. siapa tahu cowok yang dijodohin sama lu itu mapan , cakep , tanggung jawab."

"nggak semudah itu Fris,Cal gue lupa tentang dia. lu tahu kan secinta apa gue sama sosok nya."

Gadis yang berambut panjang sebahu pun menatap kedua sahabat nya dengan mata yang berkaca kaca. kedua sahabat nya hanya bisa menjadi sandaran saat Sahabat nya satu ini menangis.

"Ra, sekarang waktunya lu maju. udah ya jangan nangis. Lu terima deh perjodohan lu itu, ramalan gue nih cowok yang dijodohin sama lu ini cowok yang lu idam idam in"

Tangisan Nya mereda mendengan ucapan sahabatnya yang bernama Friska. Memang benar Friska adalah salah satu sahabat yang bisa sedikit meramal, tolong digaris bawahi hanya sedikit benar.

"Emm yaudah deh gue nurut lu Fris, tapi Awas kalu ramalan lu salah. Lu harus tanggung jawab"

Kini hari sudah mulai petang, sebuah keluarga sedang duduk bersama di sebuah ruangan restoran yang tertutup.

"Bi, kita ngapain sih disini buang buang waktu Dira lho ini bi"

"duduk yang manis ya sayang, ini kita nungguin calon mertua kamu" ujar Abi sambil menepuk puncak kepala anak bungsu nya.

sudah setengah jam mereka menunggu tamu nya, membuat Dira bosan.

"Bi, Di-" belum selesai Dira meneruskan ucapannya pintu ruangan terbuka, menampilkan sepasang suami istri yang tak jauh berbeda dari Abi dan bundanya.

"Maaf Surya, ada pekerjaan yang mendadak harus diselesaikan makannya telat"

"ngak papa Atya, silahkan duduk Lia Atya"

'bun ini bukannya pak gubernur ya?'bisik Dira ditelinga Bundanya dan diangguki.

"eh Karin apa kabar?"

"Alhamdulillah baik , kamu bagaimana?"

"Baik juga, ini Nak Dira?"

Dira dengan rasa canggung pun mengganggukan kepala nya dan tersenyum tipis.

"Cantik ya"

"Makasih Tante"

"Mana Putra kalian?" tanya bunda

"bentar lagi sampai tadi markir mobil"

Tak berselang lama sosok laki laki yang ditunggu tunggu mereka pun tiba. Pakaian kemeja hitam dan juga celana hitam.

"Cepetan sini kamu Rey"

Rey?

Dira melototkan matanya saat melihat sosok lelaki yang membuat masa lalu nya hancur berada di hadapan nya.

"Maaf om Tante Rey telat"

"Nggak papa nak"

"Saya Abraham Reynand disini ingin melamar putri Om Surya yaitu Anindira Maheswari sebagai istri saya"ujar Rey dengan santainya

"Sebulan lagi Kalian akan menikah nak"tambah Bunda Lia

"WAIT"

"Dira sopan" ujar bunda dengan menepuk bahu Dira.

"Maaf Tante"

"Om boleh saya ajak Dira berbicara berdua?"izin Rey dengan sopan dan diangguki Abi.

Dira mengikuti Rey yang berjalan didepannya dengan menundukkan kepala hingga saat Rey berhenti berjalan Dira tau tahu.

Dugh

"Aduh". Rey terkekeh melihat Dira kesakitan, Sedangkan Dira hanya menatap Rey dengan sinis.

"Maaf"

"Ngapain kamu tiba tiba lamar aku?"tanya Dira dengan datar.

"Ya karna Aku cinta kamu lah"

"nggak mempat ya Rey bualan kamu. Dulu aja Aku ngejar ngejar kamu eh malah kamu pacaran sama Fesha sekarang tiba tiba datang lamar aku. nggk lucu tau"

"yang bilang lucu siapa Nin"

"Dira Rey Dira Bukan Anin"

"Nama kamu kan Anindira Maheswari jadi ya sama aja lah" Dira hanya memutar bola matanya malas.

"Nggak sopan" ujar Rey dengan menyentil dahi Dira.

"Sakit tau"

"Nin, Maafin aku dulu ya. Sebenarnya aku sama Fesha Udah putus saat kamu nembak aku ditebagh lapangan basket, dan tepat waktu itu juga aku baru sadar kalu aku suka sama kamu"

"Apasih Rey, Udahlah nggak usah main main kamu. Pergi Kuliah ke Kanada aja kamu Nggak pamit juga ke aku, padahal semua teman sekelas kita kamu pamitin kecuali aku"

"beneran Nin"

"Nin aku minta maaf, beneran aku nggak Ngada Ngada kalu aku cinta sama kamu. Sebelum pergi ke Kanada Semua akun sosmed kamu aku Follow semua, supaya aku di Kanada bisa mantau kamu dari sana"

"Udahlah aku mau balik"

Next chapter