211 Sebuah Batas Waktu

Anya sedikit terkejut saat wajah Ayah muncul di layar ponselnya, padahal sebelumnya ia mengira akan melihat wajah Artha terlebih dahulu karena nomor kontak Artha lah yang menghubunginya via video call.

"Ayah..."

"Kamu mau dilamar cecunguk ini?" tanya Ayah dengan wajah datar sambil menunjuk Artha yang senyum-senyum di belakangnya.

"Ayah setuju?" Anya balas bertanya.

"Mau bagaimana lagi?" Ayah menghela nafas prihatin. "Ayah nggak bisa biarkan Amoka terus-terus hidup tanpa Ayah kandungnya."

"Ayah sudah tahu?"

"Sudah," jawab Ayah sambil menuding wajah Artha. "Cecunguk ini sudah mengakuinya."

Pengakuan Ayah sontak membuat Anya kesal. Artha sebelumnya tidak pernah memberi tahu kalau ia bakal membeberkan kebenaran soal Amoka di depan Ayahnya. Jadi inikah yang dimaksud Artha pada pembicaraan sebelumnya? Akan membuat Ayah menyetujui lamarannya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter