webnovel

Bab 9 : Sembilan

Alex yang sudah merasa lapar setelah pertemuannya dengan Ana dan juga sudah jam waktunya makan siang. Ia segera meminta makan siangnya kepada asisten Damian.

Lalu Alex memanggil asistennya itu lewat interkom yang berada di atas meja kerjanya.

"Damian segara pesankan aku makan siang! terserah kau pesankan apa untuk makan siang ku hari ini," ucap Alex memerintah asistennya itu.

"Baik, Pak. Saya akan pesankan makan siang untuk bapak," sahut Damian dari arah yang berbeda dengan atasannya itu.

Sambungan pun segera terputus. Setelah itu, Damian yang berada di ruangannya pun segera memesankan makanan siang untuk atasannya itu. Dia tidak mau terkena Omelan pria menyebalkan tersebut karena tidak kunjung melaksanakan apa yang di perintahkan olehnya.

Sedikit menyebalkan, tapi sebenarnya Alex sendiri adalah pria yang baik kok.

*

*

*

Di satu sisi ana yang sedang mengendarai motor maticnya di tengah perjalanan pulang. Ia berfikir bagaimana caranya bilang ke sahabat baiknya jika ia ingin resign dari pekerjaan lamanya itu.

"Huftt... Semangat Ana! Kamu pasti bisa jelasin masalah ini ke Keren," ucap Ana dengan semangat di atas motornya sambil mengepalkan salah satu motornya.

20 kemudian Ana telah sampai di rumahnya. Karena hari ini ana izin tidak masuk kerja jadi ia hanya bersantai di rumah dan menyiapkan surat resign dari perkejaan lamanya.

Ana turun dari motornya dan memasukkan motornya di halaman rumah. Lalu ia mengambil kunci rumahnya yang ada di dalam tas yang ia pakai.

Selepas itu Ana masuk ke dalam rumahnya dan di sambut dengan keheningan karena Bryan sedang bersekolah. Lalu Ana duduk di sofanya yang minimalis itu untuk mengistirahatkan badannya yang sedikit lelah.

"Bagaimana awalnya aku berbicara kepada Keren masalah yang aku mau resign dari restoran?" Tanya Ana kepada dirinya sendiri dengan ekspresi bingung.

"Nanti selepas pulang kerja di restoran aku akan menyuruh Keren datang untuk ke rumahku dan aku akan menjelaskan juga kepada Bryan," jawab ana sendiri dengan semangat sambil tersenyum gembira.

Selepas berbicara pada diri sendiri dan mencari solusi untuk masalahnya. Ana melangkahkan kakinya menuju kearah dapurnya yang kecil itu untuk membuat makan siang buat diri sendiri.

"Masak apa ya?" ucap Ana sambil melihat isi dalam kulkasnya.

"Ah masak chicken katsu aja deh. Mumpung lagi ada dada ayam," lanjut Ana lagi dengan di iringi senyum gembiranya.

Lalu Ana mempersiapkan bahan dan peralatan yang di butuhkan selama memasak chicken katsu saus teriyaki.

20 menit kemudian Ana sudah selesai memasak masakan yang diinginkan olehnya. Lalu ia menghidangkan ckichen katsu di atas piring dengan diberi saus teriyaki dan ada nasi di sampingnya.

Lepas itu Ana menikmati chicken katsu di atas meja makan dengan gembira. Setelah beberapa menit menikmati masakannya, Ana segera membersihkan peralatan yang sudah di pakai saat memasak chicken katsu.

"Akhirnya sudah selesai juga bersih-bersih dapur." ucap Ana sambil mengusap tangannya yang basah dengan tissue.

Lepas itu Ana melangkahkan kakinya menuju kearah kamarnya untuk mengetik surat pengunduran dirinya dari pekerjaan restoran.

Lalu Ana mengambil laptop lamanya pemberian dari ayahnya dulu saat ia berulang tahun di umur 16 tahun.

Ana mengetik sebuah pesan di laptopnya yaitu berupa surat pengunduran diri atau resign dari restoran.

Selama beberapa menit ana berkutat dengan laptopnya. Ana menyimpan file tersebut di flashdisk setelah itu ia akan membawanya besok di tempat fotocopy untuk di print dan di beri amplop.

"Huh, akhirnya selesai juga," ucap Ana merasa lega saat beberapa menit berkutat dengan laptopnya.

"Bosen juga kalau gak kerja ternyata," lanjut Ana merasa bosan dengan kegiatannya saat ini.

"Ahh.. mending baca novel biar gak bosen," hibur Ana untuk menghilangkan kebosanannya.

Lalu Ana mengambil ponselnya dan membuka aplikasi berwarna putih yang bertuliskan webnovel.

Selama 1 jam lebih Ana membaca novel dan ia menjadi di buat kesal oleh jalan alur ceritanya.

"ih, gimana sih Raven gak bersyukur banget dapet si Bella, padahal sayang banget sama dia. Eh malah di campakkan tuh si Bella dasar bodoh memang si Raven," ucap Ana dengan mata berkaca-kaca.

"Aku pulang!" ucap seseorang dari depan pintu rumah siapa lagi kalau bukan Bryan.

Ana yang mendengar suara seseorang dari depan pintu rumahnya. Segera ia. melangkah kakinya keluar dari kamar untuk menghampiri adiknya yang baru pulang sekolah itu.

"Loh kenapa kakak kok gak kerja?" tanya Bryan dengan bingung.

"Aku lihat montor kakak berada di luar tadi," lanjut ucap Alex kepada kakaknya.

"Gak kok adik ku tersayang, kakak gak di pecat kok," ucap Ana meyakinkan Bryan.

"Oww iya kak aku hampir lupa! di sekolah sudah ada waktu pembayaran buku baru untuk ke kelas XI," ucap Bryan kepada kakaknya.

"Kapan terakhir pembayarannya bry?" tanya Ana kepada adiknya.

"Masih belum di umumkan kak, tapi gurunya sudah mengatakan untuk menyiapkan uang dari jauh hari agar tidak kesusahan nanti. Begitu katanya kak," jelas Bryan.

"Baiklah kakak akan siapkan uangnya sedikit-sedikit agar tidak kesusahan nanti," ucap Ana dengan di iringi senyum.

"Iya kak, maaf ya kak Bryan masih belum bisa bantu kakak sekarang. Tapi Bryan janji setelah lulus sekolah nanti, Bryan akan mencari pekerjaan dan kuliah," ucap Bryan dengan semangat sambil mengepalkan kedua tangannya.

Ana tertawa kecil melihat tingkah adiknya itu. Ia sangat sayang kepada adiknya karena hanya tinggal Bryan lah keluarga satu-satunya.

"Iya gapapa bry, sekarang kamu fokus sekolah aja dulu dan raih cita-citamu setinggi langit," tutur Ana kepada Bryan.

"Sekarang kamu bersihkan tubuh mu dan cepatlah keluar dari kamar! Kakak masakan chicken katsu untuk makan siang mu," suruh Ana kepada Bryan untuk membersihkan tubuhnya.

"Siap komandan!" jawab Bryan dengan gaya hormat.

Ana geleng-geleng kepala melihat tingkah Bryan yang satu ini. Setelah Ana melihat adiknya masuk kamar ia segera menuju kearah dapur untuk memasak makanan siang adiknya itu.

Selama 20 menit Ana berkutat di dapur untuk membuat chicken katsu. Akhirnya chicken katsu sudah matang dan siap di hidangkan.

Ana menghidangkannya di atas piring seperti sebelumnya saat ia memasak untuk dirinya sendiri.

Setelah itu Ana melangkahkan kakinya menuju kearah depan pintu kamar Bryan.

"Bryan, kamu makanannya sudah siap buruan keluar nanti keburu dingin makanannya," ucap Ana sedikit berteriak di depan pintu kamar adiknya itu.

"Kakak sudah hidangkan makanannya di atas meja makan," lanjut Ana.

Terdengar pintu kamar terbuka dan keluarlah Bryan dari sana.

"Iya kakak ini Bryan sudah selesai bersih-bersih badannya," balas ucap Bryan di tengah pintu kamarnya yang terbuka.

"Segeralah ke meja makan, kakak sudah taruh makan siang mu di atas meja makan," ucap perintah Ana kepada Bryan.

"Baiklah, kak." ucap Bryan sambil menutup pintu kamarnya.

Lalu Bryan melangkahkan kakinya menuju kearah meja makan untuk makan siang. Sedangkan Ana kembali ke kamarnya.

***

Next chapter