1 Sebuah Awal

H-12 bulan. Cari tempat resepsi pernikahan. Di gedung atau lapangan bola?

H-11 bulan. Cari busana pernikahan. Sewa saja biar lebih murah.

H-10 bulan. Hunting kain buat seragam keluarga dua belah pihak. Cari kain yang bahannya murah tapi kualitas lumayan.

H-9 bulan. Hunting WO.

H-8 bulan. Hunting vendor katering.

H-7 bulan. Hunting jasa make-up atau MUA.

H-6 bulan. Foto prewed.

H-5 bulan. Mulai bikin undangan dan cetak. Sekaligus bagi-bagi baju seragam bridesmaid.

H-4 bulan. Hunting souvenir pernikahan.

H-3 bulan. Daftar ke KUA.

H-2 bulan. Fitting baju, cek ulang semua persiapan dan cek daftar tamu undangan biar tidak ada yang terlewat.

H-1 bulan. Siapkan mental, spa, lebih rajin olahraga biar bugar dan siap-siap sebar undangan.

Bhiru Alodya Teng baru selesai membuat daftar perencanaan pernikahan saat Kumala, sahabat sekaligus teman satu divisi kerjanya tiba-tiba merebut catatannya.

"Cieee, mau nikah, cieee..." goda Kumala sembari mengembalikan catatan milik Bhiru setelah selesai membacanya.

"Iya lah mau," Bhiru membalas dengan kedua pipi merona. "Sudah saatnya aku memikirkan pernikahan. Aku sama Langit sudah bahas soal ini kok kemarin," tambah Bhiru dengan nada semangat.

"Serius?"

"Serius lahir batin!"

"Baguslah kalau bgitu. Akhirnya hubungan kalian yang tadinya aku kira seolah tak berujung akhirnya akan menemukan ujungnya juga," ujar Kumala sambil terkekeh.

Bhiru menyangga kedua pipinya sambil tersenyum. Mengingat tentang lima tahun percintaannya dengan Langit.

Sudah ditentukan dan diniati oleh mereka berdua. Tahun depan mereka berdua akan menikah. Terhitung dari bulan sekarang, sejak Langit melamarnya di depan keluarganya di Bandung.

avataravatar
Next chapter