webnovel

Love Story (Together)

Spencer James terkenal sangat dingin dan tidak banyak bicara terutama menyangkut wanita. Namun, semuanya mendadak berubah ketika ia di hadapkan pada tunangannya, Celine Ellienor, wanita berisik, keras kepala dan semaunya. Spencer harus menguatkan hati agar tidak mudah goyah karena sikap Celine yang terus menolak kehadirannya dengan segala cara, termasuk berselingkuh. Sanggupkah Spencer menghadapi sikap Celine yang semena-mena? Ataukah pada akhirnya hati Celine yang melunak karena keteguhan Spencer?

BebbyShin · Urban
Not enough ratings
7 Chs

02 - Kabar Mengejutkan

Hei hoooo!

Halluuuu 🥰🥰🥰

Pa kabar? Semoga selalu sehat yah ❤️❤️❤️

Btw, Shin hadir lagi bawa anak-anak Shin 🥰

Ada yang kangen sama mereka?

Jangan lupa tinggalin komentar dan vote kalian yah buat part ini 🔥🔥🔥

Happy reading!!

🔥🔥🔥🔥🔥

London sudah memasuki musim panas. Cahaya matahari mengintip di celah gordeng yang telah dibuka oleh Spencer. Pria tampan itu melirik arloji di tangannya yang kini menunjukkan pukul 07.03 waktu setempat. Kehidupan sehari-hari Spencer hampir bisa dikatakan sangat teratur. Pria itu selalu bangun tepat waktu dan menyempatkan diri untuk berolahraga sebelum pergi ke kantor. Namun, berbeda dengan pagi ini, Spencer tidak berolahraga, pria tampan itu bangun tidur dan melakukan rutinitas di dapur Celine. Saat ini, di tangannya sudah ada secangkir kopi hangat dan tiga buah sandwich hasil buatannya.

Tidak ada rencana sebelumnya untuk Spencer menginap di apartemen Celine, hanya saja pria itu begitu khawatir ketika beberapa kali menghubungi ponsel Celine, tetapi tidak ada jawaban. Takut Celine bertingkah bodoh, Spencer memutuskan untuk mencari keberadaannya dengan mendatangi beberapa kelab malam yang menjadi langganan wanita ceroboh itu. Benar saja, Spencer melihat Celine tengah berpesta pora bersama teman-temannya semasa kuliah.

Spencer membayar seseorang untuk mengawasi tindakan wanita itu dan ia sendiri memilih menunggu Celine pulang dengan sendirinya di apartemen Celine. Beberapa orang mengetahui password apartemen Celine termasuk Spencer. Pernah beberapa kali, Celine mencoba menyembunyikan kode apartemennya dari Spencer dan berakhir terblokir. Alhasil, sejak saat itu Celine memilih untuk memberi tahu Spencer dan beberapa orang yang ia percayai tentang password unit apartemennya.

Pagi ini Spencer akan pergi bekerja seperti biasa. Lulusan Oxford University ini memilih untuk membangun perusahaan sedari ia masih berstatus mahasiswa. Dengan bekal modal pemberian kedua orang tua dan ilmu dari sahabat karib ayahnya, kini Spencer sukses memiliki hotel yang cukup besar. Spencer memilih untuk menjadi seorang pengusaha dibanding mengikuti jejak kedua orang tuanya sebagai supermodel. Pengusaha tampan itu memilih mengasingkan diri dari hingar bingar popularitas kedua orang tuanya. Yang lebih mengejutkan adalah sifat Spencer seolah berbanding terbalik dengan sang ayah, begitu pula sang ibu. Spencer sering kali disebut sebagai duplikat Augfar, ayah Celine yang juga sahabat karib orang tuanya. Dingin, tidak banyak bicara, dan sangat tenang.

Spencer melirik pintu kamar Celine yang masih tertutup rapat, belum ada tanda-tanda kehidupan. Pria itu yakin, wanita di dalam sana tidak akan bangun jika belum puas tidur, apalagi Celine baru terlelap beberapa jam yang lalu. Spencer sudah sangat memahami kebiasaan Celine, entah itu baik atau pun buruk.

Setelah sarapan, Spencer mengambil jasnya dan meletakkan di sebelah lengannya. Pria itu melangkahkan kakinya mengarah ke pintu kamar Celine. Seperti dugaannya, Celine dengan ceroboh, tidak mengunci pintu. Terlihat wanita cantik itu sedang tertidur pulas di bawah selimut tebal dengan memakai piyama motif Donald Duck favoritnya. Spencer mendaratkan ciuman di dahi Celine. Wanita cantik itu sama sekali tidak terusik bahkan mungkin tidak merasakan kehadiran Spencer di sana. Pria tampan itu mengacak puncak kepala Celine dengan lembut dan memandangnya sejenak lalu keluar. Spencer harus bergegas pergi ke kantor.

🔥🔥🔥🔥🔥

Celine membuka kedua matanya ketika matahari sudah tinggi. Jam di dinding menunjukkan pukul 14.07 waktu setempat. Wanita cantik itu terbangun karena perutnya tidak berhenti bersenandung, butuh sesuatu yang bisa menghentikan konser di dalam perutnya. Celine mencepol tinggi rambutnya, turun dari ranjang lalu pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Tidak perlu mencari keberadaan Spencer, manusia es itu sudah pasti telah meninggalkan apartemennya untuk bekerja sedari tadi pagi. Pria menyebalkan di mata Celine itu tidak akan meliburkan diri jika tidak ada sesuatu hal yang mendesak. Pria gila kerja yang sangat mengesalkan bagi Celine.

Celine menatap lesu isi kulkasnya yang sangat mengenaskan. Wanita itu teringat jika sudah hampir satu minggu ini, ia tidak pergi berbelanja untuk mengisi kembali isi kulkasnya karena kesibukan di butik yang benar-benar menyita waktunya. Sembari mengelus perut rata, Celine memilih untuk pergi ke kafe yang berada di seberang apartemennya.

Tanpa mengenakan riasan, hanya menggunakan hoodie serta jeans dan sendal jepit, Celine berjalan santai keluar dari apartemen menuju Kafe. Celine tidak begitu memedulikan pandangan orang lain terhadap penampilannya saat ini karena perutnya sudah memberontak. Celine memilih untuk duduk paling pojok di luar dengan pemandangan lalu lalang jalanan.

Ponsel Celine berdering, wanita itu melirik dan mendengkus ketika membaca nama yang tertera di sana.

"Ada apa?" sapa Celine to the point.

"Di mana?"

"Kafe. Ada perlu apa kau meneleponku?"

"Bagus. Ternyata kau masih hidup,"

"Berengsek! Kau berharap aku mati?"

"Tidak, tapi bisa saja,"

"Tutup mulutmu, Kulkas jelek. Kau menyumpahiku mati,"

"Kau sensitif!"

"Kau meneleponku hanya untuk mengatakan hal bodoh seperti ini?"

"Malam ini, kau harus menginap di apartemenku,"

"Hell, No! Aku tidak bersedia,"

"Why?"

"Why? Kau masih bertanya kenapa? Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau tiba-tiba menyuruhku tidur di apartemenmu?

"Dasar keras kepala! Tidak ada penolakan. Tidur di apartemenku atau aku sendiri yang akan menyeretmu secara paksa!" ancam Spencer

"Demi Neptunus! Kau memang pemaksa! Aku akan mengadukanmu pada daddy ku. Kau sudah menyiksaku,"

"I don't care. Jangan banyak bertanya, kau harus pulang ke apartemenku. Ingat itu!"

Belum sempat Celine mengumpat lagi, sambungan telepon sudah dimatikan secara sepihak oleh Spencer. Spencer selalu saja melakukan hal seperti itu, mengatakan sesuatu dengan singkat tanpa memberikan penjelasan.

"Kenapa Tuhan menciptakan manusia seperti Spencer? Astaga, dia mengesalkan sekali." gerutu Celine sambil mengiris daging di hadapannya dengan kesal.

Baru saja ingin menyuap potongan daging dan sayur ke dalam mulut, lagi-lagi ponsel Celine berbunyi. Tanpa melihat ID penelepon, Celine mengangkatnya dengan sapaan ketus.

"Kenapa lagi? Kau tidak bosan-bisan merecoki hidupku. Kenapa kau menyebalkan sekali, HAH?!"

"Celine? Kau kenapa? Are you okay?" Sapaan lembut dari seberang telepon membuat Celine segera menatap layar ponsel dan menepuk dahinya keras.

"GOD! Maafkan aku, Mom. Aku pikir si kulkas menyebalkan yang meneleponku lagi. Aku spontan melakukan hal tadi."

Danisha tertawa terbahak di tempatnya.

"Kalian berdua selalu saja bertingkah seperti anjing dan kucing, dari kecil hingga dewasa, bertengkar tidak ada habisnya,"

"Spencer yang memulainya, dia selalu membuatku kesal setiap kali. By the way, ada apa Mom Dani meneleponku?"

"Apa kau sedang di Butik sekarang?"

"Tidak. Aku di Kafe. Aku baru saja memulai makan siangku."

"Kau semalam berpesta lagi, Celine?"

"Hmm, ya. Aku pulang menjelang pagi. Salah satu temanku saat kuliah mengadakan pesta semalam,"

"Jika Daddy mu tahu tentang ini, ia pasti akan memarahimu. Kau pulang pagi, makan siang terlambat. Dia pasti akan marah sekali,"

"Jangan beritahu daddy ku, Mom. Semalam aku sudah dimarahi oleh kembaran daddy. Mom Dani cukup tutup mulut untuk kali ini. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi,"

"Baiklah kalau begitu, kali ini mom tidak akan mengadukanmu, asal kau mau membantu Lauren memilih gaun yang terbaik,"

"Wow! Anak kecil itu akan pergi ke pesta? Baiklah, datang saja ke butik, aku akan berada di sana satu jam lagi. Aku akan memilihkan yang terbaik untuk adik kecilku yang pemarah itu,"

"Mommy percayakan semuanya padamu,"

"Baik, Mom. Serahkan semuanya padaku. Aku akan membuat Lauren semakin cantik."

Celine menutup sambungan telepon dan meneruskan makan yang sempat tertunda. Wanita itu bergegas menyudahi makan siangnya dan bersiap-siap untuk pergi ke Butik menemui Lauren.

🔥🔥🔥🔥🔥

Menjelang pukul 15.45 waktu London, Celine sampai dengan selamat di butiknya. Saat di perjalanan, Celine secara terpaksa untuk memberi kabar pada Spencer jika dirinya akan lembur dan mungkin akan terlambat untuk sampai ke apartemen pria itu. Celine mengantisipasi rentetan pertanyaan yang diberikan Spencer jika Celine tidak mengabarinya terlebih dahulu.

Kaki jenjang Celine melangkah ke dalam butiknya. Di dalam ruang kerja Celine, seorang gadis cantik, tapi tanpa ekspresi sedang duduk manis sembari membaca majalah. Sepertinya gadis itu belum menyadari keberadaan Celine di sana. Sebagian besar orang mengatakan jika gadis yang duduk dalam ruangan Celine adalah duplikat Clarista, ibu Celine. Lauren akan sangat ketus ketika berhadapan dengan orang baru, terutama manusia berjenis kelamin laki-laki dan para wanita penggoda.

Celine tersenyum dan meletakkan tasnya di atas meja lalu berjalan mendekati tempat duduk Lauren.

"Hei, adik kecilku!" sapa Celine membuat Lauren mendongak, terkejut, tetapi segera tersenyum lebar.

"Kak Celine. Apa kabarmu? Ah- long time no see!" Lauren berlari memeluk erat tubuh Celine dengan perasaan bahagia.

Celine menyambut pelukan Lauren dengan bahagia. Wanita itu balas tersenyum lebar sambil mengelus punggung Lauren. "Aku baik. Bagaimana denganmu? Kita sudah sangat lama tidak bertemu."

"Aku juga sangat baik. Aku merindukanmu. Kau sangat jarang menemuiku. Kau selalu sibuk sendiri," rajuk Lauren pada Celine.

Lauren akan sangat manja jika bersama Celine dan anak-anak dari para sahabat kedua orang tuanya, karena usia Lauren paling kecil di antara mereka semua.

"Aku sedang sibuk mengurus cabang butik baru. Semuanya menguras tenaga, pikiran dan juga waktuku. Maafkan aku, adik kecil. Setelah ini, aku janji akan rutin mengunjungimu," kata Celine dan Lauren mengangguk girang.

"Sepertinya, pesta ini begitu spesial sampai mom Dani meneleponku untuk memilihkan gaun terbaik untukmu. Pesta mana yang akan kau datangi?" tanya Celine.

Lauren mencebikkan bibirnya. "Aku dipaksa lebih tepatnya. Aku bahkan tidak tahu pesta seperti apa yang akan aku datangi. Aku hanya diberitahu, pakai gaun malam yang bagus dan berdandanlah layaknya wanita dewasa yang elegan. Menyebalkan!"

Celine terkekeh mendengarnya.

"Arash memang selalu penuh kejutan," kata Celine.

Terdengar helaan napas Lauren. "Sayangnya, yang mengajakku pergi ke pesta kali ini bukan Arash," keluh Lauren. Celine mengangkat sebelah alis. "Lalu?" Celine semakin penasaran.

"Siapa lagi kalau bukan playboy sejenis Gallagher Joel. Dia memaksaku untuk menemaninya pergi ke pesta nanti malam." Kedua alis Celine bertaut satu sama lain saat mendengar nama itu disebut. Ekspresinya seketika berubah menjadi dingin, tetapi beberapa detik berikutnya Celine kembali memasang senyum semringahnya.

"Oh, apa—Gallagher berada di London?" tanya Celine mencoba mengorek informasi.

"Sepertinya sebentar lagi ia akan sampai. Satu jam yang lalu, ia memberitahuku jika masih berada di dalam pesawat," jawab Lauren apa adanya.

"Apa dia tidak memberitahumu atau yang lain tentang kedatangannya?" Celine menggeleng dengan senyum kaku untuk menjawab pertanyaan Lauren.

Suasana hati Celine mendadak kalut. Wanita itu kecewa sekaligus kesal.Namun, sebisa mungkin ia tidak menunjukkannya pada Lauren.

'Kenapa harus orang lain, bukan aku?' batin Celine.

🔥🔥🔥🔥🔥