webnovel

THREE

Hening...

Satu kata itulah yang hanya dapat mendeskripsikan suasana di dalam kamar itu saat ini.

Dan keheningan itu terjadi karena sosok wanita cantik bernama Caerin yang tengah terpaku. Kedua matanya seakan terkunci oleh objek yang kini berada di depan nya.

Ia seakan-akan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria tampan... sangat tampan yang duduk di hadapan nya.

Lihatlah, bahkan Caerin sekarang tidak berkedip.

"Kau Caerin?" tanya pria tampan itu.

Oh, astaga... apa kalian dengar suara husky itu?

Caerin segera tersadar dari ke-terdiaman nya, kemudian mengangguk. "A-ah, iya Tuan. Saya Cheryl."

Pria dengan wajah tampan itu lalu melihatnya dari atas hingga bawah, seolah-olah menilai penampilan Caerin saat ini.

Caerin memperbaiki posisi duduknya, ia menarik turun dress hitam ketat yang ia kenakan. Apakah ada sesuatu yang salah? Ataukah mungkin ia terlihat jelek.

Caerin merasa canggung seketika, bagaimana tidak! lihat lah bagaimana kedua mata hitam itu menatapnya dengan intens.

"T-Tuan..." gugup Caerin.

Pria tampan itu menatap Caerin. "Apakah Tuan yang memesan ku?" tanya Caerin.

Jangan salah kan kenapa ia bertanya seperti itu, mungkin saja ia salah kamar bukan. Tapi ia yakin seratus persen kalau ia memasuki kamar yang benar.

Jadi tidak mungkin ia salah kamar bukan? Kalau sampai ia benar salah memasuki kamar, di pastikan ia akan mati malu saat ini juga.

Pria tampan itu mengangguk. "Ya, benar. Aku yang memesan mu."

Oh God! ingin rasanya Caerin berteriak gembira saat ini juga! ini pasti hari keberuntungan nya, ia yakin akan hal itu.

Apakah tadi ia habis melakukan sebuah kebaikan? Sehingga mendapatkan pelanggan setampan ini.

Sepanjang dirinya menjadi wanita penghibur, pria ini adalah pria tertampan yang menjadi pelanggan nya di club malam kecil seperti ini.

Ia tidak jadi menyesal menerima tawaran teman nya tadi untuk melayani pria ini. Mungkin jika tadi ia menolak, pria tampan ini akan di layani oleh wanita penghibur yang lain nya.

Caerin kemudian berdiri, ia berjalan ke depan pelanggan nya itu. Kini ia tepat berdiri di hadapan pria tampan itu.

Pria itu mendongak menatap Caerin yang berdiri di hadapan nya. Astaga, jangan tanyakan bagaimana jantung Caerin saat ini.

Jantungnya berdetak dua kali lipat lebih kencang. lihat, bagaimana kedua mata setajam elang itu menatapnya, hidung mancung yang sempurna, bibir seksi itu, dan rahang tegas yang pria itu milik.

Benar-benar tampan. Entah sudah berapa kali ia mengatakan kalimat itu, tapi hanya kalimat itulah yang cocok mendeskripsikan pria itu.

Tangan lentik Caerin memindahkan rambut panjangnya ke sisi leher yang satunya. Membuat perpotongan leher kanan nya yang mulus terekspos.

Ia lalu duduk di pangkuan pria tampan itu. Perasaannya saat ini, benar-benar malu luar biasa.

Sebelum-sebelumnya ia tidak pernah seperti ini, selalu pelanggan nya duluan lah yang memulai pergerakan. Namun kali ini berbeda, ialah yang memulai pergerakan dan membuang rasa malunya.

Tidak ada yang salah bukan? Lagi pula, inilah pekerjaannya.

Dan selama ini tidak ada yang pernah menolak pesonanya. Maksud ku adalah siapa yang tidak ingin di layani oleh wanita secantik Caerin.

Caerin perlahan membuka jas hitam yang di kenakan oleh pria itu dengan perlahan, dengan tatapan menggoda yang ia miliki. "Tuan, siapa nam--"

"Apa yang kau lakukan?" potong pria itu dengan tiba-tiba.

"Hah?" bingung Caerin.

"Aku bilang, apa yang kau lakukan?" ulang pria tampan itu.

Caerin mengerutkan alisnya bingung. "A-aku hanya melakukan tugas ku," gagap Caerin.

Pria itu berusaha menyingkirkan Caerin dari pangkuan nya, dan refleks Caerin langsung berdiri dari atas pangkuan pria itu.

Pria itu menatap Caerin. "Aku memesan mu tidak untuk melakukan hubungan intim dengan ku," ucap nya dengan datar.

Caerin mematung saat itu juga.

Apa... apa?! ia tidak salah dengar bukan dengan yang baru saja ia dengar.

"M-maaf?" gagap Caerin.

Pria itu merapikan jas nya yang sedikit terbuka karena ulah Caerin. Ia beranjak dari kursi itu lalu duduk di pinggir ranjang yang ada di kamar itu.

"Aku tidak tertarik melakukan hal itu dengan mu," ucap pria itu kembali.

Caerin semakin mematung. Apakah ia baru saja di tolak?! Selama ini tidak pernah ada pria yang menolaknya seperti ini.

Harga dirinya saat ini cukup terluka. Ia sudah membuang rasa malunya untuk berusaha menggoda pria itu dan melakukan yang terbaik. Namun ia malah di tolak dengan cara seperti ini.

Untuk pertama kalinya, ia merasakan seperti apa rasanya di tolak. Dan hal itu membuatnya merasa kesal dan juga marah.

Caerin mengepalkan tangan nya merasa jengkel dengan ucap pria itu. Ia menatap pria yang duduk di pinggir ranjang itu dengan kesal.

"Kalau begitu untuk apa kau memesan ku Tuan, jika kau tidak ingin melakukannya!" kesal Caerin.

"Ataukah kau tidak ingin di layani oleh wanita penghibur dari club murah seperti ku? Kalau begitu kau bisa mencari wanita penghibur yang lain nya di club yang lebih bagus."

"Meskipun begitu, aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah memesan ku di club kecil seperti ini," kesal Caerin. Ia kemudian berjalan ke arah pintu kamar itu.

Caerin sangat tahu kalau pekerjaan yang ia lakukan sangatlah rendah dan terhina. Akan tetapi tidak perlu sampai melakukan nya seperti ini.

Jika pria itu hanya ingin mempermalukan nya dan menghinanya, pria itu tidak perlu repot-repot memesannya.

Perasaan Caerin saat ini sungguh sangat marah dan juga sedih. Yah... ia merasa sedih.

Tanpa Caerin sadari, ia meneteskan air matanya. Sedikit lagi tangan nya terangkat akan meraih gagang pintu itu, suara husky tiba-tiba terdengar.

"Tunggu!" ucap pria itu.

Caerin mendadak menghentikan langkah nya dengan tangan yang menggantung di udara, akan tetapi ia enggan berbalik.

Pria itu beranjak dari pinggir ranjang itu, berjalan menghampiri Caerin. Kini ia tepat berdiri di belakang Caerin yang memunggungi nya.

"T-tunggu dulu, bukan maksud ku seperti itu. Aku hanya membutuhkan seseorang untuk mendengarkan keluh kesah ku."

"Jadi jangan salah paham, aku tidak bermaksud untuk menghina mu," jelas pria tampan itu.

Yah, Caerin telah salah paham dengan ucapan nya tadi. Ia sama sekali tidak ada niatan untuk menghina Caerin.

Tangan pria itu perlahan memegang bahu Caerin, dan perlahan membuat Caerin berbalik. Dan saat itu juga ia semakin merasa bersalah.

Ia melihat wajah cantik Caerin yang telah di hiasi oleh air mata. "Oh God! maafkan aku, aku sama sekali tidak ingin membuat mu menangis."

Ibu jari pria tampan itu mengusap pipi Cheryl dengan lembut. Hal itu membuat Caerin sedikit tersentak dan terkejut.

Perlahan sebuah senyuman lembut terukir pada wajah bak dewa Yunani itu, dengan kedua matanya yang menatap Caerin.

"Perkenalkan, aku Yoon Jaehyun..." ucapnya dengan lembut.

Next chapter