webnovel

FOUR

Jangan tanyakan bagaimana perasaan Caerin saat ini, karena saat ini ia benar-benar terpesona dengan pria yang berdiri di hadapan nya saat ini.

Ia lalu melihat kearah tangan pria bernama Jaehyun itu yang menahan tangan nya.

Jaehyun yang sadar kemana arah pandangan Caerin mengarah, langsung melepaskan tangan nya. "A-ah... maaf kan aku..." Jaehyun langsung melepaskan tangan nya.

Caerin memegang tangan nya yang telah di pegang oleh Jaehyun, begitu Jaehyun melepaskan tangan nya.

"Aku mohon maafkan ucapan ku beberapa menit yang lalu Nyonya Caerin. Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu," ucap Jaehyun.

Yah, ia mengakui kesalahan nya kalau ucapan nya pasti telah menyakiti Caerin, wanita cantik yang ada di hadapannya itu.

Jaehyun lalu menatap Caerin. "Jadi, apa kau bersedia menemani ku Nyonya Caerin?" tanya Jaehyun dengan lembut.

Yah, jauh dari nada dingin yang sebelumnya ia gunakan kepada Caerin.

Caerin terdiam sejenak, lalu mengangguk kan kepalanya. Mau bagaimana lagi, ini sudah pekerjaan nya.

Dan juga, pria tampan itu pasti telah membayar untuk jasa nya selama beberapa jam ke depan.

Caerin kembali duduk di kursi yang sebelumnya ia tempati. Ia duduk dengan diam di kursi itu.

Jaehyun menatap Caerin. "Kemari lah... duduk lah di samping ku," ucap Jaehyun menepuk dengan pelan sisi ranjang di samping nya.

Caerin menelan ludah nya, lalu berdiri dari kursi itu dan duduk dengan perlahan di samping Jaehyun.

Caerin tidak mengucapkan apapun, ia hanya diam saja.

Jaehyun menghela nafas. "Sekali lagi maafkan aku, aku sungguh tidak bermaksud seperti itu," ucap Jaehyun kembali meminta maaf.

Ia tahu kalau ke-terdiaman Caerin saat ini karena masih merasa marah dan sedih karena ucapan nya.

Caerin menggeleng kan kepalanya. "T-tidak Tuan Jaehyun, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu meminta maaf," ucap Caerin yang akhirnya membuka suara.

Memang ia akui kalau ucapan Jaehyun sangat menyakitinya. Tapi setelah ia pikir, memang itulah resiko dari pekerjaan yang ia jalani.

Ia harus selalu kuat dan tahan banting dari segala hinaan dan cacian yang ia dapatkan.

Dan juga apa yang di katakan oleh Jaehyun beberapa menit yang lalu, tidak ada apa-apa nya di banding kan dengan sebelum nya yang pernah ia hadapi.

"Cukup panggil aku dengan Jaehyun saja," ucap Jaehyun sambil tersenyum tipis.

Caerin yang melihat senyuman samar itu, seperti merasakan getaran yang aneh pada hatinya.

"K-kalau begitu kau juga cukup memanggil ku dengan Caerin saja," ucap Caerin dengan malu-malu.

Jaehyun tersenyum mendengar ucapan Caerin. "Baiklah, Caerin-ssi..." ucap Jaehyun.

Demi lipstick merah milik Min-Jun, kalian lihat senyuman pria tampan yang ada di samping nya itu?!

He look so handsome!

Caerin berani bersumpah kalau Jaehyun adalah pelanggan nya yang paling tampan selama dirinya menjalani pekerjaan ini.

Bukan berarti ia tidak pernah memiliki pelanggan yang tampan sebelumnya, tapi Jaehyun adalah yang paling tampan dan mempesona dari mereka semua.

Caerin berdehem. "J-jadi, sekarang apa yang perlu ku lakukan untuk melayani mu?" tanya Caerin.

Yah, ia tidak mungkin kan hanya berdiam diri saja di kamar ini tanpa melakukan sesuatu.

"Seperti ucapan ku sebelumnya, aku hanya membutuhkan seorang teman. Aku membutuhkan teman untuk mendengarkan keluh kesah ku," ucap Jaehyun menatap Caerin.

Ah... jadi ini yang Jaehyun ingin kan. Baiklah, ia juga tidak memiliki alasan untuk menolak.

Caerin mengangguk dengan perlahan. "B-baiklah, aku akan menjadi pendengar yang baik untuk mu Jaehyun-ssi," ucap Caerin.

Jaehyun tersenyum tipis mendengar jawaban wanita cantik yang duduk di hadapan nya itu.

Dan yah, ia memang kemari bukan untuk melakukan hal yang seperti kalian bayangkan. Ia kemari karena membutuhkan tempat untuk bercerita.

Jaehyun menghela nafas sejenak. "Aku... aku baru saja putus dengan kekasih ku," ucap Jaehyun.

Caerin langsung menoleh menatap Jaehyun. Ah... ternyata pria tampan yang berada di samping nya ini telah memiliki kekasih.

"K-kenapa kau putus dengan nya?" tanya Caerin.

Jaehyun terdiam sejenak, kedua matanya terpancar sebuah sorot mata kesedihan. "Dia memilih pria lain..." ucap Jaehyun dengan sendu.

Yah, inilah yang saat ini tengah mengganggu dan meretakkan hati pria tampan bernama Jaehyun itu.

Hatinya sedang terluka karena kekasih nya yang lebih memilih pria lain dan meninggalkan nya begitu saja.

Hatinya benar-benar hancur.

Caerin tanpa sadar membulatkan matanya mendengar ucapan Jaehyun. "D-dia memilih pria lain? Tapi kenapa?" gagap Caerin.

Ya ampun, apa wanita yang menjadi kekasih Jaehyun itu buta, bodoh, atau semacamnya?!

Bagaimana bisa dia meninggalkan berlian seperti Jaehyun?! Tidak mungkin kan karena alasannya kurang tampan?!

Di matanya, Jaehyun terlihat sangat tampan. Jaehyun juga sepertinya pria dengan perilaku baik dan sikap yang terdidik.

Lihat saja dari penampilan Jaehyun, Jaehyun terlihat seperti pria yang berkelas dan penuh akan sopan santun.

Bahkan saat tadi saja, Jaehyun tidak segan untuk meminta maaf kepadanya saat ia tengah menangis.

Padahal ia hanya seorang wanita penghibur saja. Tidak ada yang akan peduli jika ia menangis ataupun terluka.

Jaehyun tertawa singkat. "Entahlah, aku juga tidak tahu. Mungkin aku kurang kaya?" ucap Jaehyun mengira-ngira.

Meskipun Caerin tidak tahu apa pekerjaan, pria tampan yang ada di samping nya ini. Tapi ia yakin kalau Jaehyun berasal dari keluarga kaya raya.

Jaehyun kemudian merogoh kantong celananya. Lalu mengeluarkan sesuatu. "Padahal... aku berencana ingin melamar nya," ucap Jaehyun sambil menatap kotak cincin itu.

Jaehyun membuka kotak kecil bludru itu, dan terlihat lah sebuah cincin dengan berlian yang terdapat di tengah-tengah cincin itu.

Cantik.

Benar-benar sangat cantik.

Itu adalah cincin tercantik yang pernah Caerin lihat di dalam hidupnya.

"K-kau ingin melamar nya?" gagap Caerin.

Jaehyun mengangguk kan kepalanya. "Ya, aku menemuinya hari ini karena aku ingin melamarnya. Aku bahkan rela terbang dari Paris ke Seoul hanya untuk melamarnya," ucap Jaehyun.

Yah, seperti yang ia ucapkan. Ia benar-benar rela pulang ke Seoul meninggalkan segala urusan nya di Paris.

Hanya untuk kekasih nya. Karena ingin melamar kekasih hatinya.

"Aku ingin memberikan sebuah kejutan untuk nya, tapi aku lah yang mendapatkan sebuah kejutan," sambung Jun.

"A-apa yang terjadi?" tanya Caerin.

Jaehyun terdiam sejenak. Terlihat sebuah kesedihan pada raut wajah tampan itu.

"Dia tidur bersama pria lain," ucap Jaehyun yang lalu mengeratkan genggaman nya pada kotak cincin itu.

Caerin tanpa sadar menutup mulutnya, begitu mendengar jawaban Jaehyun.

Tidur dengan pria lain? Bukan kah itu sangat menyakitkan dan... kejam?

Jaehyun tertawa dengan miris. "Bukan kah ini sangat menyedihkan Caerin-ssi?" ucap Jaehyun yang menoleh menatap Caerin.

Caerin dapat melihat kesedihan dan perasaan terluka yang amat dalam pada kedua mata Jaehyun.

Dan tanpa sadar, dan dengan kehendak nya sendiri Caerin memeluk Jaehyun.

Jaehyun langsung terdiam, karena Caerin yang memeluk nya dengan tiba-tiba. Dan perlahan kedua tangan Jaehyun tergerak membalas pelukan Caerin.

Jaehyun memeluk Caerin dengan erat dan kembali menumpahkan air matanya.

Next chapter