webnovel

TAKKAN BISA MEMBUATKU NAFSU

Situasinya semakin menegang saat itu. Apalagi, ketika Amelia yang baru saja terbangun dari tidurnya dengan perasaan kesal sekaligus was-was Karena berpikir Aiden telah melakukan sesuatu padanya.

"Kau, lebih baik kau mengaku sekarang atau aku akan-" belum sempat wanita itu menyelesaikan ucapannya, Aiden dengan santainya tersenyum seakan-akan ia membenarkan apa yang dipikirkan oleh Amelia saat itu.

"Kenapa?" Aiden mengusap rambutnya yang rapi dengan coolnya. "Kau takut, kalau aku akan tergoda oleh tubuhmu itu? Walaupun kau membuka semua pakaian yang ada di tubuhmu, tidak akan pernah membuatku nafsu. Ingat!" Seketika mata Aiden pun melihat kembali ke jam dinding, setelah ia mengeluarkan hinaan itu. "Aku hanya bisa menunggumu selama 5 menit. Jika kau sama sekali tidak turun, maka aku akan meninggalkanmu! Paham?"

"Memangnya kita mau pergi ke mana?" Amelia bertanya dengan bingung pada pria yang hampir saja keluar dari pintu kamarnya.

"Bukankah kau ingin mendapatkan pekerjaan? Cepat turun! Aku telah mendapatkan sebuah pekerjaan untukmu. Kau hanya perlu kerja seperti yang kau inginkan, dan seperti yang telah tertera di dalam kontrak kita. Aku yang akan menjadi sponsormu, dan kau yang akan bekerja sekaligus menyembuhkan penyakitku." Setelah mengatakan hal itu, Aiden pun pergi begitu saja meninggalkan Amelia yang masih duduk di atas tempat tidur, sambil mencerna apa yang baru saja ia katakan padanya.

"Apa? Kerja?" Beberapa saat kemudian wanita itu pun telah mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh tuan muda tampan tapi arogan itu. "Oh?! Jadi kau telah menemukan pekerjaan untukku? Dimana? Apakah di sebuah acara terkenal? Atau di luar negeri? Dimana? Heyyyy!" Panggilan Amelia itu sama sekali tak dijawab oleh Aiden yang telah pergi meninggalkannya. Hingga beberapa saat kemudian, ketika wanita itu telah selesai mandi dan sama sekali belum mengenakan make up, Aiden kembali mengetuk pintu kamarnya.

"Shhhh! Kenapa wanita itu lama sekali?" Aiden pun melangkah naik ke atas.

Tap. Tap. Tap.

Dilihatnya pintu kamar yang sama sekali belum terbuka, dengan sosok Amelia yang juga belum keluar darinya. "Sebenarnya apa yang sedang dilakukan wanita itu di dalam? Shh! Kesalnya!" Aiden sontak melangkah masuk.

"Amelia, apa yang-" pria itu sama sekali tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi, ketika ia tak sengaja menatap tubuh Amelia yang hanya mengenakan pakaian dalam saja, dan rambutnya yang masih basah itu menjulang panjang sampai ke pinggangnya.

"Hah?" Amelia delay saat itu. "AAAAAAAAAAAAAAAAA!" Wanita itu pun berteriak sekeras-kerasnya, sambil melemparkan alat make up yang saat itu ada di hadapannya pada Aiden, random.

Pak!

Buk!

Bak!

"Keluar! Keluar!" Aiden sama sekali tak bisa melakukan apa-apa dan fokus untuk menutupi sekaligus menghalangi matanya dilempari oleh Amelia saat itu.

"Hey, apakah kau sudah gila melemparku dengan barang-barang seperti ini? Hey, hentikan!"

"Keluar! KE-LU-ARRRR!" Teriak wanita itu sekali lagi sehingga Aiden pun langsung berlari keluar begitu saja.

"Kau pria mesum gila yang tak tahu diri. Sudah berkali-kali kau masuk kamar wanita akan tetapi sama sekali tak mengetuk pintu. Kau ... Aku benar-benar tidak paham lagi dengan apa yang ada di dalam pikiranmu. Dasar Tuan mesum gila!" Gerutunya, yang hanya bisa didengarkan oleh Aiden yang telah berlari ke lantai bawah kembali.

Ya, mulai saat itu, julukan Tuan muda yang mesum dan gila pun melekat dari Amelia untuk Aiden.

***

Terlihat Amelia dan Aidan pun bergegas dan masuk ke dalam mobil yang sama.

Amelia masih berpikir apa yang baru saja terjadi, dan sama sekali tak menunjukkan wajahnya itu apalagi melirik pada Aiden yang berada tepat di sampingnya.

"Hmm, Ada apa dengan wanita ini? Kenapa dia sama sekali tidak berbicara padahal dia begitu cerewet? Apakah dia jangan-jangan marah?" Soundtrack pria tampan itu pun sedikit melirik ke arah Amelia yang sama sekali tak ingin menatap padanya.

"Ahhh, sudahlah!" Tuan muda tampan itu kemudian memutuskan untuk tidak lagi memikirkannya. Namun, tiba-tiba saja lekuk tubuh yang sempurna dari wanita cantik yang berada di sampingnya terus saja terbayang di dalam pikirannya itu. "Aaaaa! Sudahlah! Tolong jangan pikirkan hal-hal gila, Aiden! Fokus aja dengan kerja kemudian menyembuhkan penyakitmu itu." Pikirnya di dalam hati sambil memalingkan pandangannya dari Amelia.

Sementara itu di sisi Amelia, wanita itu terus saja berpikir sambil menahan malu karena telah dilihat tanpa busana yang pantas.

"Sial! Aku benar-benar sangat malu. Kenapa dia harus melihatku dalam keadaan seperti itu? Apakah tadi tubuhku terlihat bagus? Aaaaaggrhhh! Tidak, tidak! Bukan itu masalahnya! Dia sama sekali bukanlah pacarku, kenapa aku harus malu? Lagi pula aku sama sekali tak menaruh perasaan padanya. Dan dia juga telah mengatakan bahwa dia sama sekali tidak akan tertarik pada tubuhku walaupun aku tak mengenakan apapun di hadapannya, kan? Yah! Kau sama sekali tak perlu takut dan juga khawatir, Amelia! Pokoknya sekarang yang harus kau lakukan hanyalah satu, sembuhkan penyakit Tuan muda mesum ini, hubungan dengannya dan pergi berlibur ke luar negeri. Yah, benar!" Tegasnya di dalam hati sambil menampilkan rasa percaya dirinya.

Beberapa saat kemudian, mereka berdua pun telah tiba di suatu perusahaan hiburan ternama.

JMT Holding—tempat di mana pada para model dan juga aktris ternama mengibarkan sayapnya.

Amelia membelalakkan matanya ketika Aiden membawanya ke tempat yang sama sekali tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Apakah kita benar-benar datang ke sini?" Tanya wanita itu pada pria yang baru saja mau turun dari mobilnya, dengan satu tangan yang menahan tangan Aiden.

Pria itu pun berbalik sambil melihat tangan Amelia dan memfokuskan pandangannya pada wanita yang sedang bingung di hadapannya. "Ya, kau pasti tidak pernah menyangka, bukan? Lebih baik cepatlah turun dan buktikan pada mereka bahwa kau pantas untuk mendapatkan kesempatan sebagai model mereka." Kata pria itu dengan rasa percaya diri.

Ya, walau bagaimanapun, bagai Aiden, tampang Amelia sama sekali bukanlah pasaran, dan wanita itu tentu saja memiliki sebuah potensi yang masih harus terus dikembangkan.

"T-tapi ... Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku? Bagaimana kalau mereka akan langsung membenciku ketika pertama kali aku melakukan kesalahan? Bagaimana?" Melihat tatapan ketakutan dari Amelia, sontak membuat Aiden tanpa sadar menggenggam tangannya.

"Hey, lupakah kau dengan statusmu sekarang? Kau adalah kekasihku saat ini, dan tidak akan pernah ada satu orang pun yang berani menyentuhmu ataupun melecehkanmu. Paham?"

Deg!

Tiba-tiba saja, jantung Amelia pun berdebar ketika mendapatkan dorongan kepercayaan diri dari pria yang dianggap benar-benar sangat mesum dan juga arogan itu.

"Oh, astaga! Ada apa dengan jantungku ini? Apakah aku baru saja berdebar?" Tanya wanita itu di dalam hatinya, sambil menatap wajah tampan pria yang saat itu sedang tersenyum padanya.

Next chapter