webnovel

LOVE MASK

Sinopsis "LOVE MASK" Leyna Putri seorang guru muda, berasal dari kota Yogyakarta yang datang merantau ke Ibukota Jakarta. Baru satu tahun menjadi seorang guru di sebuah sekolah swasta, dengan gaji yang tidak seberapa. Sehingga membuat Leyna harus mencari pekerjaan tambahan, sebagai seorang pramusaji di sebuah tempat karoke. Hanya sekedar untuk menambah penghasilannya, agar dapat membuatnya bertahan hidup di Ibukota Jakarta. Sehingga dapat mengirimkan uang ke kampung, untuk biaya hidup Ibu dan adiknya yang sakit gagal ginjal Yang membutuhkan biaya banyak untuk pengobatannya. Tadinya semua berjalan lancar, tetapi seketika berubah. Sampai Leyna bertemu dengan seorang lelaki tampan Raiden Sebastian. Yang memaksa untuk menikah dengan dirinya. Akankah Leyna menerima tawaran dari Raiden tersebut? Apa mungkin Raiden benar-benar seorang lelaki penyuka sesama jenis? Bagaimana keseruan kisah ini, terus dibaca reader. Karena kamu, akan menemukan sebuah kisah yang bukan hanya menghibur, tapi juga penuh intrik yang tidak terduga enjoy it!

Ifan_Tiyani · Fantasy
Not enough ratings
387 Chs

TAMU MISTERIUS

Beberapa menit kemudian ruang guru tersebut mulai di penuhi, oleh kedatangan para guru yang memiliki jam mengajar hari ini. Tepat pukul 06:30 WIB, Bu Priska yang saat ini menjadi guru piket, langsung menekan bel tanda jam pelajaran akan segera dimulai.

Lalu dengan gayanya yang "sok mengatur" Bu Priska segera memberikan perintah kepada beberapa orang guru, yang mengajar di jam pertama termasuk Leyna untuk segera masuk ke ruang kelas.

"Ayo Bapak dan Ibu guru! Segera masuk ke dalam kelas masing-masing, untuk melaksanakan tugasnya. Oh ya, Bu Leyna! Untuk kelas 12 A, tolong dikondisikan ya jangan ribut terus. Karena mengganggu kelas lain yang sedang belajar nanti!" seru Bu Priska mengingatkan.

Entah mengapa kalimat yang keluar dari mulut Bu Priska tersebut nampak kurang nyaman terdengar di telinga Leyna, apalagi dengan gaya bicaranya yang seakan menguasai sekolah ini saja.

"Oh ya, Bu Priska. Insyaallah saya akan mengkondisikannya dengan baik!" jawab Leyna santai sambil berusaha tersenyum.

Leyna berusaha tidak memperdulikan sikap Bu Priska tersebut terhadap dirinya, karena Leyna merasa untuk meladeni sikap Bu Priska yang seperti itu, hanya akan membuang waktu saja. Kemudian Leyna dan beberapa orang rekan kerjanya, segera berjalan keluar ruangan langsung menuju ke ruang kelas, tempat mereka bertugas saat ini.

Di tengah perjalanan menuju ke kelas 12 A Leyna berjalan sejajar dengan Bu Mona, yang akan mengajar di kelas 12 B yang letaknya satu arah dengan ruang kelas Leyna mengajar.

"Kesal sekali aku melihat sikap Bu Priska itu tadi terhadap dirimu Leyna, rasanya ingin aku comot mulut lancangnya itu pada saat berucap!" ujar Bu mona dengan logat Bataknya yang kental.

"Biarkan saja Bu Mona, sudah biasakan dia bersikap demikian. Kalau diladeni malu, kita kan seorang guru. Yang di gugu dan di tiru, apa kata murid-murid kita nanti jika kita mencontohkan akhlak yang tidak baik? Aku lebih baik bersabar sajalah Bu Mona," sahut Leyna menanggapi komentar Bu Mona tersebut, sambil tersenyum tipis.

"Alaah, dasar kau orang Jawa! Kesabaranmu tingkat dewa, dia bisa berlaku tersebut terhadap dirimu Leyna. Tapi awas saja jika sampai menyenggol diriku, habis dia!" ujar Bu Mona sambil menunjukkan kepalan tangan kanannya.

"Waduh! Bu Mona, bikin saya menjadi takut saja pagi-pagi, hehehe," ucap Leyna sambil tertawa kecil.

"Ya memang begitu, kadang seseorang perlu kita kasari biar kapok! Hehehe, ya sudah sana kau masuk kelas! Mengajarlah yang baik, buat kelas 12 A kondusif. Agar tidak mengganggu kelas lainnya Bu guru Leyna! Hehehee," ucap Bu Mona menirukan perkataan Bu Priska tadi sambil tertawa lepas.

"Siap! Bu guru Mona yang cantik! Hehehee," ucap Leyna menimpali gurauan yang dibuat oleh Bu Mona, lalu mereka pun tertawa bersama.

****

Leyna memberikan salam, sambil terus melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas 12 A. Baru saja Leyna duduk di atas kursinya, kemudian meletakkan tas beserta buku panduan mengajar di atas meja.

Tiba-tiba saja matanya tertumpu pada sebatang coklat silverqueen, beserta satu tangkai bunga mawar merah yang tergeletak di atas mejanya. Leyna segera mengambil sebatang coklat tersebut, yang di atasnya ada sebuah kertas kecil yang bertuliskan "I Love you Bu Leyna!" Dengan gambar hati berwarna merah, yang banyak bertebaran disekitar kalimat tersebut.

Melihat dan membaca tulisan tersebut, Leyna hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Siapa yang meletakkan sebatang coklat juga setangkai bunga mawar ini di atas meja?" tanya Leyna dengan suara yang keras, hingga terdengar ke sudut kelas.

Semua siswa hanya terdiam, lalu terjadilah kegiatan berbisik masal di dalam kelas tersebut, sambil terdengar suara cekikikan tertawa. Seorang siswa lelaki yang duduk di bangku paling sudut, yang bernama Rico nampak mencoba menenangkan detak jantungnya saat ini.

Anak lelaki yang berparas tampan berkulit putih bersih tersebut, yang baru berusia 16 tahun saat ini. Wajahnya terlihat menegang, karena sesungguhnya dialah yang meletakkan semua barang-barang tersebut di atas meja mengajar Leyna.

"Ya sudah, kalau memang tidak ada yang mengetahuinya tidak apa-apa. Ibu hanya ingin mengucapkan terimakasih saja kok, atas kebaikkannya memberikan semua ini kepada Ibu. Ayo Fikri langsung memimpin teman-teman untuk berdoa," perintah Leyna akhirnya sambil kembali tersenyum.

Mendengar perintah gurunya tersebut, Fikri yang memiliki jabatan sebagai ketua kelas. Segera memimpin kegiatan rutin di pagi hari, untuk membaca doa sebelum memulai pembelajaran di kelas saat ini.

"Baik Bu guru, BERSIAP! MEMBERI SALAM!" teriak Fikri memberikan komandonya, dengan suara keras penuh semangat.

Kemudian kegiatan pembelajaran Seni Budaya pun di mulai, Leyna memberikan materi mengenai pengenalan berbagai macam adat istiadat yang ada di Negara kita ini.

Membahas mengenai berbagai macam makanan khas daerah, rumah adat, tarian, pakaian tradisional yang beraneka ragam, sebuah pokok pembahasan yang pastinya sangat menarik sekali.

****

Tanpa terasa pelajaran sudah berlalu selama 3 jam, bel tanda istirahat pertama pun berbunyi. Leyna segera mengakhiri pembelajaran di kelasnya saat ini. Semua murid bergegas berjalan keluar kelas, menuju ke kantin sekolah untuk menikmati sarapan pagi mereka.

Leyna pun berjalan keluar kelas, untuk menuju kembali ke ruang guru. Baru saja Leyna melangkahkan kakinya, ingin memasuki ruang guru tersebut. Nampak Bu Mona dengan langkah kaki tergesa menghampiri dirinya.

"Leyna! Sebaiknya sekarang kau segera ke ruang BK saja, karena ada tamu seorang lelaki yang sangat tampan ingin menemuimu!" ujar Bu Mona memberitahukan dengan sangat antusias sekali.

"Tamu? Seorang lelaki ... tampan?" tanya Leyna dengan penuh keheranan.

"Iya Leyna, dia sudah menunggumu sejak tiga puluh menit yang lalu. Ayolah kau segera menemuinya, kasihan dia hehehee," ujar Bu Mona dengan nada suara yang menggoda.

"Apakah tidak salah Bu Mona? Siapa nama lelaki tersebut? Karena aku merasa tidak mengenal seorang lelaki pun, yang seperti Bu Mona katakan tadi. Mungkin saja salah orang Bu?" tanya Leyna nampak kebingungan.

"Tidak bakal salah orang Leyna! Karena aku sendiri menemui, dan juga bertanya kepada lelaki tersebut. Mohon maaf, untuk namanya aku lupa bertanya, karena aku terlalu terpukau dengan wajahnya yang tampan hehehee. Nah, karena dia tamu kau Leyna, makanya aku perbolehkan menunggu di ruangan spesial milikku tersebut!" tutur Bu Mona lagi yang memang merupakan guru BK di sekolah ini, dengan nada suara yang penuh dengan keyakinan.

"Ba-baiklah kalau begitu, aku akan segera menemuinya. Oh ya Bu Mona, ada kue rainbow cake di atas meja kerjaku. Kau makanlah bersama dengan teman-teman," kata Leyna memberitahukan.

"Wah, mantap sekali itu! Tahu saja kau rainbow cake merupakan kue kesukaan aku!" sahut Bu Mona nampak kesenangan.

"Bukan aku yang tahu Bu Mona, tapi sepertinya Pak Edward yang sangat perhatian dengan Bu Mona. Sehingga mengetahui bahwa kue rainbow cake, merupakan kesukaan Bu Mona. Makanya dia membawakannya ke sekolah untukmu! Hehhee," seloroh Leyna menggoda sambil tertawa kecil, kemudian segera melangkahkan kakinya menuju ke ruang BK, untuk melihat siapa lelaki yang ingin bertemu dengannya tersebut.