webnovel

LOVE MASK

Sinopsis "LOVE MASK" Leyna Putri seorang guru muda, berasal dari kota Yogyakarta yang datang merantau ke Ibukota Jakarta. Baru satu tahun menjadi seorang guru di sebuah sekolah swasta, dengan gaji yang tidak seberapa. Sehingga membuat Leyna harus mencari pekerjaan tambahan, sebagai seorang pramusaji di sebuah tempat karoke. Hanya sekedar untuk menambah penghasilannya, agar dapat membuatnya bertahan hidup di Ibukota Jakarta. Sehingga dapat mengirimkan uang ke kampung, untuk biaya hidup Ibu dan adiknya yang sakit gagal ginjal Yang membutuhkan biaya banyak untuk pengobatannya. Tadinya semua berjalan lancar, tetapi seketika berubah. Sampai Leyna bertemu dengan seorang lelaki tampan Raiden Sebastian. Yang memaksa untuk menikah dengan dirinya. Akankah Leyna menerima tawaran dari Raiden tersebut? Apa mungkin Raiden benar-benar seorang lelaki penyuka sesama jenis? Bagaimana keseruan kisah ini, terus dibaca reader. Karena kamu, akan menemukan sebuah kisah yang bukan hanya menghibur, tapi juga penuh intrik yang tidak terduga enjoy it!

Ifan_Tiyani · Fantasy
Not enough ratings
387 Chs

DOUBLE JOB

"Mbak Hanna! ada seorang perempuan yang ingin bertemu. Sekarang sedang menunggu di lobby!" ujar Yopi seorang office Boy yang bekerja di "Edward Vista" tempat karaokean dimana Hanna bekerja.

"Seorang perempuan?" tanya Hanna mengerutkan keningnya, lalu menghentikan langkah kakinya. Pada saat ini sebenarnya Hanna, berniat mengantarkan pesanan makanan di salah satu room.

"Iya Mbak, katanya teman Mbak itu namanya Leyna. Orangnya cantik sekali Mbak, masih seger!" ucap Yopi lagi sambil tersenyum nakal.

"Oh, Leyna! Okey terimakasih Mas Yopi. Aku akan mengantarkan pesanan makanan dan minuman ini terlebih dahulu, baru menemuinya," jawab Hanna sambil tersenyum lebar.

Setelah itu Hanna pun segera melanjutkan langkah kakinya, menuju ke dalam sebuah room untuk menghantarkan pesanan.

Tidak berapa lama kemudian, Hanna pun kembali keluar dari dalam room tersebut. Kemudian berjalan menuju ke arah lobby, tempat Leyna menunggunya.

****

"Hey Leyna!" sapa Hanna sambil tersenyum lebar, kemudian duduk di samping Hanna.

"Hanna!"

"Akhirnya kau dapat membuat keputusan dengan secepatnya Leyna!" ucap Hanna sambil terus tersenyum.

"Iya Hanna, tadi Ibuku mengabarkan dari kampung. Katanya adikku Gendis saat ini masuk UGD rumah sakit karena pingsan, jadi ...."

"Sudah! untuk hal itu kau tidak perlu bercerita dulu Leyna. Yang penting sekarang kau bertemu dulu dengan Pak Ramon, bagian HRD di "Edward Vista" ini. Jangan sampai lowongan pekerjaan tersebut, keburu diisi oleh orang lain. Ayo aku antar kau langsung ke ruangannya!" ajak Hanna dengan sigap, sambil menarik tangan Leyna.

Kemudian mereka berdua pun bergegas berjalan menaiki tangga, menuju ke lantai dua ke kantor Pak Ramon. Sebuah design Klub Karaoke yang sangat mewah, dengan nuansa warna ungu bercampur merah maroon, membuat situasi jadi penuh semangat dan romantis.

Di tambah aroma terapi lavender pengharum ruangan yang segar, serta AC yang sangat dingin. Membuat keadaan di "Edward Vista" ini, semakin terasa nyaman sebagai tempat refresing fikiran.

Di depan pintu ruangan kantor tersebut, Hanna langsung mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

Tok tok tok!

"Selamat sore Pak Ramon, saya Hanna!"

"Silahkan masuk Hanna!" terdengar suara seorang lelaki menjawab dari dalam ruangan tersebut.

Hanna segera membuka pintu, sambil menarik tangan Leyna yang nampak masih ragu dan malu. Di dalam ruangan terlihat Pak Ramon sedang duduk, bersama dengan seorang perempuan, yang nampaknya sedang melamar pekerjaan ini pula.

"Ada apa Hanna?" seru Pak Ramon langsung bertanya.

"Maaf Pak, ini ada teman saya yang ingin melamar pekerjaan disini," jawab Hanna sambil tersenyum manis.

"Kebetulan kalau begitu, ini juga ada Carolina. Yang akan melamar pekerjaan pula, sekalian saja aku memberikan arahan kepada mereka berdua," ujar Pak Ramon sambil tersenyum lebar.

Wajah Pak Ramon nampak menyeringai dengan tatapan mata penuh arti, pada saat melihat sosok Leyna. Yang nampak cantik sekali dengan kulit putih yang bersih, juga wajah mungilnya yang polos.

"Ya sudah kalau begitu, kau masuk saja bersama dengan Pak Ramon ya Leyna. Aku lanjut kerja dulu, jawab pertanyaan beliau dengan sebaik-baiknya!" ucap Hanna berbisik di telinga Leyna sambil tersenyum tipis.

"Baik Hanna, terimakasih ya," ucap Leyna sambil mencoba tersenyum semanis dan setenang mungkin.

Kemudian Hanna keluar dari ruangan tersebut, sedangkan Leyna langsung duduk di samping Carolina tepat dihadapan Pak Ramon.

"Siapa namamu?" tanya Pak Ramon langsung kepada Leyna.

"Nama saya Leyna Pak," jawab Leyna dengan bibir sedikit bergetar.

Saat ini perasaan Leyna bercampur aduk. Antara takut, malu, ragu, tapi yang pasti, Leyna harus mendapatkan pekerjaan ini! Karena dia membutuhkan uang banyak. Sedangkan pekerjaannya sebagai seorang guru honorer, tidak dapat diandalkan untuk hal tersebut.

Leyna berusaha untuk menguatkan hati, dengan mengingat wajah Ibu dan Gendis di kampung yang saat ini membutuhkan bantuan keuangan darinya. Jangan sampai Ibunya terlilit hutang dengan rentenir, hanya untuk membiayai pengobatan Gendis.

Seperti tetangga Leyna yang lain, dan rasanya malu sekali. Masa seorang sarjana seperti Leyna yang merantau ke Jakarta, tidak dapat memperoleh uang yang cukup untuk membantu Ibu dan adiknya.

"Nama yang cantik! sesuai dengan parasnya, hehehee! apakah sebelumnya kau pernah bekerja Leyna?" tanya Pak Ramon lagi.

"Be-belum Pak, tapi maaf karena terburu-buru takut lowongan pekerjaan ini ada yang mengisi. Maka saat ini saya belum membawa lamaran pekerjaan, tapi nanti saya akan membuatnya segera," kata Leyna menjelaskan.

"Oh tidak masalah Leyna, formalitas semacam itu dapat menyusul. Tidak terlalu pentinglah hehehee," ujar Pak Ramon sambil tertawa genit, nampaknya lelaki separuh baya yang memiliki tubuh gemuk ini sangat tertarik dengan kecantikan Leyna.

Carolina yang duduk di samping Leyna, langsung melirik ke arah Leyna dengan pandangan rasa tidak suka. Karena Carolina menyadari, bahwa Pak Ramon sangat tertarik dengan Leyna saat ini, bukan dirinya!

"Terimkasih Pak," jawab Leyna singkat sambil tersenyum.

"Saat ini saya ingin menjelaskan kepada kalian berdua. Bahwa saat ini "Edward Vista" sedang membutuhkan dua orang lady Escort alias LC. Tapi semua nama itu artinya sama sajalah. Tugas wanita-wanita ini menemani tamu berkaraoke ria dan menyuguhkan minum. Juga untuk menarik tamu, kalian nanti diberikan berpakaian seksi. Yang merupakan seragam kerja kalian, karena LC adalah daya tarik utama sebuah tempat karaoke. Selain cantik, LC yang ramah dan pandai menyanyi disukai para tamu karaoke. Kalian fahamkan maksudku?" tanya Pak Ramon menghentikan penjelasannya.

"Iya Pak, faham!" jawab Leyna dan Carolina hampir bersamaan.

"Ya, LC penting sekali. Banyak tamu yang datang karena sudah kenal dengan LC di sini. Tapi tentu saja, kita juga mengutamakan kenyamanan room, audio dan video yang bagus serta minuman yang berkualitas. Jika kalian sudah mengerti dengan tugas kalian disini, kalian bisa langsung bekerja saat ini juga. Karena kami benar-benar membutuhkan seorang LC, apakah kalian siap untuk bekerja sekarang juga?" tanya Pak Ramon sambil tersenyum dan menyalakan sebatang rokok.

"Saya siap Pak!" jawab Carolina sambil tersenyum genit dengan cepatnya.

Terlihat sekali jika Carolina, sudah siap dengan tugasnya tersebut. Sangat bertolak belakang dengan Leyna, yang nampak masih seperti orang kebingungan.

"Bagaimana dengan kau Leyna, apakah kau siap juga? jika tidak siap, saya akan segera mencari karyawan LC yang lainnya?" tanya Pak Ramon dengan tatapan mata tajam, dengan nada suara terdengar seperti mengancam saja.

"Sa-saya siap Pak!" jawab Leyna akhirnya dengan cepat.

"Baguslah kalau begitu, aku akan memanggil Ayu. Kepala LC kalian, agar kalian berdua segera diberikan seragam. Kemudian langsung mengajarkan kalian, tugas seorang LC!" ucap Pak Ramon sambil tersenyum lebar.

Kemudian Pak Ramon segera mengangkat gagang telepon, yang berada di atas meja kecil di sampingnya. Lalu langsung menekan tombol, untuk menghubungi Mbak Ayu seperti yang dikatakannya tadi.

Tidak berapa lama kemudian, datanglah seorang perempuan muda yang cantik dan ramah. Membuka pintu ruangan Pak Ramon tersebut, perempuan itu nampak sudah sangat dekat dengan Pak Ramon.