webnovel

Love is Inseparable

Sampai di bangku kelas 3 SMA pun Rikka masih belum menemukan apa itu cinta. Tak lama lagi ia akan lulus dari SMA swasta khusus wanita tempat ia bersekolah.

"Huff... Sampai kapan lagi aku harus menunggu untuk merasakan cinta sejati..." Keluh Rikka sambil menghela nafas saat perjalanan pulang ke rumah.

Saat Rikka sedang berjalan di dekat sebuah pertigaan, ia mendengar seperti ada seorang gadis yang sedang diganggu oleh 3 lelaki berandalan.

"Hey... Kalian bertiga... Lawan kalian adalah aku!!!" Teriak Rikka sambil menghajar 3 lelaki berandalan tersebut.

Setelah Rikka menghajar para berandalan tersebut, mereka bertiga langsung lari ketakutan.

"Apa kamu tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" Tanya Rikka pada seorang gadis tersebut.

"Terima kasih banyak, kak Rikka..." Sahut gadis tersebut.

"Kamu bukannya murid kelas 1 ya? Kalau tidak salah namamu itu... Siapa? Aku lupa" Tanya Rikka sambil mengingat nama adik kelasnya tersebut.

"Ya ampun... Kak Rikka ini cantik-cantik tapi pelupa ya. Namaku Anne. Jangan lupa lagi ya kak." Jawab Anne dengan wajah yang sedikit kesal.

"Oh iya... Aku lupa... Hehehehe... Oh iya rumahmu di mana? Biar aku antar sampai rumahmu." Tanya Rikka sambil tertawa malu.

"Tidak perlu kok kak... Ini rumahku. Apa rumah kakak juga di sekitar sini?" Jawab Anne.

"Wah kebetulan sekali... Rumahku tepat berada di sebelah rumahmu." Jawab Rikka sambil menunjuk ke arah rumahnya.

"Kebetulan sekali ya... Upss... Sudah hampir gelap. Aku masuk rumah dulu ya kak." Kata Anne sambil masuk ke rumahnya.

"Baiklah. Sampai jumpa besok di sekolah." Jawab Rikka.

Malam pun tiba dan mereka pun mengingat kejadian yang sangat kebetulan tadi sore. Keesokan harinya mereka pun berangkat sekolah bersama-sama karena rumah mereka bersebelahan. Seperti biasa Rikka selalu makan roti isi di atap sekolah pada saat jam istirahat. Saat Rikka hendak membuka bungkus roti isi, tiba-tiba ada seorang gadis mendatanginya. Ternyata gadis tersebut adalah Anne.

"Permisi... Kak Rikka... Bolehkah aku makan bersamamu di sini?" Tanya Anne.

"Tentu saja boleh. Tapi apa kamu tidak ingin makan bersama teman-temanmu yang lain?" Tanya Rikka balik.

"Sebenarnya aku tidak mempunyai teman. Itu karena aku sangat pendiam saat di kelas jadi tidak ada yang mau mengajakku berbicara saat di kelas. Karena itulah aku tidak memiliki teman. Tapi kalau kak Rikka mau, kak Rikka bisa menjadi temanku kok." Jawab Anne.

"Hhhmmm... Tidak apa kalau kamu mau menjadi temanku. Karena teman sekelasku membenciku karena aku selalu mendapat nilai terbaik di kelas." Jawab Rikka.

"Baiklah... Sekarang kita berteman ya..." Kata Anne sambil tersenyum bahagia.

3 bulan berlalu sejak mereka baru berteman. Selama 3 bulan itu banyak kenangan yang sudah mereka buat bersama. Setiap pulang sekolah mereka selalu pergi ke kedai kopi dekat sekolah mereka.

"Sudah 3 bulan berlalu sejak kami berteman ya... Tapi kenapa tiba-tiba saja aku merasa bahwa Anne bukan hanya sekedar teman dan juga sahabat bagiku. Aku tidak tau perasaan apa ini. Kenapa setiap kali aku berada di dekatnya aku merasa hangat dan juga setiap kali aku melihat senyumnya yang indah itu jantungku berdegup sangat kencang." Gumam Rikka dalam hati sambil menatap wajah Anne yang sedang tersenyum saat menceritakan masa kecilnya.

"Kak Rikka tidak apa-apa kan? Muka kakak merah. Apa kakak demam?" Tanya Rikka dengan wajah khawatir saat melihat wajah Rikka yang tersipu malu.

"Tidak apa-apa kok. Aku hanya sedikit kelelehan saja. Aku pulang dulu ya. Sampai besok di sekolah." Jawab Rikka sambil merapikan tasnya.

"Baiklah. Sampai jumpa lagi besok." Jawab Anne.

"Sepertinya ada yang aneh dengan kak Rikka. Ia tidak seperti biasanya saja." Kata Anne dalam hati.

Keesokan harinya saat di sekolah, Rikka selalu menghindari Anne di sekolah. Seminggu pun berlalu dan Rikka pun masih menghindar dari Anne. Saat hari Minggu tiba, karena Anne sangat penasaran ia langsung mendatangi rumah Rikka yang tepat berada di sebelah kiri rumahnya. Tak lama setelah ia menekan tombol bel, Rikka pun membuka pintu.

"Anne... Ada apa sampai kamu ke rumahku?" Tanya Rikka.

"Tidak apa-apa kok. Aku hanya ingin tau keadaan kak Rikka saja." Jawab Anne dengan wajah yang murung.

"Oh... Baiklah kalau begitu. Aku baik-baik saja kok. Sampai besok Senin ya di sekolah." Jawab Rikka sambil buru-buru masuk dan menutup pintu rumahnya.

Saat Rikka akan menutup pintu, tiba-tiba Anne menahan pintu rumah Rikka.

"Hah... Ada apa Anne? Bukannya kamu hanya ingin tau keadaanku saja. Aku baik-baik saja kok." Kata Rikka sambil membuka pintu rumahnya kembali.

"Kak Rikka tolong jawablah yang jujur. Sudah seminggu ini kakak selalu menghindariku. Kakak ada masalah apa? Apa yang sebenarnya sedang kakak sembunyikan dariku? Ceritakan semua padaku kak. Bukankah kita ini teman? Apa kakak sudah tidak peduli denganku? Atau mungkin kakak sudah tidak bosan denganku lagi sehingga menghindariku yang kakak anggap seperti lalat pengganggu saja? Katakan semuanya padaku kak. Aku sangat cemas. Aku sangat ingin kembali seperti dulu lagi kak. Aku ingin merasakan kehangatan yang sama saat aku berada di dekatmu." Kata Anne sambil menangis tepat di depan Rikka.

Tiba-tiba Rikka terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun sambil melihat Anne yang sedang menangis di depannya. Tak lama kemudian Rikka pun meneteskan air mata juga dan memeluk erat Anne.

"Tidak apa-apa kok. Selama ini aku selalu menghindarimu hanya karena alasan keegoisanku saja kok. Tidak ada satu pun masalah yang aku sembunyikan darimu. Aku sama sekali tidak bosan denganmu sehingga mencampakkanmu dengan kejam. Maafkan aku selama ini." Jawab Rikka sambil ikut menangis.

"Benarkah? Apa aku masih menjadi temanmu?" Tanya Anne sambil menghapus air matanya.

"Iya. Kamu bukan hanya temanku saja, melainkan kamu adalah orang terdekatku yang paling aku sayangi. Sekarang kamu pulang ke rumahmu dan beristirahatlah. Kita bertemu lagi besok pagi dan berangkat sekolah bersama-sama." Jawab Rikka sambil mengelus kepala Anne.

Keesokan harinya pun mereka kembali akrab lagi sepertia biasanya. Mereka juga makan bersama lagi di atap sekolah. Mereka juga menghabiskan waktu saat pulang sekolah di tempat-tempat yang membuat mereka bisa mendapat banyak kenangan bersama. Beberapa bulan kemudian, Rikka akan menghadapi ujian kelulusannya.

"Untuk seminggu ini biarkan aku fokus pada ujian kelulusanku dulu ya." Kata Rikka kepada Anne.

"Kalau emang itu yang kakak mau, baiklah. Aku akan terus mendukung kakak agar kakak mendapat nilai yang sangat bagus sehingga dapat diterima di universitas impian kakak." Jawab Anne dengan wajah yang cukup sedih.

Mulai sejak itu, hubungan mereka pun mulai merenggang. Tidak hanya seminggu, tapi bahkan hampir 3 minggu Rikka dan Anne sama sekali tidak saling berbicara satu sama lain agar Rikka dapat fokus ke kelulusannya.

Hari natal pun tiba dan mereka masih belum berbicara sama sekali. Beberapa bulan kemudian murid kelas 1 dan 2 mengikuti upacara kelulusan untuk kelas 3. Saat seusai upacara kelulusan Rikka, Anne menarik Rikka ke bawah pohon di belakang sekolah.

"Sebelumnya aku ucapkan selamat atas kelulusan kakak." Ucap Anne dengan kepala tertunduk.

"Iya terima kasih banyak. Lalu kenapa tiba-tiba kamu membawaku ke sini?" Tanya Rikka sambil kebingungan.

"Apa benar saat kakak lulus kakak tidak akan sekolah di sini lagi? Apa kakak tidak akan di sini lagi? Apa kakak akan pergi jauh untuk kuliah? Apa kakak akan melupakanku?" Tanya Anne sambil menangis.

"Iya aku akan lulus dan tidak akan sekolah di sini lagi. Dan mungkin aku akan pergi jauh untuk kuliah. Tapi aku tidak akan sekalipun melupakanmu, Anne." Jawab Rikka dengan wajah tersenyum dengan meneteskan beberapa air mata.

"Kalau kakak emang akan pergi jauh dariku berarti aku memang harus membuang semua perasaan ini. Semua perasaanku pada kakak." Kata Anne dengan menatap erat ke arah wajah Rikka sambil menangis.

"Perasaan? Perasaan apa itu? Apa kamu selama ini menyimpan perasaan itu?" Tanya Rikka sangat penasaran.

"Sebenarnya selama ini aku merasa sangat ingin selalu bersamamu. Aku merasa aman jika selalu berada di sampingmu. Aku selalu merasakan kehangatan dari senyummu yang indah itu. Saat dekat denganmu jantungku selalu berdegup sangat kencang sehingga serasa jantungku akan lepas. Semua perasaan itu adalah perasaan cintaku padamu kak Rikka. Aku mencintaimu, kak Rikka. Aku sangat-sangat mencintaimu, kak Rikka." Jawab Anne sambil mengutarakan seluruh perasaannya yang lama ia pendam di lubuk hatinya terdalam.

"Jadi selama ini kamu merasakan hal itu padaku? Aku pun juga merasakan hal yang sama. Aku sangat menyayangimu. Aku benar-benar sangat menyayangimu, Anne. Aku sangat mencintaimu, Anne." Kata Rikka dengan membalas perasaan Anne yang sebenaranya.

Sejak saat itu mereka menjadi sepasang kekasih yang tak seharusnya. Mereka berdua tetap menyembunyikan status mereka sebagai kekasih dari orang tua mereka. Rikka pun kuliah di universitas impiannya dan Anne juga sudah kelas 2 SMA. Dan juga Anne sekarang memiliki banyak teman daripada sebelumnya. Saat libur kuliah Rikka datang menemui Anne. Tak lama kemudian orang tua mereka berdua pun mengetahui bahwa Rikka dan Anne adalah sepasang kekasih dan merestui hubungan mereka. Setelah Anne lulus SMA, Rikka melamar Anne untuk menikah dan Anne pun dengan senang hati menerima lamaran dari Rikka tersebut. Setelah mereka membangun rumah tangga mereka sendiri, mereka pun hidup bahagia selamanya dengan cinta mereka yang tulus dan abadi.