29 Siapa Yang Sakit?

Galang meminta Angel untuk datang ke rumah sakit bersama pengawal. Menunggu kedatangan istri, Galang harus meninggalkan anak itu sebentar. Ia menuju lobby, melihat istrinya tersenyum lebar kalau Galang tidak apa-apa. "Siapa yang sakit? Kenapa kamu nggak pulang?" tanya Angel, wajar bertanya karena semalam Angel khawatir.

"Nanti kamu bakal liat sendiri, dan tau alasan aku nggak pulang. Ayo ke ikut aku." ujar Galang, merangkul pinggul istrinya. Romantis, sudah pasti.

"Eum, baiklah." Angel tidak memikirkan hal yang negatif, pada Galang. Karena suaminya sangat menyayangi dan mencintainya.

Ketika sampai di ruangan anak itu. Angel masuk dan ia langsung terkejut ketika melihat Kayla. Ia merasakan rasa yang aneh, jantungnya berdegup kencang. Menoleh ke arah Galang. "Apa ini anak kita? Kamu berhasil?" tanya Angel, tapi Galang menggeleng cepat.

"Bukan sayang, aku nolong dia karena semalam ada orang jahat yang mau ngebuang dia ke sungai. Aku hajar habis mereka dan membawa anak ini ke rumah sakit."

"Tapi dia mirip banget sama kamu, bahkan dia-"

"Sayang, kita nggak tahu dia siapa. Jangan berharap lebih ya, aku yakin kalau nanti kita bertemu dia. Jangan dengan cara seperti ini. Terlalu sakit," ujar Galang setelah memotong perkataan Angel.

...

Ketika Gabriel datang, lalu menghampiri mereka Elina maju tak sabar memberi tahu Gabriel apa yang selama ini Kayla rasakan. Elina ingin tahu, apa mungkin Gabriel menyesal atau malah bodo amat.

"Wah, santai banget ya lo." celetuk Elina, maju dan berdiri di hadapan Gabriel dengan melipatkan kedua tangannya.

Gabriel menatap datar, tak merespon omongan Elina.

"Lo punya rasa peduli sedikit nggak sih sama Kayla?" tanya Elina, penuh penekanan. Ia sudah tidak tahan ingin menampar wajah Gabriel.

"Kalau enggak emang kenapa?" jawab Gabriel, begitu sengak untuk didengar

"Manusia batu! Berhati beku lo!"

Plakk tamparan itu mengenai pipi Gabriel, Azura mencoba menahan amarahnya juga. Benar-benar kelewatan manusia ini.

"Lo punya otak sama hati nggak sih? Lo nggak sadar ya, selama ini Kayla selalu bahagia dan ceria di hadapan lo? Lo  pikir dia nggak punya beban gitu?" celoteh Elina mengungkapkan yang selama ini tahu.

"Dan sekarang lo malah gitu sama dia? Lo nggak pernah natap mata Kayla yang arti dari itu dia punya banyak masalah. Gabriel, dia itu cuma gadis polos yang ingin merasa hidupnya lebih berarti. Dan, perlu lo tau! Penyemangat Kayla saat ini adalah lo! cuma lo!"

"Kayla butuh lo! Kayla butuh kita semua. Lo tau? Kayla nggak pernah cerita kan tentang kehidupannya sama lo? Iyalah, percuma juga. Kayla pintar menyembunyikan kepedihan saat dia rapuh serapuh-rapuhnya di hadapan orang-orang terutama lo."

"Ck, betapa tersiksanya hidup Kayla."

"Kalau ada apa-apa sama Kayla, lo orang pertama yang paling-paling menyesal!" bentak Elina, amarahnya benar-benar tidak terkontrol. Untung saja tidak keceplosan dalam perkataan lainnya. Air matanya sudah membasahi pipi, gadis itu pun duduk dan melanjutkan tangisnya.

Dalam hati Gabriel, ia juga tersentuh dengan perkataan Elina. Cowok itu mencoba baik-baik saja. Ia langsung masuk ke dalam rumah apa yang sebenarnya terjadi.

Ketika ia masuk betapa terkejutnya Gabriel melihat ruang tamu yang sudah berantakan dan ada pecahan botol. Saat Gabriel melihat darah ia langsung lemas, Gabriel teringat di mana saat ia melihat Layla disiksa begitu sadis oleh penculik. Sampai berlumuran darah dan meninggal. Dengan menutupi mata Kayla agar tidak melihat betapa kejinya penculik itu. Gabriel tak kuat mengingat semuanya, ia memegangi kepala serta takut dan takut.

"Kaylaaaaaa, Kaylaaaaaa!!!!" teriaknya begitu menyedihkan, suara serak dan bergemetar berhasil membuat temannya di luar langsung masuk menghampirinya. Kayla pergi entah kemana saat itu karena ia yang menyuruh agar bisa selamat. Tapi, Kayla Na Angelita menghilang atau mati.

Apa Gabriel harus kehilangan Kayla untuk kedua kalinya? Meski dia belum tahu pasti Kayla yang sekarang adalah Kayla yang dulu. Gabriel benar-benar diserang trauma masa lalu. Cowok itu duduk di lantai dalam kondisi yang seperti takut, bahkan nafasnya tidak beraturan.

"Gabriel?" Zaenal menghampiri dan membungkukkan memandang. Tangan Gabriel gemetar, wajahnya pucat dan air mata mengucur.

Azura berlari menuju dapur mengambil air minum.

Zaenal mencari obat di ransel Gabriel, ternyata benar Gabriel membawa obat penenang. Zaenal memberikannya pada Gabriel. Melihat kondisi sahabatnya seperti ini, Zaenal juga tidak tega marah-marah apalagi sampai menghajar. Meski ia menyakiti Kayla. Ah entahlah, Zaenal tak mengetahui semuanya.

Kedua peran utama ini pada Sad hidupnya.

Open hujat dikit. Kasian Aa gabriel🥺.

To be continue❤

avataravatar
Next chapter