1 Prolog

"Mengapa? Mengapa semua ini harus terjadi pada kita berdua?"

Ilona sekuat mungkin menahan air matanya untuk tidak keluar didepan sang raja, Ia hanya bisa menunduk lesu dan bertekuk lutut dihadapan Raja Ramesses Ussermaatre.

Raja mesir itu mendekati Ilona yang masih belum bangkit dan masih berlutut, mata hijaunya menatap wajah Ilona dengan sendu. Tangan Ussermatre mulai menyentuh dagu Ilona, membuat sang ratu sedikit menegakkan wajahnya.

"Semua akan baik-baik saja, kalaupun aku harus menunggu hingga beribu-ribu tahun, maka akan aku lalui semua itu." Ucap Ussermatre dengan tenang.

"Seandainya saja aku bisa mengulang waktu, aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Usser... Kumohon kau tidak bisa meninggalkanku." Tangis Ilona sudah pecah, butiran air mata sudah muncul pada wajah cantiknya.

Cahaya silau mulai menerpa tubuh Ussermaatre Ramesses, seorang keturunan Ramesses kelima yang sangat dihormati. Pria itu menegakkan tubuhnya bersamaan dengan Ilona yang juga ikut berdiri. Dihadapan Ussermaatre, Ilona mulai menyentuh wajahnya dengan perlahan.

Tapi yang terjadi semakin membuat hatinya menjadi pilu dan sedih, Ussermaatre bagaikan sebuah bayangan yang tidak bisa ia sentuh.

"Ramesses Yang Agung.." Ucap Ilona semakin lirih, ketika sebuah cahaya silau berwarna putih menerpa tubuh suaminya.

"Aku mencintaimu Nefertari, dan aku akan selalu menunggumu untuk datang mencariku." Ucap Ussermaatre, dan Ilona semakin tidak jelas melihat bayangan sang Raja.

Kilauan cahaya putih samar-samar telah menghilang, bersamaan dengan sosok Ussermaatre yang ikut menghilang. Tangan Ilona masih menggengam potongan helaian baju sang Raja, sepertinya ia belum bisa menerima kenyataan yang telah terjadi. Bahwa sang raja Mesir, telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Ilona beranjak dari kamarnya, dua pengawal mengikuti langkahnya dengan cepat. Ia sedang memikirkan sebuah cara agar semua kejadian buruk yang menimpa Mesir, bisa dihindari dan mungkin saja bisa menyelamatkan banyak nyawa orang.

Ilona masuk kesebuah ruangan besar yang penuh dengan bacaan buku-buku, tempat dimana semua buku koleksi milik kerajaan berpusat.

Sebuah dinding batu terbelah menjadi dua, ketika ia sudah menempelkan telapak tangannya pada patung singa berwarna emas.

"Kalian berjaga disini." Perintah Ilona. Dan para pengawal menurut dan menjaga pintu masuk yang terhubung pada sebuah ruangan rahasia.

Sebuah buku yang sangat besar, dan tebal. Sampulnya yang berwarna cokelat tua dan gelap, dan lembarannya berasal dari kulit manusia yang merupakan persembahan bagi para dewa-dewa mesir saat itu.

Melihat kondisi buku yang seperti itu, Ilona tahu kalau usia buku tersebut pasti sudah lebih tua dari usia orang mesir manapun yang pernah meminum ramuan awet muda.

Dengan keraguan yang masih meliputi dirinya, Ilona mulai membuka buku tersebut dengan tergesa-gesa, suara aneh seperti sebuah nyanyian kesedihan keluar dari buku tersebut. Ilona hampir saja terbuai, sampai akhirnya dengan sekuat tenaga ia kembali fokus pada apa yang sedang ia cari.

Ilona terhenti pada sebuah lembaran kulit, tulisan yang panjang degan gambar-gambar yang tidak mudah untuk dideskripsikan.

Cawan emas, berserta belati berwarna perak yang berada di meja tersebut. Langsung ia raih dan ia pegang dengan erat. Ilona mulai membacakan mantra yang tertera pada buku tersebut, cahaya hijau, biru, merah, dan kuning mulai muncul bergantian dari dalam buku tersebut.

Mata Ilona berubah menjadi hitam sepenuhnya, urat-urat kebiruan muncul pada wajahnya. Ilona masih dalam kesadaran, dan meletakkan cawan emas dihadapannya persis. Belati ditangannya masih ia pegang dengan erat, perlahan ia mulai mengiris telapak tangannya. Dan darah segar berwarna merah mulai mengalir dan mengisi cawan emas.

Cahaya yang muncul dari dalam buku tersebut terus berputar-putar dengan cepat, dan membuat lubang hitam pekat. Mulut Ilona masih terus berkata-kata, seperti tidak peduli dengan rasa sakit yang terjadi pada tangan kanannya.

Cawan emas yang berisi darahnya, ia tuangkan didalam lubang hitam tersebut.

Setelahnya, muncul sosok bayangan hitam yang keluar dari lubang hitam tersebut, dan lama kelamaan sosok hitam tersebut semakin membesar dan melayang dihadapan Ilona.

"Kau tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, dan jika kau melakukannya maka kau harus membayar mahal dengan jiwamu." Ucap sosok hitam tersebut.

"Kau yang memintanya." Sosok hitam tersebut tertawa dengan suara yang menggelegar, tangan hitamnya muncul dan mulai mengangkat tubuh mungil Ilona. Wanita itu masih terdiam, dan tidak melakukan perlawanan ketika ia mulai melayang diatas udara.

Jiwa Ilona seperti keluar dari raganya, Sebilah pisau dengan warna biru berkabut muncul dari tangannya, dan siap menghunus sang bayangan hitam dari arah belakang.

Sebuah erangan besar dan memekikkan telinga muncul dari sosok hitam tersebut, dan menghempas tubuh Ilona dengan kasar. Bahkan tubuh Ilona menghamtam dinding dengan teramat keras.

"KAU MENIPUKU!! PENYIHIR!!!"

Jiwa atau roh Ilona kembali pada tubuhnya, Ilona langsung terbatuk darah dengan kuat dan mulai merasakan bahwa kematian sedang menunggunya.

Tubuh Ilona sedang terkapar diatas lantai batu yang dingin, ia sudah tidak kuat menahan rasa sakit yang berada disekujur tubuhnya saat itu.

Sosok hitam itu mengerang seperti kesakitan, kobaran api mulai menyelemuti sekelilingnya dengan tiba-tiba.

"Suamiku, kita akan berjumpa lagi. Entah di masa ini, atau di masa yang lain. Aku akan selalu mencarimu, kau harus mengingat janji kita Ussermaatre."

Perlahan Ilona sudah menutup matanya, senyuman muncul pada wajah cantiknya saat ia benar-benar sudah meninggalkan dunianya. Dan setelahnya, ia sudah tidak merasakan apapun, selain rasa rindu dan cintanya pada sang Raja Ramesses Ussermaatre.

avataravatar
Next chapter