webnovel

prolog

Kami para kaum vampir, sebisa pun hidup berdampingan dengan manusia. Tanpa memperlihatkan identitas kami, disekian miliar juta manusia.

Vampir terbagi menjadi dua jenis, yaitu vampir berambut putih dan vampir berambut hitam. Memiliki kekuatan yang sangat besar. Kedua klan vampir tersebut adalah yang paling ditakuti dari semua vampir yang ada.

Mereka memiliki ciri khas sendiri, vampir berambut putih, memiliki mata biru yang indah dengan kekuatan yang sangat tak terkira sedangkan vampir berambut hitam, memiliki mata berwarna merah menyala dengan kekuatan pengendali pikiran.

Aku selalu sendiri, tidak ada yang mau berteman denganku. Kata 'mereka' vampir tidak boleh berteman dengan manusia.

Hanya buku-buku yang menjadi temanku, dikesepian yang menghampiriku. Aku selalu membaca buku di lorong tempat anak-anak sekolah dasar melewatinya saat pulang sekolah.

Karena aku ingin berteman dengan manusia. Tapi, mereka tidak pernah mau berteman denganku.

"Hei, liat tuh. Anak lelaki yang duduk di tepi jalan. Dia kayanya enggak sekolah deh. Tapi, keliatannya dia keren juga kan," ucap seorang gadis kecil yang lewat di jalan.

"Jangan, keras-keras omong nya. lihat! dia melihat kita. Ayo cepat pergi dari sini!"

Dengan langkah yang sangat cepat mereka pun pergi.

Setiap anak-anak yang lewat di tempat itu, Selalu saja mengejek diriku dengan omongan-omongan kecil mereka. Aku iri dengan mereka yang bisa bersekolah, sedangkan aku yang hanya bisa melihat mereka.

"Hay, kamu suka buku bergambar ya?" tanya seorang gadis kecil yang menghampiriku saat siang hari itu.

"Iya" jawabku

"Wah, sama dong. Di perpustakaan sekolah banyak sekali, buku bergambar."

"Benarkah?"

"Iya tentu saja"

"Kapan-kapan, aku akan membawakannya untuk mu" katanya sambil tersenyum manis dihadapanku.

"Mau menemaniku bermain di taman enggak?" kata gadis tersebut sambil mengulurkan tangannya

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut gadis itu, membuatku sangat bahagia. Saat kami sedang duduk di ayunan yang berada pada taman. Dan hari yang mulai petang dengan datangnya hembusan angin, seperti menyambut kami, yang menyentuh tubuh.

"Kamu keliatannya enggak sekolah?"

Mendengar perkataanya membuatku sedikit kesal.

"Enak ya ... Aku malahan, enggak pengen sekolah. Soalnya di sekolah mereka selalu menyakitiku."

Pemikiranku berubah mendengar kelanjutan kalimat yang dia katakan.

Sejak saat itu, dia selalu menjadi temanku, dia banyak bercerita tentang kehidupan sekolahnya. Namun, tidak berlangsung lama.

Kami beberapa hari ini, jarang bertemu. Akhirnya pun, aku khawatir dengannya. Takut terjadi sesuatu padanya.

"Hei, berikan buku itu!" ujar anak lelaki, sambil berusaha merebut buku yang berada pada tangan gadis tersebut.

"Jangan! Itu buku Huan, aku sudah berjanji untuk baca bersama dengannya"

"Berisik!" kata anak laki-laki yang mau memukuli gadis itu.

Tiba-tiba, ada seorang anak yang menangkap tangan anak laki-laki itu dengan pakaian tertutup dan memakai masker. Ia pun menariknya dan menyandarkan nya ke tembok.

Buaak!

Saat ia memukul tembok, tembok yang dipukul pun hancur dalam sekali pukulan.

"Jangan pernah ganggu minho!" kataku tegas

aku pun, langsung menghampiri minho.

"Kamu enggak apa-apa? Anu ... itu ... aku bisa jelasin kok."

"Ku ... Ku ... Mohon jangan bunuh aku ..."

kata gadis itu. Dengan tatapan ketakutan dimatanya

Melihat nya, hatiku sangat hancur

kenapa?!

kenapa aku harus dilahirkan menjadi seorang vampir?!

Ketika aku berubah menjadi seorang vampir, rambutku akan berubah menjadi putih, mata yang berubah menjadi biru. Dan saat aku menjadi seorang manusia rambutku akan berubah menjadi warna coklat dan mata yang berwarna coklat.

Wujud asliku akan muncul ketika persaanku bergebuh-gebuh dan muncul perasaan ekstrim.

Sejak saat itu ... aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Hingga suatu hari ...

"Kakak! Apa yang kamu lakukan di sini?"

Melihatnya, aku pun langsung menjauhinya. Aku takut hal yang sebelumnya terulang. Tapi gadis itu tetap mendekatiku.

"Kakak! kenapa kau menjauhiku? apa kau mau menjadi temanku?" ucap gadis polos itu sambil tersenyum padaku.

Aku tetap tidak menghiraukannya dan pergi dari tempat itu.

Sampai suatu ketika ...

"Berikan uangnya! dasar tidak tau diri!" kata seorang pria paruh baya yang sedang memalak.

"Jangan! uang ini milikku. Aku harus membantu kakek berobat"

"Ck ... Gadis kecil seperti mu bisa apa coba."

Pria paruh baya itu pun mendorong anak tersebut.

Bruuk!

Gadis kecil pun terjatuh, dan pria-pria itu mengambil uang dari tangan gadis kecil yang malang.

"Lihat! lumayan nih, buat minum-minum" kata mereka dengan gembira

"Heheh, iya nih."

Aku tidak sengaja lewat di gang sempit itu. Saat melihat gadis yang pernah berbicara padaku sedang dalam masalah, aku pun langsung menolongnya.

"Hei! Berikan kembali uang itu padanya."

"Wah-wah, lihat! ada seorang anak laki-laki yang ingin menjadi pahlawan kesiangan." ucap mereka dengan Nada mengejek

"Hahahaha. Lebih baik kau pergi dari sini, sebelum kami membuat mu menangis tersedu sedu."

Mendengar apa yang mereka katakan sedikit membuatku kesal. Tanpa pikir panjang aku langsung memberi pelajaran pada mereka.

"Kita harus Kabur!" kata mereka ketakutan

"Dia bukan manusia dia monster!"

Seperti biasa, kata-kata yang selaluku dengar saat seseorang melihat wujud asliku.

"Kamu tidak apa-apa? ini uang mu" ucapku sambil memberikan uang miliknya

"Kakak!" Dengan tatapan kaget saat melihatku.

Awalnya, aku pikir dia akan takut dan pergi melihatku. Tapi ... Dia berbeda, anak itu langsung memelukku.

"Trimakasih" katanya sambil tersenyum lebar

Aku pun terkejut melihatnya.

"Kamu ...? Kamu ...? Kamu Tidak takut melihatku."

Ia pun menggeleng kepala, pertanda tidak.

"Untuk apa aku takut, kakak terlihat tampan seperti itu."

Mendengar kalimat yang ia katakan, membuatku sangat bahagia. Untuk pertama kalinya, ada seorang manusia yang tidak takut denganku.

Sejak hari itu juga, aku dan Yujeong (nama gadis) selalu bersama. Bahkan saat aku berubah, hanya dia yang menjadi penenangku.

Saat aku berubah menjadi seorang vampir, dia akan memegang tanganku. Dengan sentuhan hangat yang diberikan. Akupun berubah kembali menjadi manusia pada umumnya. Karena sering bersama, aku pun jatuh hati padanya.