1 Prologue

Entah, mengapa hari ini bulan bersinar lebih terang dari biasanya?

Ping!!

     Hpku berbunyi.

Ping, Ping, Ping, Ping, Ping!!

      Hpku berbunyi lagi dan lagi, sehingga aku pun membuka Hpku itu. Ternyata ada pesan dari Kak Cana.

Kringgggg!!!!....

   Telpon dari Kak Cana. Aku pun menggakat telpon darinya.

"Dek?" Suara Kak Cana yang lembut bagaikan embun di pagi hari.

"Iya,kak?" Jawaku bingung.

"Kamu sekarang dimana?"

"Aku di rumahlah kak, kok masih tanya lagi sih. Masak aku lagi di kuburan kan seremmmm elah kak_-" jawabku sambil menjahilinya.

"Haduh, dasar kamu ada-ada aja! Hmm, ya udah alhamdulillah." Dia merespon dengan nada agak kesal, sedikit tapi hehehe.

"Iya iya, kak. Maafkan hamba?" Hehehe sambil ketawa-ketawa sendiri.

"Yoi, santay aja gue mah pemaaf kok" Bawaan kakakku bercanda mulu.

"Iya, makasihlah kakakku tercinta."

"Yoilah, kamu di kamar apa?"

"Ngak, kak. Aku di taman depan rumah. Kenapa kak?"

"Ngak-ngak papa kok."

"Oke, kak."

"Lagi ngapain emang?"

"Telpon sama kakak." Jawabku singkat dan jujur, hehehe.

"Ihhhh.... apaan sih? Kakak serius tau nanyanya elah, dek." Agak cemberut

"Ihhhh.... aku juga serius elah kak."

"Jadi, kamu sendiri gitu di taman depan rumah? Aduh, serem itu!?" Mulai jail lagi.

"Iya,kak. Kalau ngak sendiri lalu sama siapa?" Jawabku agak sewot.

"Sama Arvin gitu, kan jadi romantis. Gimana? Sendiri apa sama Arvin itu di tamannya?" Mulai godaain adek sendiri.

"Sendiri elah, kak. Aku ngak boong ini. Haduh, dia lagi! Kenapa ngak yang lain gitu?" Aku jadi agak kesal.

"Oke oke,kakak percaya kok. Iya iya, kakak kan bercanda elah. Jangan baper ya?" Mencoba untuk membuat adeknya tersenyum.

"Iya, kak. Tenang aja kak, ngak sampe baper kok. Aku kan ngak kayak kakak" Hehehehe.

"Haduh dah" Suaranya mulai agak kesal.

"Hehehehe"

"Kamu jadi masuk ke sekolah mana?" Tiba-tiba mulai serius.

"SMA aja deh, kak"

"SMA mana?"

"SMA nya kakak aja"

"Lah, aku ngak punya SMA!?" Mulai bercandaannya.

"Serius kak!? Hihhhhh!"

"Emangnya kakak ini yang mendirikan SMA itu? Ngak kan?"

"Iya, sih kak"

"Okelah kamu nanti kakak yang daftarin aja ya? Nanti kalau ke sekolahnya di anterin Kak Kiano aja ya? Soalnya kakak masih banyak tugas kuliah? Ya, gpp kan?"

"Iya, kak. Makasih, oke gpp kok kak."

"Ya udah, kamu masuk rumah sana? Udah malam loh?"

"Nanti aja, masih jam 8 sekarang."

"Iya udah kalau gitu."

"Udahhan ya telponnya?" Dengan nada yang lembut kembali.

"Iya, kak." Sambil tersenyum. Lalu telponnya di matikan oleh Kak Cana.

Setelah itu, aku menaruh hpku di sebelahku. Aku pun kembali menatap langit yang hitam dan juga satu bulan yang bersinar, sehingga aku bisa melihat sekarang. Aku heran, kenapa aku suka menyendiri? Menurutku itu membuatku sedikit tenang. Jika ada seseorang yang mau menemaniku juga ngak papa kok. Aku ingin jadi bulan bagi seseorang. Tapi siapa ya? Entah, aku tak tau.

Tiba-tiba, aku melihat ada orang berjalan di seberang jalan. Dia memakai jubah hitam. Dia berjalan sangat cepat. Tetapi dia sempat menatapku sebentar. Aku tak bisa mengenalinya, karena dia memakai masker berwarna hitam. Entah, mengapa dia memakai pakaian serba hitam. Kok ngak serba seribu gitu ya?

Aku mencoba mendekati gerbang rumahku, untuk melihat apakah dia masih ada? Namun, sayang sekali dia sudah tidak ada lagi. Aku pun kabur kembali ke taman rumahku. Lalu, aku mengambil hp. Kemudian, aku lari ke dalam rumah.

Sampai di kamarku, aku langsung minum. Juga sambil melihat hpku, apakah ada yang men-chattingku. Ternyata ada yaitu Arvin.

Arvin

    Euy....

Chat dari Arvin pertama

Camelia

Aku malas dengan Arvin, karena dia itu suka ngodain perempuan lain. Jadi aku jawabnya pendek aja.

Arvin

    Pendek banget elah jawabnya, ngambek apa?

Aku mulai tersenyum-senyum sendiri.

Camelia

Hmmm, ngak.

Arvin

Iya, kan? Ngambek serius ini?

Camelia

Ngak

Arvin

Iya udah, deh.

Camelia

Iya

Arvin

Jadi masuk mana kamu?

Camelia

Masuk apaan?

Jawabku mulai bingung.

Arvin

Masuk kolong jembatan, nanya lagi! Masuk sekolah mana elah?

Camelia

SMA

Arvin

SMA mana?

Camelia

SMA Garuda 1

Arvin

Emang mau ambil mata pelajaran apa?

Camelia

IPA

Arvin

Ohhhh..... oke. Aku juga sama.

Camelia

Ngak nanya.

Arvin

    Jangan kayak gitu, kenapa? Aku jadi mikir kalau kamu itu masih jadi pacar aku.

Arvin mulai bingung.

Camelia

Udahlah, jangan ngayal mulu.

Arvin

Hmmm, maaf ya?

Camelia

Maaf buat apa, Vin ?

Arvin

     Buat lebaran nanti.

Mulai bercandaannya.

Camelia

Ngak lucu!

Aku mulai cemberut.

Arvin

   Emang ngak lucu, sayangku. Arvin mulai deh.

Camelia

Apaan sih? Mulai kan gombalnya.

Sebenernya sih, aku senyum-senyum sendiri.

Arvin

Ngak papa kan, kalau aku panggil kamu sayang?

Camelia

Ngak, aku kan bukan pacarmu lagi.

Arvin

    Gimana? Mau aku tembak lagi? Biar jadi pacar aku lagi?

Arvin juga senyum-senyum sendiri.

Camelia

Apaan sih, Vin?

Arvin

    Gimana? Mau ngak?

Mulai chatting an dengan wajah yang serius.

Camelia

Apaan sih?

Arvin

Ya, udahlah aku tunggu jawabannya besok ya?

Camelia

Lah, kok besok!?

Aku mulai bingung, ini bercanda atau serius sih?

Arvin

   Gimana mau kan? Aku besok ke rumahmu, boleh kan?

Tanya Arvin serius.

Camelia

Ngapain ke rumahku?

Kenapa dia ke rumahku ya? Jadi bingung 2 kali nih?

Arvin

Tenang aja aku besok ke situ rame-rame kok.

Camelia

Emangnya sama siapa aja?

Arvin

   Kak Vandya, Arya, Eros, Bwana, Kak Kanta.

Jawab Arvin jujur.

Camelia

Iya udah

Arvin

Oke

Camelia

Eh, aku ngajak Nia ngak papa kan?

Sambil aku menggigit bibirku.

Arvin

    Iya, ngak papa kok. Asal kan kamu senang. Apa yang ngak buat kamu?

Arvin mengetik sambil deg deg kan.

Camelia

  Emang deh, ada aja lu itu.

Aku mulai tersenyum lebar.

Arvin

    Iya iya donk, besok ya jam 8 pagi bisa kan?

Arvin kini mulai serius lagi.

Camelia

Iya, Arvin

Arvin

Iya udah, kamu tidur sekarang. Udah malam ini.

Camelia

Iya

Arvin

Bye, selamat tidur sayangku:)

Camelia

    Iya, Kak Arvinku:)

Aku pun mematikan hpku. Lalu tidur pulas.

--♡♡--

Kringgggggg!!!!!!....      

Alarmku berbunyi sangat keras. Sehingga membuatku terjatuh dari tempat tidur.

"Aww.... sakit."

Akhirnya aku pun terbangun. Aku langsung ke kamar mandi. Lalu, merapikan kamarku. Kemudian, aku ke bawah yaitu menuju ke dapur untuk masak buat keluargaku.

Aku mulai mencuci piring, gelas, dll. Setelah itu, aku menyiapkan bahan-bahan buat dimasak. Aku menatanya dengan rapi.

"Dek!" Aku yang semula membawa wajan spotan aku jatuhkan.

"Apaan sih kak? Ngagetin aja? Untung ngak jantungan ini. Kalau jantungan gimana?" Jawabku agak gemetar, karna masih kaget. Sambil mengambil wajan yang jatuh tadi.

"Ngak papa kok. Biarin, suka-suka aku donk. Kalau kamu jantungan di bawa ke rumah sakitlah, kan ada dokter bisa ngobatin penyakitmu itu. " Kata Kak Kiano sambil tertawa puas.

"Kakak!!" Teriakku kencang banget kayak angin topan.

"Hehehe" Lalu tersenyum lebar tanpa rasa salah.

"Kok udah bangun? Ngak kayak biasanya?" Tanyaku mulai curiga.

"Ya,udahlah. Malah dari tadi aku udah bangun." Jawabnya sambil mengerutkan bibir.

"Jam berapa emang kak?"

"Jam setengah 5."

"Ohhhh...."

"Mau masak apa emang?" Sambil melihat kanan kiri meja.

"Masak Ayam Balado, Sayur Sop, dan Oreo Cheese Cake." Jawabku sambil memotong wortel.

"Oooooo..... minumnya apa?" Menatapku sangat dekat, sekitar 7 cm dari mataku.

"Air putih sama nanti aku buat jus." Mengalihkan wajahku yang sangat polos, karena masih sangat pagi. Sekitar pukul 05.00 saat ini.

"Oke, kakak mau kembali ke kamar ya?" Memandangku dengan perhatian. Tapi, aku hanya melihatnya sebentar. Lalu, menganggukkan kepala. Tanpa menjawab iya atau pun tidak.

Aku masak dan juga buat sampai pukul 06.00. Selesai itu, aku menaruh jus itu di kulkas. Aku pun pergi ke ambil uang + hp ke kamar. Lalu, aku ke supermarket terdekat. Aku diantar oleh bapak supir pribadi keluargaku. Sampai di sana, aku membeli jajan, yogurt, susu bubuk cokelat, susu kotak 20, tisu, buah, oreo, sirup, dll. Setelah lengkap semuanya, baru aku menuju ke kasir dan langsung pulang.

Sampai di rumah, semua barang dibawa oleh pak supir ke dalam rumah. Awalnya sih, aku ngak mau dibawain. Tapi, bapaknya maksa. Jadi, iya udah aku nurut aja. Kan harus berbakti sama yang lebih tua. Dan harus menghormatinya. Aku menata rapi meja dengan jajan dan minuman yang sudah aku sediakan.

Aku pergi ke kamar Kak Kiano, untuk menanyakan pendaftaran SMA. Aku berjalan ke lantai atas. Kamarnya tepat di samping kamarku. Kak Kiano mungkin sibuk dengan, bagaimana dia masuk ke Universitas yang dia dambakan. Tapi, dia juga di bantu dengan Kak Cana yang juga masih kuliah di sana. Tepatnya dia mau lanjutin S1.

"Kak?" Aku memanggil sambil membuka pintu kamar Kak Kiano.

"Apa, sayang?"

"Hah?" Aku terbengong sendiri mendengar Kak Kiano memanggil aku * sayang *.

"Eh, maksutku adek!?" Sambil tersipu malu, karena salah mengucapkan kata.

"Iya" Lalu, tertawa terjungkal-jungkal.

"Kenapa, dek? Kok ketawa?" Dia mulai menggaruk-garuk kepalanya yang ngak gatal.

"Ngak papa, habisan kakak sih lucu." Jawabku jujur sambil tersenyum manis.

"Ohhh, iya. Hehehe." Sambil tertawa malu.

"Habis lihat apaan, kak? Kok bisa panggil aku sayang?" Tanyaku serius. Mendekat ke samping Kak Kiano.

"Ngak lihat apa-apa kok." Terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Hayoo... apaan hayooo.... kak?" Aku mencoba menggoda Kak Kiano. Yang terlihat sangat tegang, kayak orang habis nyuri sesuatu.

"Ngak lihat apa-apa, dek."

"Boong, hayooo....? Ngaku deh sama adeknya sendiri." Terus menggoda Kak Kiano yang lucu.

"Iya iya, deh. Kakak habis lihat Film Inggris. Lalu, Kakak translate-in ke Bahasa Indonesia dalam hati tapi. Gituu.... ceritanya."

"Oh.... gitu. Kok bisa panggil aku sayang? Hayoo.....?" Tanyaku terheran-heran.

"Iya gitu deh. Udah ah, kakak jadi malu ini." Memasang wajah cemberut.

"Iya, deh kak. Maaf?" Wajahku terlihat seperti kucing yang sedang kelaparan.

"Iya, oke." Singkat, padat, dan jelas.

"Ngapain ke sini? Ada yang bisa dibantu?" Selera humor nya Kak Kiano mulai.

"Iya, ada. Tapi, apakah anda bisa membantu saya? Apakah anda tidak sedang sibuk?"

"Iya, bisa. Apa yang bisa saya bantu untuk anda?"

"Bantuin aku daftar ke SMA, kak? Ya?" Sambil mengedip-ngedipkan mata.

"Iya, oke. Sudah selesai kok, diurusin sama Kak Cana. Tinggal nanti kamu siapin semua KK, Nilai Raport, dll. Lalu, kasih ke kakak. Besok kakak anterin ke SMA nya. OKE?" Terakhir kata dengan mengedipkan satu mata.

"Iya, kak. Makasih banyak." Aku tersenyum lebar kemudian memeluk Kak Kiano dengan erat.

"Iya, sama-sama. Apa sih yang ngak buat kamu?" Dia membalasku pelukanku dan juga tersenyum.

Selesai pelukan itu, Kak Kiano mengajakku melihat Film Transformers. Aku melihat film itu sampai jam 8. Hingga bibiku datang. Bibi memberitahu bahwa ada teman-temanku datang ke rumahku. Sekarang mereka ada di Ruang Tamu sedang duduk sambil berbincang-bincang. Kak Kiano pun menyuruhku untuk menemuinya. Aku pun berjalan ke bawah.

"Dek!" Kak Kiano memanggilku. Dia mengikutiku dari belakang.

"Apa kak?" Aku pun menoleh ke arahnya.

"Ngak cuma mau tanya, udah buat jusnya?" Tersenyum lebar.

"Udah, itu ada di kulkas." Kirain mau nanya apaan coba. Eh, mala nanya jus. Haduh, emang deh kakakku itu ada-ada aja.

avataravatar
Next chapter