webnovel

Lord of The Mysteries : Paradox Knowledge

Regis terdiam melihat ke arah langit malam yang menakutkan, mengabaikan jeritan dan kesengsaraan yang terjadi disekitarnya, seolah ia terhipnotis oleh hal ini. Langit gelap yang disinari oleh bulan merah darah yang menakutkan, banyak sekali retakan yang muncul dilangit seolah akan pecah kapan saja. ia melihat mata menakutkan yang menatap ke arahnya, atau lebih tepatnya mengarah ke bumi. mata itu sangat dingin dan penuh dengan keserakahan terhadap sesuatu yang ada.

PrinceOrchid_ · Book&Literature
Not enough ratings
25 Chs

Detektif

Meskipun ia juga cukup mengagumi kecantikan namun yang paling membuatnya terkejut adalah kabut kelabu yang mengelilingi sang permata backlund. tentu saja akan sulit melihatnya dengan mata telanjang karena ia dilindungi oleh sefirot.

"lama tak berjumpa nona Audrey," ucap Regis dengan sopan.

Audrey tersenyum dan menjawab,"ya, lama tidak berjumpa Viscount Azak,"

Audrey melihat pemeran utama dalam pesta ini dengan tenang. dia mencoba menganalisis setiap hal yang dilakukan oleh Regis baik cara dia berbicara, melihat dan bergerak. namun satu-satunya yang bisa ia lihat hanyalah ketenangan seolah seluruh senyum dan keramahannya adalah palsu.

Regis tersenyum melihat 'penonton' ini yang kebingungan. namun ia cukup dalam menyembunyikan dirinya selain itu ia pasti telah selesai mencerna ramuannya melihat kelihaiannya.

'ugh' 

baik Regis dan Audrey merasakan tatapan yang mengarah kepada mereka dengan intens, mereka menoleh untuk melihat seekor golden retriver dengan tenang berdiri disebelah jendela besar memperhatikan mereka. hal ini membuat kedua orang tersebut memiliki sudut bibir mereka berkedut dan saling menatap dengan canggung.

"senang bertemu denganmu, nona Audrey kuharap aku mendapat kehormatan untuk berbincang tentang kehidupan denganmu, sayangnya sepertinya aku harus pergi," ucap Regis setelah terbatuk dan tersenyum pada Audrey.

'meskipun ucapannya ambigu, ini bisa berarti hal lain, tentang kehidupan dan melihat bagaimana ia juga merasakan tatapan susie, apakah ia seorang beyonder? pantas saja sangat sulit menebak ekpresinya. apakah ia musuh jalur Spectator?' pikir Audrey dengan bersemangat. 

Namun dipermukaan ia masih tersenyum lembut dan mengatakan bahwa ia akan mangadakan pesta minum teh dengan Viscount Glaint keesokan hari dan berharap ia bisa datang untuk beragabung yang diangguki oleh Regis.

Regis meninggalkan Audrey dan meminta maaf kepada Count Hall bahwa ia sudah harus pergi, setelah berbasa-basi dengan beberapa bangsawan. ia keluar dari mansion hall dan mendekati kusirnya dan Lamu yang sudah menunggu disamping kereta kudanya. 

kereta kuda itu berwarna putih dengan gradasi keemasan yang sangat cantik ada beberapa hiasan berupa emerald dan safir dibeberapa tempat. tempat didepan adalah lambang keluarga Azak sebuah menara yang terbuat dari kaca. 

"Selamat Tuan sekarang anda adalah Viscount secara resmi," ucap Lamu dengan senyum senang.

"Lamu masuklah aku ingin berbicara denganmu," ucap Regis setelah memerintahkan supir itu untuk pergi.

Tak lama kemudian pria paruh baya itu Lamu memasuki kabin dan menatap tuannya dengan tatapan bertanya.

"sebagai seorang Astrologer, aku yakin kemampuan mu dalam pelarian dan kemampuan bertarung cukup tinggi bukan?" ucap Regis dengan tenang.

Lamu terkejut mendengar perkataannya, itu karena meskipun tuan barunya ini sudah mengetahui ia adalah beyonder itu tidak pernah secara sfesifik memberitahunya. 

Namun sebelum ia bisa pulih ia melihat tuannya menyerangnya dengan kecepatan menakutkan, secara naluriah ia mencoba mengambil pistol yang selalu disembunyikan ditangannya, namun sebuah tangan menahan tangannya dengan kuat membuatnya meringis, dan melihat pistol telah diambil oleh tangan tuannya. meskipun ia bingung apa yang terjadi ia tetap bertarung untuk hidupnya. karena itu untaian listrik muncul ditangannya.

'sengatan listrik'

Namun sebelum mantra bisa muncul ia melihat mata kelabu tuannya menjadi lebih dalam seolah mencoba menganalisis sesuatu dan sebelum ia menyadarinya seluruh gerbong telah tertutup banyak sekali simbol aneh yang saling menyatu membentuk sebuah formasi.

"setiap efek debuff dalam ritual akan dibatalkan," kata Regis dengan tenang dan mengarahkan pistol itu dikening Lamu.

Lamu terdiam dan menjawab,"ritual mistik yang rumit seperti ini apakah kau beyonder mystery pryer atau reader?"

Regis tersenyum sambil menarik pistol itu kembali dan mematikan seluruh ritual kecil didalam kabin.

"Pada dasarnya ritual ini dari tiga jenis, membuat debuff tidak efektif, membuat lingkungan terisolasi, dan ritual peningkatan untukku. akan cukup sulit melawan seorang Astrologer jika diruang terbuka, namun jika sudah diatur dengan tepat seorang ahli mystic bahkan dapat membunuh seseorang diatas sequencenya." ucap Regis.

"Alasan aku melakukan ini adalah karena aku ingin menunjukan padamu bahwa aku bisa melindungi diriku saat ini, karena itu jangan terlalu mengkhawatirkanku dan aku juga akan memberimu kesempatan, aku tau kedua anakmu selalu mencoba menjadi beyonder sepertimu namun setelah kejadian yang menimpa istrimu kau menolak mereka untuk melakukannya karna kau takut mereka kehilangan kendali bukan."

"Namun aku memberimu kesempatan jika kau bisa bersumpah setia padaku dan begitu juga anakmu maka aku bukan hanya akan membantu mereka dalam menjadi beyonder aku juga akan membantumu untuk naik urutan lebih tinggi dan memberimu pengetahuan cara yang aman untuk menjadi beyonder yang dapat meminimalisir kegilaan yang terjadi akibat ramuan. bagaimana, apa kau tertarik?"

Lamu terdiam melihat perubahan dalam diri tuan mudanya, dulu sekali ia adalah orang yang lembut dan sopan. tidak banyak berteraksi dengan orang dan cukup pendiam. membandingkannya dengan orang didepannya membuatnya sungguh bingung. Namun intuisi nya sebagai Asrtrolger yakin bahwa ini adalah tuan mudanya yang sama yang ia rawat bersamaan dengan anak-anaknya.

"apakah kau akan membunuhku jika aku menolak?" ucap Lamu getir.

Regis terdiam mendengar ucapannya dan menjawab,"apakah menurutmu aku begitu kejam? aku hanya akan melakukan ritual penghapusan memori untukmu itu hal yang mudah bagi seorang detektif."

Mendengar perkatannya ia menghela nafas dan tersenyum, apa yang dikatakan tuannya benar ia sangat ingin maju dalam urutan namun rasa takut akan kehilangan kendali telah menahannya dan selain itu formula ramua untuk jalur apprentice sangat sulit untuk dilihat. begitu pula putra dan putrinya yang keduanya saat ini bekerja sebagai pelayan Regis selalu ingin mencoba untuk menjadi beyonder dan ia mengerti perasaan mereka namun ia takut kehilangan mereka seperti bagaimana ia kehilangan istrinya.

"Bahkan jika kau tidak melakukan semua ini aku akan tetap melindungi dengan nyawamu. aku berhutang budi pada ayahmu, jika bukan karena aku dan kedua anakku mungkin sudah membusuk di sel MI9 atas kerusakan yang disebabkan oleh kehilangan kendali istriku, namun untuk kedua anakku itu terserah mereka untuk melakukannya."

"Aku tentu saja akan menghargai keputusanmu, selain itu kemarin malam ada suatu pembunuhan yang terjadi dikamarku yang--"

Sebelum ia sempat menyelsaikan kalimatnya ia mendengar teriakan terkejut Lamu.

Lamu yang mendengar hal ini sangat terkejut dan juga marah karena ada orang yang bisa menembus pengaruh 'door' miliknya selain itu sangat aneh intuisinya sebagi astrologer tidak bekerja sama sekali.

Mendengar teriakan Lamu. Regis memutar matanya dengan jengkel dan melanjutkan,"Itu tidak aneh jika kau gagal menemukannya, karena yang menyerang adalah Demoness Afliction seorang sequence 5 jalur Assasins, mereka ahli dalam pembunuhan dan memiliki kempuan anti-divination yang sangat kuat karena itu tidak perlu khawatir. selain itu berhasil membunuhnya dan sudah mengetahu siapa dalang dibalik pembunuhan keluarga Azak."

Lamu awalnya ngeri ketika mendengar tentang sequence 5 demoness namun terkejut mendengar tuannya membunuhnya, "Bagaimana kau membunuhnya dan siapa yang berani menyerang seorang bangsawan di backlund?"

"Seluruh kamarku dikelilingi oleh formasi ritual yang telah kujalin dengan hati-hati, kecuali seseorang demi-god yang menyerangku aku cukup yakin untuk membunuh siapapun dibawah sequence 4 dan untuk orang itu adalah Viscount Amera meskipun aku tidak punya bukti konkret tentang hal ini, menurut analisis ku 90% ia adalah orang yang mengirim pembunuhan itu, dari bagaimana ia memiliki niat membunuh tersembunyi dari ku dan ada juga seorang penyihir disisinya karena itu aku yakin dengan tebakanku."ucapku dengan percaya diri, sejujurnya pagi ini dalam waktu 20 menit dia memang telah membentengi seluruh kamarnya dengan mantra ritualistik skala besar, dengan kemampuannya sebagai sequence 7 tentu sangat sulit membangunnya dengan cepat , namun berkat bantuan karakteristik beyonder Omniscient eyes dan uniqness white tower pathways ini sangat mudah meskipun cukup menguras spritualisnya.

"Apa yang anda ingin saya lakukan tuan?" kata Lamu, ia tahu tuannya pasti membutuhkan bantuan untuk sesuatu dengan dia memanggilnya dan menceritakan rahasianya.

"Dengan kemampuanmu seharusnya mudah mencoba untuk mengambil rambut atau darah milik seorang briber dan witch bukan?" tanyanya dengan mata tenang.

"Tentu untuk mengalahkannya akan sulit namun untuk hanya melakukan sebanyak itu akan mudah," kata Lamu percaya diri.

Regis mengeluarkan bola kaca dari sakunya dan menyerahkannya pada Lamu.

"Aku telah mengatur tanda pada Amera sehingga kau dapat melacak dirinya dengan lebih mudah, pergilah dengan cepat."

Lamu mengangguk, ia memegang gagang pintu kabin dan tak lama kemudian seluruh hal disekitarnya seolah terdistorsi dan ia menghilang.

'aku harap kau tidak mengecewakanku,' pikirnya dan ia merasakan ramuan detektifnya mulai dicerna kembali.

'Detektif tidak harus mengambil tindakan secara langsung selama meraka dapat mengarahkan dan menganalis dengan tepat target mereka bahkan jika target itu tidak mati ditangannya sebagai seorang detektif ia telah mengambil andil dengan tepat.'