webnovel

PROLOG

"AAA!!."

Semua orang di rumah terbangun dan lantas segera keluar menghampiri sang perempuan yang menjadi pelaku teriakan tadi

"Kak kenapa?!." Pekik Dhea panik

"I-itu…"

Dhea dan Lya mengerutkan keningnya karena penerangan yang minim. Lantas Lya menyalakan lampu di handphone dan seketika matanya terbelalak

"M-mayat siapa itu?!." Sentak Dhea sambil merangkul Zara yang hendak menangis

"T-tadi aku mencium aroma tak sedap, dan ternyata berasal dari kebun." Ujar Zara yang mulai menangis

"Itu, itu mayat pak Harto." Ucap Lya tiba-tiba membuat kedua kakaknya membeku

"Aduh kenapa disaat rumah sepi?!." Pekik Dhea frustasi

"Kita tak bisa apa-apa, ayo kembali dan telpon mama!." Perintah Lya dan disetujui. Lantas mereka bertiga kembali masuk, tapi kali ini mereka tidur di kamar sang adik bungsu yang sama sekali tak terganggu, Alisha

Tutt… Tutt…

"Sepertinya mereka kehabisan baterai, bukankah mereka baru saja sampai jam segini?." Ujar Dhea karena tak ada satupun keluarga yang mengangkat telpon

"Kita tidur aja, semoga mereka bisa dihubungi." Kata Zara walau ada kekhawatiran yang tersirat di wajahnya

Semuanya setuju lalu tertidur bersama di kasur sprei princess Disney itu

    Keesokan Harinya…

"Ha?. Suara apa itu?." Zara yang tiba-tiba terbangun juga membangunkan kedua adiknya

"Eunghh, siapa yang mengetuk sekeras itu di pagi buta begini?." Keluh Dhea

"Biar aku aja." Lya bangkit lalu keluar dan melewati meja tv

Disana ada sebuah senjata seperti ketapel bernama sling shot, entah kenapa Lya memutuskan untuk membawanya lalu segera keluar. Karena mengantuk ia langsung saja membuka pintu

"Siapa-." Lya tercekat saat ujung pistol itu menyentuh dahinya

"Dimana adikmu?."

"Ha?. Aku tak punya adik." Jawab Lya santai, walau jantungnya sudah jedag-jedug

"Dimana Alisha?!."

"Sudah kubilang tidak tau."

"Jawab atau kau akan ma-."

Sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya, Lya lebih dulu menendang selangkangannya kuat hingga jatuh kesakitan. Tak sampai disitu, ada seorang pria lainnya yang menembak terang-terangan

   DORR

Namun Lya dengan cepat menghindar lalu menghajar dagu pria itu keras sehingga ia jatuh pingsan

"Lya kenap-."

Tanpa ba-bi-bu, Lya segera menutup pintu lalu menarik Zara ke kamar

"Ayo pergi!." Lya menggendong Alisha yang masih tertidur dengan gaya karung, lalu mereka berempat menuju belakang

"Apa yang terjadi?. Suara apa tadi?!." Pekik Dhea setelah Lya berhasil membuka pintu dengan kunci cadangan

"Entahlah, yang pasti mereka mengincar Alisha dan kita pun harus selamat."

Pintu pun terbuka, namun Lya segera menahan kedua kakaknya dan memberikan Alisha kepada Zara. Pria itu berbalik dan tersenyum remeh

"Well well well, lihat siapa yang datang?."

Lya menajamkan matanya

   BRAKK

Tiba-tiba pria itu jatuh setelah sebuah batu menghantam kepalanya

"Tante Loussy!."

"Anak-anak, ayo ikut aku dan pastikan Alisha aman!."

Ketiga saudari itu saling tatap lalu mulai mengikuti tetangga mereka itu yang merupakan sahabat orang tua mereka

Mereka keluar, masih dengan Zara yang menggendong Alisha. Mereka terkejut melihat kota yang berbeda. Asap dimana-mana kendaraan yang sudah hancur, serta mayat-mayat yang berceceran

"A-apa yang terjadi?." Tanya Lya

"Mereka membantai semua orang, hanya untuk mengambil adik kalian." Jawab Loussy sambil menyuruh mereka berhenti di belokan

"Emang adik kami kenapa?." Tanya Dhea lagi

"Ada sesuatu di darahnya. Dan sialnya mereka mengetahui itu. Ayo!." Ajak Loussy

Mereka lalu mengendap-endap. Sampai tiba-tiba salah satu pria berjas itu lewat membuat mereka berhenti mendadak

"Sial dia berhenti disitu." Keluh Loussy

Lya menatap sekeliling, setelah mendapat sebuah ide ia mengambil batu di dekatnya

"Menunduklah." Pintanya membuat semuanya menengok karena Lya paling belakang

Lya menaruh batu itu di sling shotnya lalu memutarnya dan melemparnya ke tumpukan besi di sebrang pria itu

"Ha?!. Apa itu?!." Pria itu terkecoh lalu mendekat ke tumpukan besi itu

"Nice job. Ayo!." Bisik Loussy

Mereka kembali mengendap-endap, namun tak sengaja Zara menginjak sebuah kaleng

"Oh tidak."

"ITU MEREKA."

"CEPAT TANGKAP."

Peluru-peluru mulai berterbangan

"Semuanya ayo lari!." Pekik Loussy

Mereka berlari mati-matian sampai di sebuah gerbang hutan. Memang rumah mereka di dekat hutan

"Ayo cepat!." Loussy mendorong gerbang dan menyuruh tiga gadis itu masuk lalu hendak menutup gerbang kembali

"Tunggu bagaimana denganmu?." Ujar Lya menahan gerbang

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Pesanku, ikuti danau itu dan temui Shafier." Loussy menutup gerbang dengan keras membuat Alisha terbangun

"Eunghh, suara apa itu?. Eh?. Kak, kita dimana?." Tanya Alisha yang hanya dijawab dengan pelukan Zara

Lya hendak membuka gerbang kembali, namun suara-suara peluru dan darah yang menempel di pintu membuat semuanya shock

Loussy sudah mati.

"Kita harus pergi, Alisha pegang tanganku!." Lya menggandeng Alisha yang bingung

Zara dan Dhea pun saling bergenggaman. Mereka lalu berlari. Dan sialnya pasukan-pasukan berpanah muncul dan menyerang mereka

"Kita harus bagaimana?!." Pekik Dhea panik

"Just keep run!." Ujar Lya yang sama paniknya

"Kak apa yang terjadi?!."

Lya tak sanggup menjawab hingga matanya menemukan danau di depan

"Semuanya tahan nafas!. Lompat!."

     BYURR