2 Bab 11: Koneko (18+)

Alex menggendong Koneko menuju ke kamar. Ketika dia sampai di kamar, Alex langsung membaringkan Koneko dan menciumnya lagi dengan penuh gairah.

Setelah mencium beberapa menit, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Koneko dan berkata dengan lembut, "Aku mencintaimu, Koneko..."

"Aku mencintaimu juga Nii-sa--" Koneko ingin berkata tapi mulutnya di hentikan dengan jari Alex.

Alex menggelengkan kepalanya dan berkata, "Panggil aku dengan namaku saat ini."

Koneko mengangguk dan berkata dengan wajah merah, "Aku mencintaimu, Alex~" Setelah itu mereka berciuman beberapa menit dan Koneko mulai merubah dirinya menjadi bentuk nekomatanya. Dia memiliki telinga kucing dan 3 ekor di pahanya.

Alex yang melihat Koneko berubah menjadi nekomata, mulai bersemangat. Dia membuka baju Koneko dengan cepat dan memperlihatkan tubuhnya yang sangat putih dan halus Dia mendekatkan bibirnya ke pundaknya kemudian turun ke payudara kecilnya, pusarnya yang imut dan menatap vagina kecilnya yang basah.

Dia mendekatkan bibirnya ke vaginanya, kemudian dia memasukan lidahnya dan menjelajahi bagian dalam vaginanya.

"Nyahnn~" Koneko mengerang ketika Alex menjelajahi vaginanya. Dia memegang kepala Alex dengan tanganya dan terus mengerang.

Alex terus menjelajahi vaginanya sampai dia merasakan kaki Koneko bergetar dan sebuah air yang terasa manis keluar dari vagina Koneko.

"Nyaaahhhnnn~"

Alex menghisap semua air manis yang keluar sebelum menjauhkan wajahnya dan melihat wajah koneko yang terengah-engah. Dia melihat vagina Koneko yang basah dan tidak bisa menahan diri lagi. Dia mulai melepaskan semua bajunya hingga telanjang dan memperlihatkan penisnya yang besar. (AN : Ukurannya bayangkan sendiri).

Koneko melihat Alex membuka bajunya. Dia bisa melihat tubuhnya yang ramping dan berotot, kemudian dia melihat Alex melepas celananya dan dia melihat penis nya yang besar. Dia menelan ludah dan gugup pada saat yang sama ketika melihatnya, dia bertanya tanya apakah itu bisa masuk ke tubuhnya yang kecil.

Alex bisa melihat wajah Koneko yang gugup. Dia mendekatkan wajahnya dan berbisik ke telinga kucingnya, "Jangan khawatir, aku akan lembut." dia kemudian mengangkat kaki koneko menjadi bentuk M dan memasukan penisnya perlahan.

Koneko mengangguk, kemudian dia merasakan penis Alex perlahan masuk ke vaginanya dan dia merasakan sakit yang luar biasa.

Dia kemudian melihat leher Alex yang ada di depanya dan tanpa berpikir dua kali, dia langsung menggigit lehernya sampai berdarah untuk meredakan rasa sakit yang ada di vaginanya.

Alex bisa melihat Koneko menggigit lehernya tapi dia mengabaikannya dan merasakan vagina Koneko yang mengencang ketika dia memasukan penisnya. Dia juga melihat vagina Koneko berdarah sebagai tanda bahwa dia masih perawan.

Alex memandang Koneko untuk mengkonfirmasi, "Koneko..." Dia berkata dengan lembut.

Koneko melepaskan gigitanya, kemudian dia memandang wajah Alex dan menganggukkan kepalanya, "Alex nyan...."

Alex mengangguk, dia mendorong penisnya maju mundur dengan lembut dan dia melihat tonjolan besar dari penisnya di perut Koneko.

Setelah beberapa menit Alex perlahan menggerakan penisnya dengan cepat. Dia merasakan dinding dinding vagina Koneko mencengkram penisnya dengan erat. kemudian mendekatkan mulutnya ke puting kecil Koneko, dia memainkannya dengan lidah dan giginya.

Koneko sudah cumiing beberapa kali karena kenikmatan. Dia memasang wajah ahegao dan mengerang. "Nyahnn~ Alex.. Ahhnyahhnnn...!! Nyahhhhh!!" Dia memeluk kepala Alex menggunakan tangannya dan mencengkram pinggul Alex menggunakan kakinya dengan erat.

Suara erangan terus bergema di dalam ruangan. Setelah beberapa menit, Alex mulai merasa sudah waktunya, dia membalikan tubuh koneko dengan kasar menjadi gaya Doggy kemudian dia menggerakkan pinggulnya dengan cepat, "Aku cumming Koneko....!!" dia mengeluarkan spermanya di dalam rahimnya.

Vagina Koneko mencengkram penis Alex dengan erat seolah-olah ingin memeras semua spermanya ke dalam rahimnya.

Koneko kaget ketika Alex mengeluarkan spermanya di dalam. kemudian Alex dan Koneko terbaring terengah-engah di kasur setelah Alex cumming sekali.

Alex mengatur nafasnya setelah berkuda dengan Koneko. Dia khawatir karena dia tidak sengaja mengeluarkan spermanya di dalam, dia khawatir apakah Koneko akan hamil atau tidak. Berbagai pertanyaan muncul di benak Alex dan tiba tiba sebuah pesan sistem muncul di depannya.

*DING*[Selamat! Host mendapat 50,000 Point system setelah kehilangan keperjakaan!]

*DING*[Apakah anda ingin menanam benih sperma kedalam rahim Koneko saat ini?]

-[YA]- -[TIDAK]-

Ketika dia melihat pesan sistem, dia mengedutkan bibirnya. Dia tidak menyangka dia akan mendapatkan poin ketika dia melepaskan keperjakaannya.

Dia kemudian menghela nafas lega ketika dia melihat pesan sistem selanjutnya. Dia bertanya tanya tanya apakah itu ulah dewa yang dia temui dulu.

'YA!' kata Alex dalam hatinya.

Alex menoleh ke arah Koneko yang masih sadar. "Ronde selanjutnya? tenang saja, aku menggunakan sihirku untuk mencegahmu hamil, lagipula kita belum siap membuat anak." Alex berkata sambil membelai pipinya.

Koneko menghela nafas lega ketika mendengar Alex menggunakan sihirnya untuk mencegah hamil. Dia belum siap memiliki anak saat masih sekolah.

Dia berpikir sebentar dan mengangguk. Lagipula dia tidak terlalu lelah.

"Kalau begitu, IKUZOO!!" Kata Alex dengan bersemangat.

"Nyaaa!!!"

Setelah itu mereka terus berkuda beberapa ronde lagi sampai pagi.

(AN : ya maaf kalau adegan 18+ kurang intens.... Aku masih perjaka bgst!)

***

Sementara itu di sebuah kegelapan ada kakek tua yang sedang membaca buku tiba tiba bersin.

*ACHOO!!*

Dia membersihkan wajahnya dengan tisu dan bergumam, "Apakah Alex membicarakan aku saat ini? Aku bertanya tanya apakah dia suka hadiah dariku..." Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dasar anak muda saat ini..." Dia kemudian melanjutkan membaca bukunya.

***

Di siang hari. Koneko bangun dari tidurnya dan melihat Alex menghilang dari sampingnya, dia ingin mencoba bangkit dari kasurnya tapi dia merasakan sedikit perih di kakinya.

*CEKLEK*

Pintu terbuka perlahan dan mengungkapkan Alex yang masuk ke kamar sambil membawa makanan di tangannya. "Jangan bergerak dulu, kakimu masih sakit setelah tadi malam." Alex berkata sambil berjalan dan duduk di tepi kasur.

Koneko memerah ketika mengingat tentang malam liar kemarin. Dia kemudian ingat seusatu dan bertanya ke Alex, "Kenapa kamu tidak berangkat sekolah, Nii-san?" Koneko memanggil Alex dengan 'Nii-san' karena dia hanya memanggilnya dengan nama asli saat di ranjang.

Alex mencubit hidung kecil Koneko dan berkata, "Tentu saja, untuk merawat kucing kecilku yang sakit saat kehilangan keperawanannya." dia kemudian mengambil makanan dengan sendok dan memberi makan Koneko, "Buka mulut mu, Ahhhhhh..."

Koneko tersipu. "Ahhhh," Dia membuka mulutnya dan mengunyah makanan.

"Bagaimana?" Alex bertanya.

"Enak, seperti biasa Nii-san," Jawab Koneko. Sebelum Koneko bisa memasak, dulu yang mengajarinya memasak adalah Alex.

Alex tersenyum lembut, "Ahhhh," Dia memberi makan Koneko lagi.

***

Di sore hari. Alex saat ini duduk di sofa sedang memainkan ponselnya. Di sampingnya ada Koneko yang sedang makan es krim sambil menonton TV.

Alex membuka kontak nya dan mengirim pesan ke Issei.

Alex : Issei, bisakah kau buat ijin ke guru kalau aku dan Koneko tidak masuk sekolah.

Issei menjawab setelah beberapa menit.

Issei : Hah, kenapa aniki, apakah kalian sakit?

Alex : Tidak, cuma Koneko yang sakit, aku sedang merawatnya sekarang.

Issei : Mau aku mampir Aniki?

Alex : Tidak usah, biar aku yang merawatnya.

Issei : Yahhh... Ngomong-ngomong Aniki, apakah kamu ingat pacarku Yuuma-chan kemarin, Kamu melihatnya kan, saat aku berkencan dengan dia.

Alex mengangkat alisnya ketika melihat pesan Issei.

Alex : Aku tak akan menjawab pertanyaan mu itu, tapi nanti kamu akan tahu sendiri.

Issei : Hah apa maksudmu Aniki.

Alex tidak menjawab pesannya dan menutup teleponnya.

Koneko menoleh ke Alex dan bertanya. "Apa ada yang salah?" Dia penasaran.

Alex menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak. Aku hanya merasa Issei mungkin akan terkena masalah nanti." Dia bangkit dari sofa dan mengeluarkan pedang kayunya dari inventaris.

"Kemana kamu pergi?" Koneko bertanya.

"Kamu tidak usah ikut. Aku akan menyelamatkan Issei." Alex berkata sambil mencium pipi Koneko singkat.

Koneko mengangguk dan melambaikan tanganya. "Hati-Hati di jalan."

"Aku berangkat." Kata Alex sebelum berubah menjadi Kilatan.

***

Sementara di tempat Issei. Dia menghela nafas setelah mendapat sms dari Anikinya, dia bertanya tanya apa yang di maksud Anikinya.

Dia sekarang dalam perjalanan pulang setelah menonton DvD di rumah temanya. Dari tadi dia merasa aneh, dia merasa bahwa energi mengalir banyak di tubuhnya.

Penglihatannya meningkat bersama dengan semua indranya. Mata dan telinganya menjadi membaik, dia bahkan bisa mendengar percakapan dari rumah orang lain dan melihat jalanan di malam hari.

Dia terus berjalan tanpa sadar sampai dia berhenti dan melihat sebuah Air mancur di taman.

'Aku ingat tempat ini..."

'Aku ingat taman ini.... Ini taman tempat terakhir yang aku kunjungi saat kencan dengan pacarku Yuuma-chan' Issei berpikir sambil mendekat ke air mancur.

Dia menyentuh pinggiran air mancur, "Yuuma-chan," Dia bergumam memanggil namanya. "Aku tidak ingin mempercayai bahwa itu mimpi..."

*Wenggsss...*

Sebuah suara mucul di belakang Issei yang membuatnya kaget, "Apa!?" Dia membalikan tubuhnya.

Suasana menjadi tegang dan seorang om-om memakai topi dan jaket besar yang terlihat mencurigakan muncul dari kegelapan. "Ini jarang terjadi. Mungkin ini hari keberuntunganku bertemu seseorang sepertimu di tempat ini." Kata Om-om mencurigakan itu sambil berjalan mendekat kearah Issei.

Issei di sisi lain tubuhnya sangat gemetaran, "Kenapa tubuhku tidak bisa berhenti bergetar..." Issei bergumam gemetaran sambil melihat om om di depanya.

Om om itu membuka matanya dan menyeringai sambil mengeluarkan niat membunuh kearah Issei.

Issei yang merasakan niat membunuh itu gemetaran dan dia melompat mundur tanpa sadar. "Aku hanya bermaksud mundur sedikit!" Kata Issei dengan terkejut.

Om om itu tidak mendengar kata Issei dan berkata, "Mau kabur, ya?"

Issei saat ini sangat bingung dan takut dengan situasi saat ini, "Aku tidak tahu apa yang terjadi!" Dia berteriak dan berlari cepat kearah belakang.

Ketika dia berlari dia melihat bulu berjatuhan di depanya, "Bulu?" dia terkejut. "Yuuma-chan" Dia mendongak ke atas tapi yang dia lihat adalah om om tadi mengejarnya menggunakan sayap.

Om om itu turun kebawah muncul di depan Issei dengan tiba tiba yang membuat Issei kaget dan menjatuhkan tas nya.

"Inilah kenapa mahkluk tingkat rendah sangat menyusahkan." Om om itu berkata.

Issei mundur beberapa langkah, "A-apa aku bermimpi lagi!?" Dia tergagap ketika melihat Om om di depanya memiliki sayap hitam.

"Hmph. Aku tak merasakan kehadiran majikanmu atau rekanmu sama sekali. Aku tak melihat apapun yang tengah mencoba untuk menyembunyikan kehadiranya. Dan tidak ada lingkaran sihir muncul disini. Menurut situasi saat ini, kau adalah 'Liar'. Sehingga tak masalah ketika aku membunuhmu." Setelah menganalisis. Om om itu mengangkat tanganya dan sebuah tombak biru muncul di tanganya.

"Kalau begitu, Aku bisa membunuhmu." Dia berkata dan mengayunkan tombaknya kearah Issei.

Issei mundur beberapa langkah dan terjatuh. 'Percuma saja! Seseorang tolong aku!' Dia berteriak meminta tolong dalam benaknya.

*WOSSSH*

Tombak biru meluncur kearah Issei, Tapi sebelum tombak menembus tubuhnya, sebuah pedang kayu tiba tiba menghantam tombak itu sehingga meleset kearah lain.

Issei membelalakkan matanya ketika melihat apa yang ada di depanya. "Aniki!?"

"Yare yare.... kau selalu membuat masalah untuku, Issei."

avataravatar
Next chapter