1 Kebangkitan

Tahun 2037, sebuah gerbang tiba-tiba muncul di seluruh dunia. Pada tahun pertama gerbang aneh itu sama sekali tidak memiliki dampak apa pun. Namun, pada tahun selanjutnya, atau lebih tepatnya pada tahun 2038 gerombolan monster muncul dari dalam gerbang dan meluluhlantahkan setiap kota besar.

Tak ada satu pun senjata modern yang mampu melawan mereka, sekalipun itu nuklir. Kejadian itu menghancurkan lebih dari setengah populasi umat manusia. Di saat semua orang berputus asa, setitik terang muncul dari kegelapan terdalam.

Beberapa manusia yang diberkahi dengan kemampuan super muncul dan mulai membantai monster. Mereka bertarung dengan sengit. Monster yang mati pun menjatuhkan berbagai material berharga. Sekelompok orang dengan kekuatan super itu di sebut Hunter.

Mereka yang menjadi hunter mendapatkan segalanya, baik itu kehormatan, kekayaan bahkan perempuan. Namun, kapan pun zamannya dan tak peduli apa pun sebabnya, kegelapan pasti akan hadir di antara cahaya. Para hunter mulai bertindak sesuka mereka, bahkan menyebabkan kekacauan.

Demi mengatur dan memberikan perasaan aman bagi orang biasa, pemerintah yang didukung beberapa hunter kuat membentuk sistem dan kelompok baru. Mereka menyebutnya sebagai Asosiasi Hunter yang di bawah perintah langsung pemerintah.

Tentu saja hunter kuat lainnya pun memutuskan untuk melakukan hal yang sama dan mulai membentuk kelompok mereka sendiri. Kelompok itu masih di bawah aturan pemerintah tetapi tidak terikat oleh aturan pemerintah. Mereka menyebutnya sebagai Guild.

Guild-guild besar mulai bermunculan satu per satu. Namun, ada sebuah kisah yang tak diceritakan kepada dunia. Kisah seorang pahlawan dengan gelar serigala penyendiri. Seorang pahlawan yang mengorbankan dirinya demi dunia, tetapi dilupakan oleh manusia.

Tanggal 29 bulan Mei tahun 2038, tepatnya 3 bulan setelah kedamaian kembali tercapai—Kyoto.

Di bawah sinar rembulan, seorang pria berdiri menatap nanar angkasa. Ribuan bintang menghiasi langit malam. Rambutnya yang seputih salju terurai lembut. Matanya memiliki warna yang unik, di mana mata kanan semerah darah dan mata kiri sebiru lautan.

"Status," lirihnya seraya menatap sebuah layar biru yang perlahan muncul di hadapannya.

Semenjak hunter muncul, dunia berubah sepenuhnya. Setiap hunter memiliki status masing-masing dan keunikan tersendiri. Ketika mereka menyebut kata "status windows" sebuah layar biru akan muncul di hadapan mereka dan memperlihatkan semua kemampuan yang mereka miliki. Namun, status windows hanya bisa dilihat oleh diri sendiri.

Status Windows

Nama : Lucifer Azazeilia

Level : 1 (0/1.000(0%))

Health point : 100/100

Mana poin : 10/10

Title : tidak ada

Experience yang terkumpul saat ini : 0

Kelas : Karena beberapa alasan yang tidak diketahui, kelas Player disegel. (Membutuhkan 1.000.000 poin exp untuk membuka kelas)(Kelas yang tersedia : Blackmist/True Hero/True Demon God)

Memungkinkan untuk membuka semua segel untuk sementara waktu (Syarat : 1.000.000 exp untuk membuka semua segel selama 20 menit)

Kemampuan : Karena beberapa alasan yang tidak diketahui, semua kemampuan Player disegel. (Membutuhkan 1.000 point exp untuk membuka segel pertama dari 9 segel utama. Jumlah experience yang dibutuhkan akan meningkat seiring terbukanya segel.)

Senjata : Karena beberapa alasan yang tidak diketahui, senjata utama Player disegel. (Memerlukan 10.000 point exp untuk membuka segel senjata normal class)

Senjata sementara :

denger (normal class)

Agi +1 Str +1

Status :

Strength : 1

Agility : 1

Vitalitas : 1

Intelegensi : 1

Lucky : 1

Aura : 0

"Hmm ... sepertinya mustahil untuk kembali seperti dulu. Sialan!"

Lucifer Azazeilia atau yang kerap disapa Lucia, merupakan seorang hunter dari generasi pertama. Yang artinya dirinya merupakan salah satu pendahulu sekaligus hunter terkuat. Namun, karena suatu alasan dirinya terpaksa harus kehilangan semua kekuatannya dan dipaksa menyembunyikan keberadaannya.

Bahkan saat ini dirinya begitu kesulitan untuk membunuh monster dengan level yang sama, karena statistiknya yang begitu rendah. Dia kini hanya hidup sebagai gelandang tanpa arah dan tujuan, bahkan untuk makan pun ia sangat kesulitan. Lucia sebenarnya bisa membuka segelnya secara paksa untuk sementara waktu, tetapi itu akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi dirinya, bahkan memiliki kemungkinan kematian.

"Kini uangku hanya tersisa untuk membeli sepotong roti. Tampaknya aku harus mulai bekerja jika ingin terus hidup di dunia yang busuk ini," ujar Lucia perlahan pergi untuk membeli sepotong roti.

Dia melangkah pelan tanpa arah dan tujuan. Cahaya rembulan dan gemintang menjadi temannya dikala kesepian melanda.

Di sisi lain, sebuah gerbang dimensional atau yang lebih dikenal sebagai gate mengalami peluapan mana yang berlebihan hingga terciptanya celah di antara ruang dimensi yang menghubungkan dua dunia. Sederhana sebuah dungen break akan terus mengeluarkan monster hingga penguasa dungeon dikalahkan.

Jenis dan jumlah monster yang muncul pun beragam, tergantung dari seberapa tinggi rank dungeon tersebut. Singkat kata, sebuah gate yang mengalami dungeon break merupakan bencana yang bisa menghancurkan dunia.

Sebuah monster berbentuk manusia kerdil dengan tinggi tak lebih dari 150 cm mulai bermunculan dari dalam dungeon. Seluruh tubuhnya berwarna hijau dengan hidung besar dan penampilan yang kurang enak dipandang. Mereka membawa pedang kecil dan perisai lusuh.

Kekacauan langsung terjadi begitu dungeon mengalami break, bahkan hanya lewat 5 menit sudah ada beberapa korban jiwa. Yang lebih mengkhawatirtan adalah fakta bahwa setiap wanita yang tertangkap akan dilecehkan oleh monster itu. 10 menit berlalu, perlahan monster dengan tubuh yang lebih besar muncul. Mereka membawa gada dan memiliki taring panjang serta tubuh yang begitu besar nan tinggi—Orc.

Semua orang berlari tanpa peduli satu sama lain. Mereka saling mengumpankan sesama agar bisa lepas dari marabahaya. Nahas, di tengah kerusuhan itu seorang anak terjatuh karena ulah orang dewasa. Ia hanya bisa menangis dan pasrah ketika monster tersenyum dan mengarahkan senjata mereka.

"Mama ... hiks, to-tolong aku!" isaknya berteriak dengan lantang.

"Ge ge ge...." Mereka tertawa dengan keras, lanjut mengayunkan senjatanya.

"Slash!" Sesaat sebelum bocah itu bertemu dengan Tuhan, Lucia muncul entah dari mana dan langsung menahannya serangannya dengan susah payah. Jelas Lucia terlihat sangat marah karena melihat begitu banyak darah yang tumpah secara percuma. "Hei, apa yang kalian coba lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang para hunter itu lakukan saat ini? Apa kalian pikir nyawa manusia itu hanya sebuah candaan?" tegas Lucia seraya memancarkan hasrat membunuh yang teramat kuat.

Di saat amarahnya telah mencapai puncak, beberapa hunter dengan perlengkapan lengkap nan mewah muncul dan mulai berburu monster. "Haa ... merepotkan. Padahal aku lagi tidur," gerutu seorang hunter.

Ada total enam hunter yang muncul, dan mereka semua terlihat sangat santai seolah apa yang terjadi bukan urusan mereka. Seseorang dari mereka menghampiri Lucia, lekas memberi perintah untuk segera menjauh dari sana. Akan tetapi, Lucia yang telah tersulut oleh amarah, terus menatap ke depan dengan tatapan dipenuhi hasrat membunuh.

Namun, ia sadar bahwasanya dirinya saat ini sangatlah lemah dan tak berdaya. Bahkan Lucia hanya bisa pasrah dan mengikuti perintah mereka. Dia mundur dengan menggendong anak kecil itu. Barulah ketika dirasa sudah tiba di tempat yang aman, Lucia termenung meratapi kelemahan dirinya.

Sial, mau sampai kapan aku begini? Mau sampai kapan aku menjadi lemah! Sialan! batinya seraya mencengkeram erat tangannya hingga berdarah.

"Sudah aman, silakan pergi," kata Lucia tersenyum.

Anak itu masih menangis, dan hanya bisa berdiri menatap kepergian Lucia. Entah apa yang dipikirkan olehnya, sehingga dia kembali ke tempat semula. Baru saja beberapa meter ia melangkah, seorang hunter yang ditemuinya sebelumnya berlari dengan wajah pucat.

"Si-sialan! Tidak ada yang memberitahuku bahwa monster itu ada di sini. Sialan!" teriaknya seraya terus berlari.

Lucia langsung sadar hanya dengan mendengar dan melihat sikap hunter itu. Ia tahu pasti terjadi sesuatu yang di luar kendali, atau mungkin muncul monster kuat yang tak bisa ditangani hunter sekelas mereka. Ketika tiba di sana, Lucia sangat terkejut karena melihat sudah tidak ada lagi manusia yang hidup. "Sistem, gunakan usia dan energi kehidupanku untuk membuka segel pertama dari kelas true demon lord!"

avataravatar
Next chapter