webnovel

K114S 13411K DU4

Batu kristal Amethium adalah sumber kekuatan untuk teknologi yang super canggih di kota ini, batu kristal berwarna ungu yang berhasil memajukan teknologi dunia.

Semakin banyak penggunaan kristal, semakin naik level alat yang orang-orang gunakan.

Hari ini aku diwawancara untuk menyampaikan beberapa kata dan menjawab pertanyaan.

"Sekali lagi aku katakan! Tidak akan ada yang bisa mengalahkanku di arena gorld. Liat saja si Ferg, dia tumbang layaknya bayi yang baru belajar jalan!" ujarku dengan candaan.

Semua orang yang hadir tertawa dengan renyah.

"Anda telah memenangkan arena ini empat kali, bagaimana jika waktunya anda melawan King Saver?" tanya salah satu pewawancara. Seketika semua orang terdiam dan menanggapi pertanyaan itu dengan serius. Mereka sangat menunggu jawabanku.

"Akanku laksanakan besok!" jawabku dengan tersenyum tipis dan memandang tajam pewawancara yang bertanya tadi.

Cekrek! Cekrek! Cekrek!

Suara kamera terdengar bergemuruh, jawabanku seperti berita besar untuk seluruh dunia.

***

Hari baru telah tiba, tepat jam sepuluh pagi aku sudah berada di pusat bandar kota, sambil memegang sebuah kartu yang bertuliskan 'Izin login'. Kartu tersebut adalah akses untuk masuk ke portal ruang dan waktu menuju King Saver berada.

Seluruh orang berkerumun menyaksikan keberanianku. Di depan ada sebuah lubang lingkaran yang sangat besar, dua kali besarnya dari diriku. Di sampingnya ada sebuah papan kecil tempat meletakkan kartu tersebut.

Semula lubang itu terlihat tembus pandang bahkan bisa dilewati, tapi itu hanya lubang biasa yang tidak mengantarkan kita kemana-mana. Kemudian saat ditancapkan kartu itu di papan pengakses.

Mesin portal dengan seketika bersinar bercahaya ungu.

Semua orang terkagum-kagum melihatnya, aku langkahkan kaki dengan gagah dan masuk ke dalamnya.

Swing!

Portal itu tertutup dan hilang.

***

Tahun 2041

Tiga hari aku berada di masa depan, beristirahat. Sungguh aku tidak percaya bisa berada disini. Berkeliling menyaksikan kemegahan dan kemajuan kota Imthivt di tahun ini.

Sekarang waktunya melawan King Saver, pujangga berumur 33 tahun.

Pertandingan babak ketiga sudah sedari tadi dimulai, sangat mudah King saver mengalahkanku. Wajah dan tubuhku luka dimana-mana, bahkan kostum yang kukenakan juga hancur berlubang-lubang.

Setiap armor-ku telah selesai di masa cooldown, aku selalu menggunakannya untuk berlindung dari serangan yang sangat kuat oleh King Saver.

King Saver sebenarnya cacat, tidak bisa berjalan. Daripada memilih memasang kaki mesin, ia lebih memilih duduk di kursi roda.

Disetiap pertarungannya ia hanya diam ditempat. Pemain sulit untuk menembak ataupun memukul kearahnya, karena ia mempunyai armor yang luar biasa kuat dan saat ia menembak, masa seperti itulah armor-nya mati. Namun, saat ia diam kembali armor miliknya aktif lagi.

King Saver! Aku sudah tau kelemehanmu.

Lima detik lagi aku bisa menggunakan armor, terus menggeser eye lens mencari sebuah benda pusaka. Aku menemukannya! Sebuah chips yang membuat seluruh benda yang digunakan naik level 2 kali lipat dari biasanya dalam jangka waktu lima menit.

Aku masukan chips tersebut ke dalam viwatch dan dengan seketika semua benda yang ku gunakan meningkat. Begitu juga kostumku, lubang-lubangnya hilang dan kembali seperti baru.

Waktunya tiba. Fastboard kukendalikan dengan kecepatan zig-zag, ini sangat cepat! Sampai di depan kiri King Saver, aku langsung mengaktifkan armor. Saat itu ia menembakku dan tidak tau aku telah mengaktifkan armor. Lalu senapan laser kuarahkan ke eye lens-nya dan—

Boom!

Eye lens ia pecah.

Kreeet!

***

Tahun 2005

Aku dimana? Bukankah aku berada di arena gorld! Bahkan aku masih memakai kostum berlubang-lubang ini. Aku lirik kalender yang berada di dinding sebelah cermin di depanku, tahun 2005?

"Bambang Kurniawan! Alias Bamz!" Dari arah belakang ada yang menyebut namaku.

Aku lalu melihat orang tersebut. Ya Tuhan! Dia adalah Legend Thys! Sang penemu batu kristal amethium dan pembuat arena gorld.

"L-legend ... T-thys!" Aku tidak percaya telah menemui legenda gorld dan kini ia berumur 50 tahun.

"Bamz!" sapanya tersenyum. "Hidup memberikan banyak rintangan, tidak ada waktu dimana kita benar-benar menang. Saat berhasil menaiki satu tangga, kita tidak akan puas pasti ingin naik dan naik!" lanjutnya sambil melihat sebuah senapan laser level 1.

Ctas! Ctas!

Haa! Dia menembak eye lens dan viwatch-ku. Aku langsung duduk tersungkur.

"Sadarlah Bamz!" Ia kembali bersuara. "Apa tahapanmu selanjutnya? Menjadi penguasa kota? Negara, atau dunia? Benda-benda ini bukankah hanya sebuah kesenangan? Kita tidak tau apakah benda-benda ini benar ada dimasa depan. Tapi yang pasti selama kamu hidup, ujian akan selalu datang. Perbaikilah hidupmu yang sebenarnya dan akhiri ini semua, menghayal tidak akan ada habisnya. Begitu juga ujian, Akan hilang jika kamu mati!"

Sebuah basoka ditembakkannya ke arahku.

Boom!

***

"Hah-hah!"

"Nak! Akhirnya kamu sadar, ah ibu khawatir sekali!"

***

Tahun 2019

Inilah aku sebenarnya. Ibu menceritakan jika aku koma selama 14 hari. Mungkin aku memang sangat lemah, sehingga pembulian yang terakhir kali itu membuatku harus dilarikan ke rumah sakit.

Ibu pergi keluar mengambil makanan. Air mataku jatuh. Aku merenung, rebahan menghadap ke kanan.

Pembulian tersebut bukanlah mimpi, tapi justru kesuksesan yang imajinasiku buat yang menjadi mimpi. Mimpi yang menemaniku disaat koma.

Indah, sayangnya menyakitkan. Kesedihan ini bisa ku akhiri jika aku bertindak.

***