7 Rencana Davion

Mata birunya berkilauan, menatap intens manik coklat milikku, aku terkesiap, ku akui, dia pria tertampan yang pernah aku temui.

"Jadi, begini caramu menarik perhatian laki-laki? cih amatiran, murahan sekali! benar-benar menjijikkan disentuh oleh wanita sepertimu! tidakkah kau membaca persyaratan menjadi Pramugari pribadiku?" ucap Davion dengan dinginnya sembari berdiri dari atas tubuh Gwen dan menepuk-nepuk dada dan pahanya seakan tengah membersihkan debu.

Sedang Gwen masih mencoba untuk mengontrol amarahnya, ia tidak ingin hanya karena kesalahan kecil, kesepatannya untuk menemukan Gerald semakin sulit.

Namun sesungguhnya dia bukanlah wanita penyabar.

"Di larang menarik perhatian atau menggoda atasan mu!!! berkacalah!!! kau bukan tipeku!!!" bentak Davi sambil menunjuk-nunjuk wajah Gwen.

'Dua kali..' gumam Gwen menghitung hinaan yang dilemparkan padanya.

Titik kesabarannya pun nyaris kering terkuras.. dadanya sudah naik turun menahan amarah, dan kedua tangannya telah terkepal kuat, siap untuk di layangkan ke wajah pria tampan yang ada di hadapannya.

'Sekali lagi, beri dia kesempatan sekali lagi..' ucapnya membujuk hatinya untuk bersabar.

"Ambilkan aku pakaian baru, gadis ini sudah menyentuhnya! menjijikkan disentuh oleh wanita murahan!!!" tambah Davi berbicara pada para bodyguard miliknya.

Sungguh Gwen tak mampu bertahan, akhirnya ia pun membalas setiap cacian Davi padanya, saat itu juga.

"Apa katamu!!! Kau kira aku tertarik padamu hah?"

"Ini hanyalah sebuah ketidak sengajaan" tunjuknya pada lantai, tempat ia tersungkur tadi.

"Begitu picik jalan pikiranmu tuan! aku tidak menyangka, orang nomor satu di dunia malah memiliki otak sebesar biji gandum! hanya karena sebuah accident kecil, kau sudah menuduhku sembarangan?" tambahnya sembari melangkah maju mendekati Davi.

"Disini, aku yang dirugikan! aku menahan berat bobot tubuhmu! dan kau sudah menyentuh permukaan tubuhku!!! bukankah seperti itu yang dinamakan pelecehan? namun aku bukan orang yang picik, aku tau ini adalah kesalahanku, jadi keuntungan yang sudah kau ambil tadi tidak ku perhitungkan!"

"Hey nona! cukup! jaga bicaramu!" ucap salah seorang bodyguard yang hendak menarik Gwen kembali mejauhi bossnya.

Namun Davi malah memberikan instruksi pada sang bodyguard dengan menunjukkan telapak tangannya di udara, yang mengartikan, dia pribadi mengizinkan wanita itu untuk menghinanya.

Hingga membuat sang bodyguard pun terdiam dan mundur seketika.

"Mengapa biji gandum?" tanya seorang bodyguard pada temannya yang juga satu profesi dengannya, namun hanya di jawab dengan ekspresi mengangkat bahu saja.

"Alasanku menarikmu hanya karena kau yang terdekat, hanya kau yang tergapai olehku! agar meminimalisir resiko aku terluka parah, jika saja pak tua itu yang duduk ditempatmu, maka dia yang akan aku tarik!" tunjuk Gwen pada asisten Davi

"Ini bukan masalah milih-memilih, ini hanyalah meminimalisir resiko kecelakaan saja tolong di buka itu otak mu! heran, bagaimana bisa orang bodoh sepertimu bisa menjadi orang no.1 di dunia?" cemooh Gwen yang sungguh membuat Davi tercengang. gadis itu benar-benar berani.

"Yang dia katakan tidak salah tuan.. ini hanyalah kecelakaan" bisik sang Asisten di telinga Davi

"Dan Asal kau tau, pak tua itu jauh lebih menarik dari dirimu, dia juga lebih sopan dan dewasa, jadi jangan terlampau memuji dirimu sendiri! di dunia ini, masih ada orang yang akan menolakmu, kau bukan tuhan, ataupun dewa! jadi kurangi kepercayaan dirimu itu!

"Untuk apa aku menghabiskan tenaga mengejar pria brengsek dan picik sepertimu? sungguh buang-buang tenaga!"

Gwen pun berhenti melangkah, saat jaraknya dan Davi hanya tersisa 1cm.

"Bahkan jika hanya tersisa kau saja didunia, aku tetap tidak akan memilihmu!" Ucap Gwen dengan nada bicara yang mulai merendah.

Kini ia menantang balik mata tajam Davion yang terus menatapnya, bahkan tanpa berkedip.

Wajah mereka begitu dekat, Davi pun dapat mencium aroma Vanila dan mint dari hembusan napas Gwen.

Beberapa detik beradu mata, sungguh Gwen lah pemenangnya, hingga Davi hanya mampu memalingkan wajahnya ke arah ASISTEN tuanya yang sudah berusia 50 tahun. Wangi vanila yang tercium di sekitar Gwen mulai membuat Davi kecanduan.

Cukup lama Davion menatap kearah asisten tuanya, dan ia tidak mampu melihat sisi mana dari diri pria tua itu yang mampu mengalahkan pesonanya, sungguh dia tidak suka itu.

Setelah perdebatan singkat, Gwen dan Davion kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, usai sang pilot mengabarkan bahwa pesawat akan segera melakukan pendaratan.

Tanpa sepatah katapun keduanya kembali dengan tenang.

Gwen duduk di bangku khusus pramugari, dan Davion masih duduk di tempatnya semula, ia dan sang Asisten kembali menggumamkan masalah pekerjaan.

Meski ujung matanya sesekali melirik ke arah Gwen yang duduk tak jauh di belakangnya.

Pria itu menjadi penasaran, tak sekali pun ada yang berani mengatainya, apalagi langsung di hadapannya, perasaan jijik itu seketika berubah hanya dalam hitungan detik.

Apa lagi, wanita itu mengatakan bahwa Pablo lebih menarik dari dirinya, ia sungguh seakan merasa tertantang untuk menakhlukkan kucing liar itu.

"Aku ingin tau siapa dia? berikan padaku Cv yang ia kirimkan ke perusahaan" perintah Davion pada Pablo.

Hanya dalam hitungan detik, pablo sudah memberikan apa yang Davi minta.

Davion membacanya dengan seksama, melalui layar tab miliknya.

"Oh.. Gwen Emery.. lajang uhm.. usia 28 tahun lumayan.. mateng, kelebihan : sabuk hitam taekwondo, wow pantas saja dia seperti kucing liar, fasih dalam berbicara 10 bahasa asing Rusia, turky, arab, indonesia, thailand, korea, inggris, latin, polandia, dan Jerman. oke.. ini semakin menarik.." gumamnya

'Dia tidak hanya menarik melalui penglihatan, tapi ia juga gadis yang smart! pantas saja dengan gamblangnya berani memarahi ku, bahkan di depan semua anak buahku, dia tidak lagi takut mati, karena merasa sabuk hitamnya cukup untuk ia gunakan melawan para bodyguard ku? cih.. terlalu percaya diri.. tapi, aku suka.. bisa ku gunakan sebagai alat' gumam Davion dalam hati

"Ini tambahan biodata umum tentangnya, yang saya temukan di internet tuan" ucap Pablo menambahkan beberapa informasi temuannya.

"Lajang, yatim piatu sedari usia 4 tahun, lulusan Duke Univercity, orang tua meninggal karena kecelakaan, kemudian di urus oleh negara hingga wisuda, kemudian hidup mandiri di usia 21 tahun" ucap pablo membacakan penemuannya secara bisik-bisik. Yang sebenarnya bahkan Gwen tidak tau apa yang tuliskan di dalamnya.

Biodata tersebut, W lah yang membuatnya.

Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu, pesawat yang mereka tumpangi telah mendarat di LAX Bandar Udara Internasional Los Angeles, CALIFORNIA. AMERIKA SERIKAT.

"Aku menginginkannya! bawa dia kembali ke kediaman!" Perintah Davi pada Asistennya yang sontak membuat pria berumur setengah abad itu terkejut.

"Maksud anda tuan?" tanya pablo lagi, takut ia salah paham pada apa yang dimintai oleh Davi.

"Pendengaran mu tidak bermasalah Pab, kau mendengar apa yang aku minta barusan!" jawab Davi

"Tapi tuan..?"

>>>>>>>>>>>>>>>>>***<<<<<<<<<<<<<<<<<

Agar tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya, jangan lupa :

#Tambahkan Lie's ke LIBRARY ya..

klik tanda + nya…

agar, saat Gwen update, kalian dapat notifikasinya.

#Boleh juga Sumbangan Psnya ya… ^^

Thankyou all…

i'm nothink, without you..

Hope u like all my story..

I do it my best..

"Call_me_Mi"

avataravatar
Next chapter