webnovel

LEO si DUKUN S-1

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk ketika bosan. Tapi, apa jadinya bila yang bosan itu sang DEWA. Beruntungnya lagi, Bumi terpilih sebagai sarana penghilang bosan. Dengan satu titah dari dewa. Bumi berubah 360 derajat. "MARI UJI NYALI, WAHAI MANUSIA" Sebuah firman yang bergema diseluruh penjuru bumi. Melahirkan ribuan tower disetiap sudut bumi. Yang ditempati oleh gabungan rasa takut manusia. Mereka menyebutnya DUNGEON. Ini kisah perjalananku, LEO si DUKUN S-1.

Mappan · Horror
Not enough ratings
18 Chs

HANTU

Ada sedikit keberanian yang muncul dikala parang ada ditangan. Tapi, tetap saja rasa takut tidak bisa di bohongi. Kaki Leo mulai bergetar, tangan juga tidak luput, yang menyebabkan parang ikut begetar juga.

Ibu!

Ibu!

Hiks Hiks

Namun suara itu tidak berhenti, malahan semakin nyaring. Pertanda bahwa suara apapun itu kini mulai mendekat. Segala macam film horor, cerita seram, legenda mistis, semakin jelas terbayang dikepala.

Ibu! Ibu dimana!

hiks hiks

Semakin dekat, semakin jelas suara lengkingan anak kecil yang terus memanggil ibunya. Walaupun ada kedengaran isak tangis, tapi dibalik itu ada campuran suara anak kecil tertawa. Terdengar membingungkan tapi juga menyeramkan.

Cari saja ibu mu dibalai desa!

Mungkin ada disana!

Menguatkan diri, Leo membalas suara itu dengan jawaban nyaring. Leo tidak tahu kenapa, mungkin karena rasa takut itu membuat dia menjawab suara anak kecil ini. Masih terdiam dipenampungan air bersih, 1 menit berlalu. Tapi suara itu tidak muncul lagi.

Rasa aman sedikit mulai bangkit, kaki dan tangan yang begetar sudah pulih. Dengan laju Leo mulai membilas badan dari sabun, tanpa berpakaian hanya memakai handuk, Leo meraih semua perlengkapan dan berlari pulang ke rumah paman. Tidak ada niat tetap disana lebih lama.

Sial!

Kalau mang dungeon, napa tidak ogre ke, golem, werewolf, naga juga boleh!

Jangan hal menyeramkan begitu!

Sambil kembali kerumah Leo terus mengomel, mencoba menenangkan diri dengan sebuah pembenaran tidak pasti. Namun dirumah sudah ada yang menanti. Seorang wanita berkaos ketat yang memamerkan keindahan tubuhnya, memakai celana pendek sepaha, berambut panjang dan berlesung pipit. Terlihat sangat manis dan menawan layaknya gadis cantik korea. Itulah yang membuat Leo terdiam tanpa kata ketika membuka pintu depan rumah.

Wanita itu terlihat sangat nyata, sedang mondar mandir diruang tamu. Leo benar benar lupa akan segala kisah menyeramkan sebelumnya. Pesona kecantikannya telah membius Leo.

Sayang, kamu pulang!

Wanita itu berlari manja sambil merentangkan tangan. Kemudian memeluk Leo dengan erat. Sentuhannya, wangi itu, benar benar extravaganza. Terbuai oleh pesona wanita cantik, refleks tangan Leo mulai merapat hendak membalas pelukan wanita ini.

Dengan senyum lebar tangan leo mulai merapat. Diluar dugaan, tangan Leo merasa tidak menyentuh sesuatu yang lain. Tapi yang disentuhnya itu terasa seperti tangan sendiri. Sontak mata Leo terbuka dan sedikit melotot. Kepala mulai merunduk sedikit melihat kearah tangan. Ketika tangan Leo berusaha meraba rambut wanita itu.

Apa yang terlihat benar benar buat Leo pucat bukan kepalang. Jarinya bergerak menembus rambut. Merasa tidak yakin, tangan meraba punggung, hasil juga tetap sama. Tangan itu menembus badan bagai udara kosong.

Badak eh!

Tanpa sadar mulut Leo memaki.

Sayang bilang aku kayak badak!

Suara wanita mulai terdengar dingin dan ada nada marah disana. Melepas pelukannya, wanita cantik mulai memegang Leo dipundak dan menatapnya dengan wajah kecut manis sedikit cemberut.

Tidak... itu tidak begitu...

Ada rasa takut, namun raut wajah gadis itu membuat Leo merasa bersalah juga. Perasaaan tidak jelas itu bercampur aduk dihati. Leo benar benar bingung harus bersikap seperti apa.

Ngaku ndak, sayang bilang aku kayak badak!

Leo bisa merasa cengkraman dipundak semakin keras.

A..Aku.. ti..tidak.. ngo..ngomong gitu...

Dengan terbata bata Leo berusaha mencari alasan pembenaran.

BOHONG!

Tepat didepan muka gadis itu meneriaki Leo. Namun apa yang lebih adalah matanya sudah berubah merah pekat, rambut merah yang bekobar seperti terkena angin, giginya berubah menjadi taring semua, kulit menjadi putih pucat.

GAJAH!

Raut muka yang berubah seketika tepat didepan mata, membuat jantung Leo mau copot saat itu juga. Itu sangat mengerikan, seperti ketika kamu disanjung tinggi tinggi, sesaat kemudian kamu dihempaskan ke tanah.

Leo benar benar tidak menduga itu datang. Seumur hidup dia tidak pernah melihat hal menyeramkan sedekat ini. Ingin lari tapi tidak bisa. Badan terasa lemas, belum lagi cengkraman gadis itu masih belum lepas.

SEKARANG AKU TERLIHAT SEPERTI GAJAH!

Raut wajah wanita itu semakin menyeramkan. Sialnya kini tangan sudah dileher Leo. Mendorong dan merapatkan Leo ke pintu depan.

SEMUA LELAKI MEMANG BAJINGAN!

Leo meronta ronta berusaha melepaskan tangan wanita itu dari lehernya. Tapi tidak satupun yang bisa dilakukan sejak tangan Leo hanya menembus semua. Muka Leo mulai merah, tangan meraih apapun yang ada dan berusaha memukul kearah wanita ini.

Aaaaaaa!

Sebuah teriakan manja keluar dari mulut wanita ini. Wajah sudah kembali cantik dan manis. Sedikit memerah wanita ini memalingkan wajah dan memegang kedua pipi dengan tanganya.

Uhuk..Uhukk...

Sedikit lebih lama, mungkin Leo sudah pergi menghadap yang kuasa. Untung saja wanita itu melepaskan tangannya. Tidak tahu kenapa bisa begitu, paling tidak Leo senang bisa bebas sesaat.

Kalau sayang menginginkannya!

Boleh kok!

Tidak perlu membuatku marah!

Sekarang nada suara wanita ini terdengar sangat manja dan manis. Leo benar benar naik pitam, kadang manis kadang seram, kalau saja punya karung, mungkin sudah dikarungnya wanita ini, buang ke sungai untuk umpan ikan.

"Siapa juga mau sesuatu dari gadis setan kayak kamu", kata Leo memaki wanita ini dalam hati. Tapi kenapa tiba tiba berubah? Disaat Leo memikirnya, wanita itu mencuri lirik kearah Leo, sambil tersipu malu dia memalingkan muka lagi.

Kenapa lagi wanita setan ini? Dalam hati Leo mempertanyakan kelakuan aneh gadis ini. Ketika Leo melirik kebawah, handuk sudah ada dalam genggaman. Sontak Leo terdiam, dia benar benar telanjang tanpa ada sesuatu yang menutupi.

Asem! ini hantu bisa sange juga! Bergegas Leo memasang celana. Matanya melirik pintu, berniat lari segera mungkin.

JADI AKU JELEK KAYAK BADAK DAN GAJAH!

SEKARANG SAYANG TIDAK MENGINGINKAN KU LAGI!

Rambut mulai tampak merah dan berkobar, mata juga berubah, gigi taring mulai terbentuk. Mata Leo melotot, jantung berdetak kecang sekali lagi. Dia tidak habis pikir dengan logika bengkok gadis setan ini. Namun jika Leo tidak memberikan alasan, dipastikan dia mengalami lagi kejadian tadi.

Otak berfikir keras apa yang harus aku lakukan. Bagaimanapun juga gadis ini adalah setan, apa aku harus memperlakukan dia layaknya wanita normal?

Leo berdiri dengan tangan memegang celana, siap untuk diturunkan. Wanita setan mulai berpaling.

Buatkan aku kopi dulu! sejuk ni!

Biar ndak ngantuk, jadi ngopy bentar sayang!

Wanita itu kembali ke wujud imut, mendengar permintaan Leo segera dia melangkah ke dapur. Begitu wanita itu menghilang kedalam dapur. Bagai kilat Leo membuka pintu lari dari rumah pamannya. Segera Leo menuju rumah depan, merangkak kedalam kolong rumah. Tidak lama kemudian suara wanita itu terdengar lagi.

Sayang?

Suara yang pelan dengan nada bingung.

Sayang!

Suara semakin nyaring dengan nada sedikit berat.

SAYANGGGG!

Jangan bilang kamu lari dengan wanita lain!

Kali ini dengan lengkingan wanita setan itu mulai mencari Leo. Terlihat dia mondar mandir menembus rumah disekitar rumah pamannya. Leo terdiam tidak tahu harus berkata apa. Apa dia cuma menjadi ayam sebelihan, jika dia tidak bisa menyentuh hantu itu, macam mana dia bisa selamat terkurung dikampung ini.

Leo terdiam, sesuatu menembus kolong didepan dia sedang bergerak keluar. Ada hantu lain yang berada dirumah tempat dia sembunyi. Lagi lagi ada saja yang membuat Leo jantungan. Jika saja dia mengidap penyakit jantung, sudah dari awal dia masuk dalam kubur.

Tiba tiba langit menjadi cerah, rembulan tembus menerangi seisi kampung. Satu demi satu wujud orang terlihat. Orang tua, orang dewasa, remaja, gadis, ibu ibu, semua terbang rendah kesana kemari menembus semua rumah. Leo benar benar shock berat.

Sebanyak ini!

Itu yang terlihat oleh Leo sebentar. Ketika Leo berpindah kesamping melalui kolong rumah. Juga ada disekitaran ujung dekat jembatan. Perkiraan kasar, itu ada belasan hantu. Mereka semua terlihat nyata seperti manusia. Jika bukan karena terbang, tidak ada yang bisa membedakan sampai ketika mereka berubah.

Hallo!

Klepakkk

Kepala Leo terantuk ke lantai rumah.

Buat kaget tahu, asu!

Leo berbalik kearah dimana suara berasal. Seorang kakek tua, botak, berkumis dan jenggot lepat berwarna putih. Merangkak seperti katak disamping rumah diluar kolong. Matanya yang melotot memandangi Leo. Disinari cahaya bulan, remang remang Leo bisa melihat senyum gigi ompongnya.

Kakek tua itu mulai merangkak seperti kecoa mendekati Leo dengan pelan.

Mari kita ngintip bersama!

kikkikikikik

Kemudian kepala kakek tua berputar searah jarum jam, dengan mata melotot diantara celah kayu lantai rumah.

Gadis itu biasa memakai warna pink!

Kemudian kepalanya berputar lagi searah jarum jam keposisi semula memandangi Leo lagi. Leo tertegun, membayangkan jika kepala dia berputar juga seperti itu. Kalau tidak patah apalagi namanya.

Lain waktu kakek!

Aku ada urusan!

Leo berusaha mencari alasan buat pergi. Sebelum sempat mengambil langkah ketika berbalik, Leo mulai merinding lagi.

Jadi itu kamu!

Orang suka mengadu ke kepala desa!

Suara kakek terdengar cukup pelan namun terdengar dingin. Leo tahu kalau dia menoleh, bukan hal bagus yang bisa dilihat seperti dirumah paman. Tidak tahu kenapa, mungkin karena ada sedikit penasaran, ataupun karena takut. Leo berbalik dan sedikit melirik.

Kumis dan jenggot mulai bekibar dan berubah warna merah, tidak luput juga mata menjadi merah tajam, gigi yang tersisa berubah jadi taring.

Emak! apa lagi ini!

Kolong sudah termasuk gelap, hanya mendapat sedikit cahaya bulan. Tapi pancaran mata merah didalam kolong gelap, jauh lebih mengerikan ketika dirumah pamannya.

Menggunakan kaki kiri yang berpijak pada tiang pondasi rumah, Leo mulai mendorong badan. Dengan momentum itu Leo mulai berguling cepat secepat yang bisa untuk keluar dari kolong.

KIIIIKKKKKKKKKK!

Suara kakek tadi mulai melengking. Dengan gesit seperti gerak kadal, kakek mulai mengejar Leo. Sedikit lagi Leo bisa bangkit berdiri, berniat lari ketika dia berhasil keluar dari kolong rumah. Namun sesuatu telah menangkap pergelangan kakinya. Leo terkapar lagi dan mulai tertarik kembali kekolong rumah.

Assuuuuu!

Bekar cakar ditanah bisa terlihat. Dikala Leo berusaha meraih apapun yang ada supaya tidak tertarik kedalam kolong rumah. Salah tangan berhasil meraih tiang pondasi rumah, dengan gesit dan mengerahkan semuanya Leo mulai mencengkeram dengan kedua tangan pada tiang itu sekuat dia bisa.

Lepaskan aku setan tua keparat!

Kaki Leo yang satu lagi berusaha menendang kakek ini. Namun seperti sebelumnya. Tendangan itu hanya menembus angin kosong. Leo bisa merasakan perih dipergelangan kaki, cengkeraman kakek itu sangat kuat. Bahkan tangan yang memegang tiang, mulai terasa kendor.

Sayang?