webnovel

Lemonande

Kisah sekolah yang unik. Pernikahan di usia remaja

Romi_Juniawan · Urban
Not enough ratings
1 Chs

Part 1

"Ughh berat," lenguh Raka, sang empunya tidur. Perasaan dia tidur sendirian tadi malam, kenapa tiba-tiba jadi berat begini.

Raka mengucek matanya dengan kondisi setengah sadar. Badannya belum ia gerakkan, buka  karena malas tapi ada sesuatu yang menindihnya.

"Hei apa-apaan ini," rutuknya dalam hati. Keadaannya saat ini mungkin terbilang absurd. siapapun lelaki yang melihatnya pasti ingin menukar posisinya dengan Raka.

Dua Orang perempuan tertidur tepat diatas Raka. Satu perempuan tidur dengan menindih perut Raka menggunakan kepalanya. satunya lagi memeluk paha Raka seolah olah itu adalah guling kesayangannya.

Raka ingin marah pada dua perempuan itu, tapi tidak bisa. Toh mereka berdua kini sudah sah menjadi istrinya. Dirinya dijebak  untuk menikahi kedua gadis ini.

.

.

.

Bermula dari kejadian dia terjebak di ruang penyimpanan bola basket bersama kedua gadis ini. Lalu kedua gadis ini merecokinya dengan obat tidur yang entah mereka berdua dapat dari mana.

Setelahnya dimulailah drama mereka berdua melepas bajunya dan menangis tersedu-sedu. Dan apesnya yang mengetahui pertama kali adalah ibunya Raka, Kepala sekolah tempat dia bersekolah saat ini.

"Astaga, apa yang terjadi ini?" Ibu Imelda, begitu sapaannya, shock melihat apa yang ada di depan matanya saat ini.

Awal mula dirinya yang punya kebiasaan mengelilingi sekolah untuk memantau jika ada siswa siswanya yang melakukan kegiatan "aneh" di sekolah yang dia kepalai saat ini.

Ketika melewati gedung olahraga SMA Kusuma Bangsa, dirinya mendengar suara aneh dan ternyata itu adalah suara tangisan perempuan.

Dan apa yang ia lihat saat ini benar-benar membuatnya shock berat. Beruntung ia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Anaknya, anak yang ia banggakan, Raka Aditya Purnama tidur dengan hanya menyisakan celana kolor saja. Dan disamping kiri kanannya ada dua gadis yang hanya menutupi tubuhnya dengan secarik kain segitiga di area sensitifnya.

"Hikzz hikzzz Ra...Raka bu," ucap Alicia, salah satu gadis yang ada di samping Raka.

"Dia memperkosa kami bu," ucap gadis yang satuan, Almia, sembari mengusap air matanya yang terus mengalir. Berterima kasihlah dengan sepupunya Alicia yang telah menyiapkan obat tetes mata sebelumnya.

Bagai di hantam Palu Thor, Ibu Imelda murka pada anaknya.

Setelah itu tanpa menunggu penjelasan Raka, Ibunya menikahkan dia dengan kedua perempuan tersebut.

Sejak itu pula, Raka semakin dibenci siswa-siswa cowok di sekolahnya karena berhasil menggaet kedua primadona sekolah SMA Kusuma Bangsa.

Padahal kejadiannya tidak seperti yang mereka pikirkan..

.

.

.

Melihat kedua istrinya tidur dengan raut wajah yang polos, entah kenapa rasa kesalnya tentang bagaimana dia menikah dengan mereka berdua dulu hilang begitu saja.

Semenjak menikah dan tinggal dirumah baru mereka bertiga. Raka sudah membuat keputusan sepihak yakni belum boleh tidur bersama dulu. Namun entah bagaimana mereka berdua selalu bisa nyelonong masuk ke kamarnya tiap malam.

Meskipun baru tahapan tidur bersama, belum sampai tahap "seks".

Raka merasa bersalah, sepertinya mulai besok malam dia akan mengijinkan mereka berdua tidur bersama dengannya.

Melihat wajah polos tidur mereka berdua membuat Raka secara naluriah mengelus rambut mereka berdua. "harum," Raka terus mengelus rambut mereka berdua. Memberikan kenyaman terbaik untuk saat ini.

"Raka masukin yang dalam dong sayang,"

"Ahh Raka jangan masukin disana,".

Otak Raka  ngeblank  seketika mendengar igauan mereka berdua. "Kalian mimpi apa sih," lirih Raka dengan degup jantung yang begerak cepat.

Alicia dan Almia menyeringai. Rupanya mereka sudah sadar semenjak Raka mengelus rambut mereka berdua. Melihat wajah imut Raka adalah salah satu asupan pagi bagi mereka berdua.

.....

Chapter 2 : Sekolah yang menyenangkan

Sekilas tentang SMA Kusuma Bangsa. Sekolah swasta terelit dari yang terelit di Kota Jakarta. Sekolah dengan standar internasional ini dihuni oleh anak anak dari kalangan pejabat, pengusaha hingga anak kepala daerah.

Namun tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak kelas menengah kebawah untuk bersekolah di SMA Kusuma Bangsa. Karena, semenjak Keluarga Purnama membeli sekolah ini, beberapa kebijakan diubah oleh Ibu Imelda, salah satunya yakni memasukkan program beasiswa prestasi.

Ibu Imelda adalah kepala keluarga "Purnama" semenjak suaminya meninggal karena penyakit yang di deritanya.

Keluarga Purnama sendiri memiliki perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan distribusi industri garmen. produknya sudah terkenal di kawasan eropa.

.....

Purnama Blue House

Kediaman keluarga Purnama kini tampak tak baik-baik saja. Salahkan adik bungsu dari Raka yang membuat kerusuhan. Beberapa pelayan keluarga sampai dibuat bingung harus melakukan apa untuk menenangkan Cyntia Larantika Purnama, adik bungsu Raka.

"Ada apa ini ribut-ribut?" nyonya rumah, Ibu Imelda baru saja turun dari lantai 2. Tubuhnya masih berbalut baju tidur. "Maaf nyonya, nona Lara tidak mau keluar kamar,"

"Astaga..anak itu," Ibu Imelda hanya bisa memijit mijit kepalanya akibat kelakuan putri bungsunya itu. Semenjak anaknya Raka menikah, kelakuan putri bungsunya mulai menjadi aneh. Teriak-teriak tidak jelas, marah-marah sendiri hingga pernah "mengumpat" pada dirinya. Dulu ibunya makan apa sampai melahirkan anak ini.

"Kalian pergi saja, biar aku yang mengurus anak itu," perintah Ibu Imelda kepada para pelayannya. Ibu Imelda berdiri di depan kamar anak bungsunya itu.

Meskipun bukan anak kandungnya, tapi Lara tetaplah anaknya.

Ibu Imelda mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah Smartphone. Senjata ampuh yang membuat anaknya Lara mau keluar dari kamarnya. Mengotak-atik smartphonenya, mencari rekaman suara anaknya, Raka. "Dasar bocah, awas saja kalau berbuat aneh-aneh lagi," seringai Ibu Imelda, bersiap-siap memberikan "hukuman manis" pada anaknya.

"Lara, kakak datang," suara Raka dari luar kamar Lara di lantai 1.

"Kakak," teriak Lara. Lara berlari ke pintu kamar dan membukanya.

Ceklek

"Halo anak manis," bukannya mendapat wajah tampan kakaknya di depan pintu, tetapi wajah ibunya plus seringainya.

"Eh hehe hai bunda," ucap Lara cengengesan, bersiap menutup pintu kamar. Tangannya mencoba mendorong pintu dan memasukkan badannya ke kamarnya lagi.

"Mau kemana kau nak," tangan ibunya sudah mencekal tangan Lara, mengantisipasi anaknya kabur kedalam kamarnya.

"Ampuuuuunnnn," teriak Lara.

Ya begitulah kehebohan kediaman Keluarga Purnama di pagi hari.

Para pelayan hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku anak dan ibu itu. Menjadi kebahagiaan tersendiri melihat mereka yang harmonis. Lebih lengkap lagi dengan Tuan Raka.

Namun Tuan Raka sudah menikah dan tak lagi tinggal di Purnama Blue House. Tuan Raka lebih memilih tinggal dirumah lain. ada kekecewaan tersendiri bagi pelayan, khususnya pelayan perempuan, karena tak bisa melihat wajah tampan Tuan Raka.

...

"Bisa tidak kalian melepaskan tanganku?" ujar Raka menahan malu. Pasalnya kedua tangannya diapit oleh kedua istrinya itu. Lebih memalukan lagi menurutnya, dada mereka itu bergoyang-goyang di lengannya. "Ya tuhan...kuatkan hati ini,"

"Tidak," tolak mereka berdua.

"Hey ayolah," pinta Raka. Raka menahan malu melihat tatapan siswa-siwi lain. Belum lagi tatapan siswa yang "iri" melihatnya digandeng dua cewek "most wanted" di SMA Kusuma Bangsa.

"Tidak mau sayang," ucap Alicia tegas

"Ti....tidak mau sa..sayang," ucap Almia malu-malu. Tidak mau kalah dari saudarinya.

Jika terus-terusan begini, bisa-bisa Raka akan kena sanksi dari Dewan Kedisiplinan OSIS. Bermesraan di tempat terbuka adalah sesuatu yang dilarang di SMA Kusuma Bangsa. Meskipun dia anak kepala sekolah, tetapi dia anak yang taat aturan. Raka memutar-mutar otaknya mencari solusi.

"Alicia, Almia bagaimana kalo begini, jika kalian melepaskan tanganku, aku janji kalian boleh tidur setiap malam denganku?" tawar Raka kepada dua istrinya.

"Tidak," tolak Alicia tegas. Sementara Almia manggut-manggut setuju dengan saudarinya. Toh setiap malam mereka bisa masuk kamar Raka diam-diam.

"Hmmm kalo gitu tambah tiap akhir pekan kita jalan-jalan, gimana?" Raka menambah tawaran yang diberikannya.

"Ok," jawab Alicia. Ini yang dia tunggu, kapan lagi bisa jalan-jalan (kencan) dengan suami tercinta. Almia ikut senang juga, karena mereka berdua sudah merencanakannya. Mereka berdua akhirnya melepaskan tangannya dari lengan Raka.

Alicia dan Almia adalah dua bersaudara dari keluarga besar "Miranda". Keluarga yang memegang usaha terbesar bidang pariwisata dan hotel di daerah Jawa Barat.

Merek berdua sudah menyukai Raka sejak lama. Ketika menemani ayah mereka berdua, kepala keluarga "Miranda", Jose Antonio Miranda pada pesta ulang tahun mereka berdua. Waktu itu Raka kecil datang bersama ayah dan ibunya.

Tiba-tiba Almia yang awalnya berjalan di samping kanan Raka, mundur kebelakang, bersembunyi dibalik punggung suaminya, Raka.

"Kau kenapa mia?" tanya Raka pada istrinya. Almia memegang erat lengan baju sekolah Raka dan bersembunyi dibalik punggungnya.

"i....i....itu," tunjuk Almia ke arah depan dengan wajahnya yang ketakutan.

Alicia dan Raka melihat kedepan, ternyata mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah SMA Kusuma Bangsa. Terlihat disana Ketua OSIS dan Ketua Dewan Kedisiplinan SMA Kusuma Bangsa.

"Mampus," batin Alicia bergidik. Gara-gara terlalu lama di jalan, sepertinya mereka bertiga terlambat.

Wajah Almia tampak pucat pasi.

"Tenang..nanti biar aku yang bicara dengan Ketua OSIS," ujar Raka menenangkan Almia. Toh selama ini dirinya ketika berbicara dengan ketua OSIS selalu baik-baik saja. "Dia baik sekali padaku,"

"Baik?" ujar Alicia. Tak mungkin Ketua OSIS baik pada suaminya, pasti ada maunya. Karena selama ini yang dia dan Almia kenal, Ketua OSIS adalah perempuan terkejam no 1 di SMA Kusuma Bangsa. Terlebih lagi Almia yang pernah merasakan hukumannya, membersihkan WC lantai 2, semua WC-nya.

"Iya baik kok," ujar Raka meyakinkan. Dirinya masih ingat lembutnya suara ketua OSIS waktu berbicara dengannya. Bahkan beberapa kali sempat membantunya.

....

To Be Continued